Try new experience
with our app

INSTALL

BABAK BARU IKATAN CINTA  

TANPA BATAS WAKTU

Nino sudah ada di kantor pagi itu, berbicara dengan Rendy tentang sikap Chatrine yang tiba-tiba meninggalkan rapat. Rendy berusaha menjelaskan pada Nino tentang Chatrine. Rendy bilang, mungkin Chatrine sedang ada masalah pribadi. “Selamat pagi, Pak Nino.”

“Selamat pagi”

“Kemarin saya kita rapat, kenapa Chatrine tiba-tiba keluar rapat dan bersikap seperti itu ya?”

“Oh, mungkin dia sedang ada masalah pribadi, Pak. Seharusnya Chatrine bisa lebih bijak. Kalaupun ada masalah pribadi, nggak perlu dia tunjukkan saat rapat kemarin. Saya atas nama Chatrine, minta maaf ya Pak.”

“Tapi.. maaf, saya seperti merasa Pak Rendy dan Chatrine sedang ada hubungan. Sebelumnya maaf, saya memang belum bisa melihat, tapi saya merasa ada hubungan cukup spesial antara Pak Rendy dan Chatrine.”

Dengan cepat, Rendy memotong perkataan Nino.

“ Eehhm.. Maaf Pak Nino, saya rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas itu. Lagipula ini di kantor.”

“Erg, iya saya tau, Pak. Jangan ambil hati perkataan saya barusan, saya cuma ya, sekedar mengingatkan saja, karena peraturan di kantor ini cukup jelas untuk kita pahami. Saya hanya tidak ingin, kehilangan anada sebagai rekan kerja saya. Itu saja.”

“Baik, Pak.. Saya pastikan tidak ada apa-apa...”.

Perkataan Rendy terhenti, ketika dia melihat Chatrine di sisi lain di kantor itu sedang melihat dan mendengar perkataannya bersama Nino. 

“Chatrine..” Suara hati Nino.

“Pak Rendy??” Tanya Nino.

“ Eh.. iya Pak?”

“Ada apa? Kenapa berhenti bicara?” Tanya Nino.

“Eh, tidak apa-apa, Pak.” Nino masih melihat Chatrine yang menitikkan air mata.

“Kalau tidak ada apa-apa, kenapa...”

“Pak Nino, saya minta maaf sepertinya saya harus permisi, Pak.”

“ Ada apa, Pak Rendy?”

“Eehh.. Eh, ini saya baru saja mendapat kabar dari ibu saya, untuukk...pulang ke rumah. Ada sesuatu yang harus dibicarakan. Sepertinya urgent, Pak. Saya tinggal dulu ya, Pak. Nanti saya balik lagi. Maaf Pak.”

“ ooh, iya, tidak apa-apa. Salam buat ibu ya.” Kata Nino.

Rendy sesegera mungkin menyusul Chatrine kearah luar kantor itu.

 

*** 

 

Siang itu, Angga dan Michi ada di rumah mereka. Michi berinisiatif mengajak Angga, suaminya untuk pergi keluar menonton film bioskop. 

“Sayang, keluar yuk!”

“Ha?! Keluar? Emang mau kemana siang-siang gini?” Tanya Angga.

“ Yaa, gimana kalau nonton film bioskop? Mau nggak?” 

“Hmmm.. Nobar film bioskop.... Boleh tuh!”

“Ya udah, deal yaa... kita nonton siang ini.”

“Tapi panas banget diluar sana, sayang. Jadi bikin maleeeesss tau nggak.”

Angga menempelkan kepalanya ke pundak Michi.

“Duuhh! Mulai deh malesnya kumat!”

“Tapi beneraaan panas, yang” Kata Angga.

“Iya juga sih, Panasnya luaaarrr biasaaaa hari ini. Makanya aku ajak sayang nonton bioskop, kan adem di studionya”

“Ehh iya juga yaa, nonoton bioskop di studio yang dingin terus selesai nonton, minum yang adem-adem segerr gitu.”

“Nahh!Cakepp!! Ide baguss kan!! Udah yukk buruan aahh.... Biar gak makin mager bawaannya,”

“ Oke oke!”

 

*** 

 

“Gimana kondisi kamu, Nak?” Tanya Papa Surya.

