Contents
Stupid Mistake
Teror Romantis
Kemudian, kakak Gio berteriak memanggil-manggil nama Gio dan sempat bertanya kepada Bi Murni. Selain Kak Revan Gio juga mempunyai kakak perempuan yang bernama Kak Mikha.
“Gio...!!! Gio...!!! Where are you ?” teriak sang kakak
Kak Mikha berpapasan dengan Bi Murni dan bertanya “Bi, Gio kemana sih, kok aku panggil dari tadi enggak jawab-jawab ?”
“Oh, Den Gio di kamarnya, Non.”
“Oke, Bi. Makasih.”
“Tapi... Non...” ucapan Bibi terhenti karena Kak Mikha langsung menghampiri kamar Gio. Bi Murni berniat memberitahu bahwa ada Dara di kamar Gio, tapi tidak sempat karena Kak Mikha keburu pergi.
***
Sebelumnya, gue perkenalkan dulu Gio itu adalah anak ketiga yang memiliki dua kakak, yang pertama kakak laki-laki yang bernama Kak Revan Aditya Ramadhan yang sudah bekerja di perusahaan milik keluarganya yaitu Ramadhan Gruop serta kakak perempuan yang bernama Mikhaila Tasya Aqilah. Kakak perempuan Gio ini adalah seorang atlet taekwondo yang terkenal sangat tegas dan garang, walaupun sebenarnya Kak Mikha ini orangnya sangat ramah dan cantik. Kak Revan dan Kak Mikha sangat menyayangi Gio semenjak kedua orang tua Gio sibuk dan jarang pulang ke rumah karena harus mengurus perusahaan keluarga di London.
***
Kak Mikha membuka pintu kamar dan berteriak “Gio...!!!”
“Upsss...” Kak Mikha sangat kaget melihat Gio yang tidur seranjang dengan Dara, kemudian Kak Mikha menarik telinga Gio.
“Awwwww, Aduuhhhh... Sakit, Kak!”
“Siapa yang suruh lo tidur seranjang sama cewek ini ? Tunggu... tunggu... ini Dara kan ?” tanya Kak Mikha
“Iya sorry, gue ketiduran. Tapi, please jangan berisik.”
“Gimana ceritanya lo bisa deket sama dia lagi ? Bukannya udah end ? Lo pelet dia ya, De ?”
“Sialan lo, Kak. Gue udah ganteng enggak perlu pake pelet, cewek-cewek pada ngantri. Lagian salahnya dimana kalau dia sekarang sama gue lagi ?” tanya Gio
“Enggak apa-apa sih. Gue takutnya dia buta aja mau balikan lagi sama cowok kaya lo.” canda Kak Mikha
“Udah ah, ngeledek gue terus. Kak gue mau minta tolong bisa ?”
“Apaan ? Jangan bilang lo suruh gue comblangin lo lagi sama Dara. Ah, gamau ah.”
“Bukaaann!!! Ngomongnya di luar aja. Takut Dara bangun.”
Akhirnya, Kak Mikha dan Gio keluar kamar. “Ada apaan ? Ini pasti misi serius ya.”
“Gini kak, sebelumnya gue mau cerita dulu sama lo. Jadi, sebelum gue putus sama Dara ada satu orang cowok yang mencoba ngerebut Dara dari gue namanya Andre. Nah, terus enggak lama Dara putusin gue kan. Setelah itu, selang beberapa bulan Dara putus sama Andre dan kembali lagi sama gue. Terus, sekarang Andre enggak terima di putusin sama Dara dan meneror gue sama Dara. Gue mau lo jadi detektif, selidikin apa bener yang neror gue sama Dara itu, Andre atau bukan.”
Gio meminta bantuan Kakaknya untuk memata-matai Andre. Tidak disangka ternyata Andre adalah teman latihan taekwondo Kak Mikha. Kak Mikha menjelaskan bahwa Andre kebetulan sedang mendekati Kak Mikha. Gio meminta Kak Mikha untuk memanfaatkan kedekatannya dengan Andre untuk menyelidiki rencana jahat Andre.
“Gimana bisa kan ?”
“Oke, no problem, bro. Gue akan bantu lo. Tapi, beliin gue sepatu ya nanti.” ucap Kak Mikha sambil mengedipkan satu matanya dengan manis.
“Iya, gampang.“
Tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggil Gio.
