Try new experience
with our app

INSTALL

BABAK BARU IKATAN CINTA  

DEKAT DI DOA

Didalam kamarnya, sore itu Nino seorang diri merenungi dirinya yang masih belum bisa melihat, sementara Reyna juga belum tahu tentang kebenaran dirinya adalah anak kandung Om Baik.

Nino ingin sekali melihat lagi, melihat Reyna dengan kedua matanya. Tapi sesaat ia juga berpikir tentang reaksi Reyna jika tahu kalau dia putri kandung Nino, saat dirinya bisa melihat kembali. Perasaan tak menentu melanda Nino sore itu.

“Tok.. tok.. tok...” terdengar suara ketuka pintu kamar Nino.

“Nino, ini mama.” Suara dari balik pintu itu terdengar.

Tak ada balasan jawaban sedikitpun. Hanya isak tangis seseorang terdengar ditelinga mama Nino.

Mama Nino akhirnya mencoba membuka pintu dan masuk mendapati Nino anaknya sudah duduk tersungkur dibawah lantai di samping tempat tidurnya.

“Astaga, Nino... Ada apa, nak?”

“Kenapa kamu seperti ini? Nino?”

Mama Nino berusaha mengangkat tubuh Nino dan menaruhnya diatas tempat tidur.

Nino dan mamanya duduk diatas tempat tidur Nino.

“ Kamu kenapa,  Nino? Cerita sama mama.”

“Nino... nino... nggak tau ma, sampai kapan ada donor mata yang mau mendonorkan matanya untuk Nino.”

“ Sabar, sabar... Mama yakin, kamu akan mendapatkannya sebentar lagi. Sabar ya.”

“ Nggak Ma... Nggak. Nino nggak mau terima donor itu.”

“Apa maksud kamu, Nino? Apa?”

“ Nggak, Ma.”

“Jelasin ke mama, apa alasan kamu bilang begitu.”

“Ma, Mama tau kan Reyna anak kandung Nino?! Nino nggak sanggup lihat Reyna sama mata Nino, Ma. Nino takut Reyna.... Reyna akan benci Nino, Ma!!”

“Tapi dia harus tau, Nino.”

“Nggak Ma!! Reyna nggak boleh tahu kalau aku ayah kandungnya!”

“Nino, mama nggak bisa mengulangi kesalahan mama di masa silam. Cukup Nino! Kamu nggak bisa tutupi lagi kebenarannya. Reyna akan tau kebenarannya, cepat atau lambat!”

“Tapi apa Ma?? Apa yang  bisa Reyna banggakan punya ayah yang buta dan nggak ngakuin dia sejak dalam kandungan?”

Terjadi perdebatan kecil antara Nino dan mamanya soal kejadian Nino mengusir Andin. Bahkan saat Andin dipenjara dalam keadaan hamil Reyna, Nino tak pernah datang menjenguknya. 

 

*** 

 

“Pergi kamu! Pergi dari sini! Pembunuh!!! Pergi!!” Nino mengusir Andin, istrinya itu karena ada di lokasi terbunuhnya Roy.

“Saya juga nggak sudi punya menantu pembunuh seperti kamu!! Pergi!! Keluar dan tinggalkan rumah ini!!” Teriak Mama Nino.

Andin yang menemukan Roy yang sudah tergeletak dirumahnya, ini yang membuat Nino dan mamanya mengusirnya.

 

***

Sementara itu, Papa Surya dan Mama Sarah sudah ada bersama dengan Elsa. Keduanya menjenguk Elsa.

“Jaga kondisimu ya, Elsa.” Kata Papa Surya.

“Iya, Pa”

“Jaga cucu Mama juga ya, nak.” Kata Mama Sarah

Elsa mengangguk.

Lalu Elsa memeluk Papa Surya dan Mama Sarah.

“Papa Mama hati-hati ya.” Kata Elsa

 

*** 

 

Malam harinya, Angga dan Michi didalam mobil yang membawanya pulang tengah asik membahas tentang film yang mereka tonton.

“ Seru bangeeet ya tadi filmnya!” Kata Michi.

“ Bener, sayang. Duh! Bener-bener hiburan banget ya bisa ke bioskop lagi!”

