Try new experience
with our app

INSTALL

Rusa Entertainment 

Rusa Entertainment

DESEMBER 2005 

  Di tengah malam. Antonio tengah menulis. Ini adalah proyek pertama RUSA ENTERTAINMENTNampak Antonio begitu semangat menyelesaikan skenario film. Tetapi jika boleh jujur, Antonio lebih berharap kalau skenario ini dikerjakan oleh Rosalina. Tulisan dan ide-ide Rosalina jauh lebih baik dari dirinya. Sejatinya, Antonio memang lebih tertarik menjadi sutradara ketimbang menjadi seorang penulis.

  Antonio memang sejak lama berdoa kalau dia dapat berjodoh dengan Rosalina. Dia akan membuat sebuah rumah produksi sendiri. Dan rumah produksi tersebut akan diambil dari nama dia (yang sebenarnya) dan nama Rosalina (nama Rosalina sebenarnya) sehingga nama rumah produksi tersebut adalah RUSA ENTERTAINMENT. Rosalina menjadi penulisnya. Dan Antonio yang menjadi sutradaranya. Selanjutnya tinggal mencari investor! Memang kini Rosalina menjadi istrinya. Secara fisik, Rosalina memang miliknya. Tetapi tidak secara hati. Cinta Rosalina masih terpaut dengan Lukas. Tapi Antonio tidak pernah mempersoalkan itu. Cinta itu hanya perkara waktu. Ada doa, ketulusan, dan kebaikan yang akan mengubah semuanya. 

  Tiba-tiba Antonio dikagetkan dengan suara tangisan bayi. “Hmmm… nampaknya Devan terbangun” Antonio pun bergegas ke tempat di mana suara bayi tersebut terdengar. Devan seorang bayi yang lucu tengah menangis di tempat tidurnya. Antonio langsung menggendongnya dan mencoba menenangkannya. Namun, Devan masih saja menangis. Antonio bergegas keluar dan membuatkan susu untuk Devan. 

  Tetapi Antonio tidak kembali lagi ke kamar Devan, melainkan melangkah ke kamar Rosalina. Antonio mencoba membuka pintu perlahan. Berusaha membuat Rosalina tidak terbangun. Antonio pun masuk ke dalam dengan langkah yang perlahan. Sembari tangannya tetap memegang botol susu yang sedang menancap di mulut Devan. “Aku tahu seorang ibu di manapun ingin merasakan menggendong anaknya dan menyusui anaknya sendiri. Meskipun saat ini kamu belum bisa seperti itu. Makanya aku sengaja datang ke kamarmu. Aku ingin kamu cepat sembuh dan melupakan semua kenangan pahit. Berbahagialah dengan anakmu ini. Aku tetap akan mencintai anak ini meski anak ini adalah anak Lukas.” Nampak kalimat terakhir yang diucapkan Antonio membuat air matanya jatuh.