***
“Gio... Gio...” panggil gue
“Hei, Sayang. Kamu udah bangun ?” tanya Gio
“Hai, Dara. Apa kabar ?” sapa Kak Mikha
Mata gue masih setengah terbuka dan akhirnya gue mencoba untuk membuka mata “Hai Kak Mikha...” ucap gue langsung duduk
“Kenapa kaget ya ? Maaf-maaf. Tiduran lagi aja enggak apa-apa kok.” ucap Kak Mikha
Kemudian, Gio menghampiri dan duduk di dekat gue. “Mimpi apa tadi kamu ?” tanya Gio sambil mengelus-ngelus rambut gue
“Ehm..Ehm..” kode jomblo dari Kak Mikha
“Upss, sorry. Jomblo harus cepat-cepat keluar dari sini.”
“Berani lo ngusir gue!” ucap Kak Mikha sambil melotot
Gue tersenyum melihat Gio yang mulai panik. Gio mulai memberikan kode ke Kak Mikha yang sebenarya gue enggak tau itu kode apa.
“Ssttt... (sambil mengarahkan kepalanya ke pintu kamar)”
“Oke...oke...Gio udah kasih kode nih. Aku keluar dulu ya, Dara. Nanti kalau Gio macam-macam teriak aja.” ucap Kak Mikha mengedipkan satu matanya.
Setelah Kak Mikha meninggalkan kamar Gio, secara spontan “Aku gemeeesssss banget sama kamu!!!!” Gio sambil memeluk gue dengan gemas.
“Ih, peluk-peluk. Bandel ya! Aku teriak nih, panggil Kak Mikha. Kak Mik...” mulut gue ditutup dengan tangan Gio yang super duper nyebelin itu.
“Antar aku pulang ya, Gi. Mama pasti cari aku.”
“Siap putri cantik.” ucap Gio sambil mengedipkan satu matanya
Sebelum keluar kamar, gue ke kamar mandi dahulu dan meratapi apa yang terjadi di hari ini sembari berkaca di kamar mandi yang klasik nan mewah itu.
“Aku tidak pernah bermimpi, jika kenangan akan kembali terulang. Aku kembali menatap wajahku sendiri di depan cermin dan melihat banyak penyesalan dan kekecewaan. Maka, jika Tuhan membawaku kembali pada orang yang sama dan cinta yang sama, maka akan aku pastikan bahwa ia akan kekal dan terikat bersama rasa, rindu dan senduku.”
Kemudian, aku membasuh wajahku dengan kedua tanganku. Terdengar ketukan pintu “Tok..tok..tok.. Ra, are you oke ?”
Aku membersihkan sisa-sisa air di wajahku dengan selembar tissue.
“Maaf, lama ya hehe”
“Pasti kamu ngomong sama cermin lagi deh. Ngomong apasih ?” tanya Gio penasaran
“Coba aja tanya sama cerminnya, kali aja dia bisa jawab.” candaku sambil tertawa dan keluar dari kamar mandi
Tiba-tiba Gio menjegatku dengan tangannya dan tidak sengaja aku berhenti tepat di depan pandangannya.
“Gio, jangan halangin aku. Aku mau keluar.”
“Disini aja dulu, kita pandang-pandangan biar romantis. Soalnya, aku rindu kamu.”
“Ih, kamu kenapa sih. Aneh. Minggir ah.”
Kemudian, gue mencoba menerobos tangan Gio yang sedari tadi menghalangi gue. Lalu, karena gue terlalu memaksa akhirnya gue tersandung dan hampir jatuh. Untung saja ada Gio yang menarik tanganku dan alhasil wajah Gio dan gue lebih dekat lagi hanya sejarak 5 cm.
“Kan udah aku bilang, diem disini. Jangan ngapa-ngapain.”
“Ma...ma...makasih Gi. Maaf ya hehe”
“Gemes...(Gio sambil mencubit pipi dan memegang wajah gue dengan kedua tangannya dan mengecup kening gue)”
Akhirnya, Gio mengantarkan gue pulang.
Sesampainya di depan rumah. Gue menemukan sebuah paket yang setelah gue buka ternyata isinya adalah sepasang anting perak berbentuk hati yang cantik .
“Paket ? Siapa yang kirim ? Kamu ?”
Gio hanya menggeleng saja dan tidak tahu apa-apa. “Baru kali ini ada paket yang enggak ada pengirimnya.”
Gio hanya mengangkat kedua alisnya dengan wajah yang cuek, seolah-olah tidak mau tahu dan cemburu.
“Ih, kamu kenapa mendadak bisu sih. Cemburu ya.. Cie cemburu.”
“Yaudah, aku langsung pamit pulang ya.”
“Tunggu! Kamu enggak mau lihat apa isi pesannya ?”
Isi pesannya adalah...
“Jika aku diberikan pilihan untuk mencintaimu hingga kehidupan berikutnya, aku akan berbaris paling depan.”