“ Apalagi perginya sama aku... Iya kaan??”

“ Hehehhehe... bener-bener!”

 

Tiba-tiba Handphone Michi berdering,

“Siapa sayang?”

“ Adik kamu nih.”

“ Ya, angkat aja. Siapa tau penting.”

Michi mengangguk.

“ Ada ...”

“Kak Michiiiii!!!!!”

“Kenapa?” Tanya Angga

“ Suara Chatrine nyaring banget”

“Chatrine... Ada apa? Jangan keras-keras dong ngomongnya,” Kata Michi

“ Iiiihhh Sebel!!! Kalian nggak ajak-ajak Chatrine!!!” Kata Chatrine sebel.

“ Ehh.. ehh... Chatrine, gini gini... Bukan maksud kakak nggak mau ajak kamu...”

“Bohooong!!!! Ihhh kalian yaaaa.,, sungguh terlaluuu.”

Michi meminta maaf ke Chatrine .

“ Maaf ya, dek. Kakak pikir kamu sibuk sama kerjaan kamu, Jadi kaka takut ganggu kamu.”

Angga menyuruh Michi menggunakan mode speaker agar dia juga bisa denger.

“ Nggak mau!! Chatrine pulang eh, nggak ada siapa-siapa dirumah.”

Chatrine tau kalau kakaknya pergi ke bioskop dari postingan story IG yang diunggahnya.

“ Iya udah, kakak minta maaf ya dek. Kapan-kapan kita ajak kamu kok. Udah ya. Kita ketemu dirumah, kakak lagi dijalan bawa mobil nih. Yaa... maaf ya.” Kata Angga.

Telpon ditutup.

“ Ih kamu nih mas, pake acara posting-posting di medsos lagi, kan aku jadi nggak enak sama Chatrine.”

“Udah gapapa, tenang aja.”

 

***

 

“Opa, lihat deh gambar aku.” Kata Thomas mendatangi Irvan, kakeknya

“Coba sini, opa lihat.... waah! Iya bagus!!! Pinter cucu Opa.” Kata Irvan.

“ Pa....”

“Iya ?”

“Mama....” Kata Thomas.

Mendengar kata yang keluar dari cucunya itu, Irvan langsung memeluk Thomas.

“Thomas sayang, Opa sayaaaang banget sama kamu. Thomas juga tau, mama juga sayaaaang sama Thomas.”

“Iya, Opa.”

Irvan mengusap rambut hitam Thomas seraya berkata :

“Tapi Thomas juga harus sabar, ya... Opa, Thomas... Kita berdua berdoa buat mama, ya.  Biar mama cepet sembuh dari sakitnya. Terus bisa kumpul lagi sama kita.”

“ Iya, Opa.”

Thomas lalu menceritakan kebersamaannya dengan Reyna saat hari pertama di sekolahnya. Irvan senang mendengarnya. Setelah peristiwa itu, Irvan mengantar Thomas ke kamar tidurnya untuk istirahat. Melihat Thomas yang tertidur pulas, Irvan melihat foto Jessi, anaknya. Dalam hatinya berkata...

“Jessi, cepat sembuh ya sayang.. Papa akan berusaha untuk buat kamu kembali menjadi anak Papa yang dulu. Thomas sudah merindukanmu, nak. Thomas rindu mamanya.”

Sesaat pikiran Irvan tertuju pada laki-laki itu...

“Adi, dimana kamu? Kenapa kamu tega membuat Jessi, anakku menjadi seperti ini!”

 

*** 

 

Mama Nino menyarankan Nino untuk tetap berdoa untuk kesembuhan Reyna.

Sementara Papa Surya dan Mama Sarah berdoa bersama untuk orang-orang yang dikasihinya. Andin, Al, Reyna juga Elsa.

Chatrine yang setelah menelepon kakaknya Angga, lalu berdoa untuk hati dan perasaannya pada Rendy.

 

Adi adalah laki-laki yang sudah membuat titik noda pada Jessi, putri kesayangan Irvan. Laki-laki yang sama adalah dia yang juga sedang menjalin hubungan dengan Chatrine, adik Angga saat ini dengan nama Rendy. Akankah Irvan tahu Rendy adalah Adi?