24 November 2018
“Romantis banget ya yang kasih paket dan pesan ini. Hehehe”
“Aku mau pulang sekarang. Jangan tahan aku!”
“Sayang, ih enggak asik deh marah. Yaudah aku minta maaf, aku kan cuma bercanda. Maaf ya...” ucap gue dengan memberikan dia senyum termanis gue
“Ah, aku kalah nih kalau kamu udah kasih aku senyum manis kaya gini.”
“Hati-hati di jalan.” ucap gue sambil mencium pipi Gio secara refleks
Gio hanya tersenyum sembari masih memegang pipinya sampai ke motor.
Keesokan harinya....
Ketika gue sampai di kelas, sekelas sangat geger dengan adanya sebuah paket aneh, di bungkus dengan kertas sampul berwarna emas dengan pita berwarna merah beserta amplop di atasnya yang berada tepat di atas meja gue.
“Ada apaan sih, ngapain pada di meja gue ? Permisi dong.” ucap gue
“Ra, lo punya penggemar rahasia ya ?” tanya Gea
Gue mendadak bingung, kenapa ada paket yang sama lagi seperti kemarin. Gue mencoba tarik napas membuka paket tersebut. Ternyata isinya adalah nasi goreng.
“Ah, cuma nasi goreng aja di bungkusnya mewah banget. Kok lebay deh yang ngasih paket ini buat lo, Ra.”
“Entahlah, ada yang tau enggak siapa yang taro paket ini di meja gue ?”
Gue melihat sekeliling dan semua hanya geleng-geleng dan bertanya satu sama lain.
“Tapi, lumayan deh. Gue belum sarapan. Siapapun makasih ya nasi gorengnya.” ucap gue sambil melahap nasi goreng tersebut
Setelah, gue selesai memakan nasi goreng tersebut, gue penasaran dengan isi pesan di amplop yang ada di atas paket ini. Kemudian, gue buka dan isi pesannya adalah...
“Jika oksigen di dunia ini berkurang, maka manusia akan saling memperebutkannya. Tapi tidak denganku, dengan memilikimu saja, akan menjadi alasanku untuk tetap hidup, walaupun oksigen semakin berkurang”
25 November 2018
“Ah, lagi-lagi kalimat romantis. Sebenenarnya ini kerjaan siapa sih!” gumam gue
Tak lama, Gio datang dan bertanya “Hai, Sayang.” sapa Gio
“Hai juga, Sayang.”
“Dapet paket lagi ?” tanya Gio sambil menaikkan satu alisnya
“I...i...iya, Gi. Aku dapet paket lagi.”
“Yaudah, aku langsung ke meja aku ya.”
Sikap Gio seakan berubah dan menunjukkan bahwa dia tidak suka dengan kiriman-kiriman paket yang dari kemarin menghujani gue.
Saat bel istirahat, seperti biasa gue dan Gio ke kantin untuk makan bersama. Shock! Untuk pertama kalinya setelah gue balikan sama Gio, gue berpapasan dengan Andre mantan gue yang super duper ambisional. Tapi, ternyata respon dia ketika berpapasan sama gue, dia hanya menoleh sesaat dan kembali berjalan bersama teman-temannya. Oh, strong boy!
Sesampainya di kantin, Gio bertanya-tanya kenapa hal itu bisa terjadi.
“Tumben ya ? Mantan kamu itu enggak cari masalah sama kita ?”
“Entahlah. Mungkin dia udah ikhlas kali.”
“Atau dia emang sengaja kaya gitu. Atau juga ternyata paket-paket yang kamu terima dua hari ini adalah kiriman dia.”
So gue yang lagi minum tiba-tiba shock!
”Kenapa ? Keselek ya ? Kaget ? Atau memang benar ?” Gio seketika menghujani gue dengan banyak pertanyaan.
“Aku laper. Enggak ada waktu bahas itu.”
“Kenapa ? Yaudah kalo gitu.” ucap Gio seakan tidak puas dengan jawab gue
Sepanjang gue melahap makanan sampai habis, Gio hanya terdiam disebelah gue tanpa sepatah katapun.
“Ssttt...!! Kenapa sih diem aja.” tanya gue sambil menyenggol tubuhnya Gio
Gio hanya menengok ke gue dengan wajah cemberut dan bertanya “Udah selesai belum makannya ? Aku pengen balik ke kelas.”
“Udah..” jawab gue singkat
Akhirnya, setelah Gio membayar makanan yang gue makan. Gio langsung beranjak dari tempat duduknya dengan menggandeng tangan gue untuk menuju ke kelas. Kemudian, ada hal baru yang membuat Gio semakin bete sama gue.
***