“Elsa baik, Pa.” Jawab Elsa.

“Syukurlah. Mama sama Papa dateng siang ini buat bikin kamu lebih nyaman.” Kata Mama Sarah.

“Makasih ya Ma, Pa... udah dateng kesini buat lihat Elsa.” Kata Elsa senang.

“Sama-sama, Nak.” Jawab Papa Surya.

“Ngapain aja Elsa pagi tadi?” Tanya Mam Sarah.

“Banyak, Ma. Elsa tadi pagi didatengi sama Ricky.”

“Ricky?” Kata Mama Sarah.

“ Iya.. Ricky tadi dateng bawain ini....!” Kata Elsa menunjukkan gelang yang melingkari tangganya.

“ Gelangnya bagus, nak. Ricky yang kasi itu ke kamu?” Tanya Papa Surya.

“Hm.. bukan, Pa. Ricky nggak mungkin kasi gelang bagus ini ke Elsa.”

“Terus? Gelang cantik ini dari siapa, sayang?” Tanya Mama Sarah.

“Ini... gelang cantik yang ada ditangan Elsa..... Elsa dapet dari.....”

“ Dari siapa?”

“NINOOO!!” Jawab Elsa dengan lantang dan muka berseri indah.

“NINO BAAAIK BANGET SAMA ELSA!! Gelang cantik ini Nino khusus kasi buat Elsa.”

“NINO TAU, KALAU ELSA AKAN JAGA GELANG INI, SEPERTI ELSA JAGA BAYI DALAM PERUT ELSA.” 

Sambil memegang perutnya dan memandangi perutnya.

“NAK!! PAPA NINO PASTI SENEEENG BANGET KALAU KAMU BISA LAHIR SELAMAT KE DUNIA INI. MAMA AKAN JAGAIN KAMU SEPERTI MAMA JAGA GELANG DARI PAPAMU INI.” Kata Elsa sambil tersenyum.

*** 

 

Cinta Elsa pada Nino tanpa batas waktu. Kondisi Elsa saat ini membuatnya menjadi perempuan yang selalu memikirkan Nino dan bayi dalam kandungannya. Kondisi yang berbeda dan berbalik 180 derajat, jika mengingat kelakuan buruk Elsa di masa lalu terhadap Nino terlebih terhadap Andin, mbaknya dan keluarga besar ALDEBARAN. 

Cinta Tanpa Batas Waktu juga sedang dirasakan oleh pasangan muda : Angga dan Michi yang baru saja melangsungkan pernikahan dan baru merasakan hidup berumah tangga bersama. Cinta mereka seakan masih sangat hangat, dekat melekat. 

Sementara kondisi kehamilan Andin yang harus bedrest juga hadirnya Reyna dalam hidup Al membuat Al juga Mama Rossa mencintai Andin, Reyna dan calon cucunya dengan dekat dan tanpa adanya batasan waktu.

Bagaimana dengan kisah cinta Chatrine dengan Rendy? Meskin Chatrine tau, Mamanya Rendy pasti sangat mendukung kedekatannya dengan anaknya itu, tapi cinta Chatrine seakan bertepuk sebelah tangan. Hal ini karena Chatrine merasa cintanya masih belum bebas terbang seperti merpati akibat Rendy yang masih belum bisa mengakui kedekatannya dengan Chatrine yang berubah menjadi rasa cinta. Cinta Chatrine yang menurutnya tanpa batas waktu akankah menjadi sangat terbatas akibat sikap dingin Rendy padanya?

 

*** 

“Kamu gimana malam ini? Bedrest kamu kan belum selesai. Kenapa tadi masih pergi ke rumah Om Irvan?” Tanya Al.

“Aku udah merasa lebih baik kok, Mas. Lagipula nggak ada salahnya kan kalau aku ajak Reyna dan calon bayi kita pergi ke tempat Om aku.” Kata Andin.

“ Iya, saya nggak masalah kamu pergi ke tempat Om Irvan. Toh dia adalah Om kamu. Saya cuma kuatir sama kondisi kehamilan kamu aja.”

“Nggak apa-apa kok, mas.”

“Terus tadi di rumah Om Irvan ngapain aja?”

“Tadi om Irvan ajan aku dan Reyna makan siang bersama. Om Irvan juga tanya tentang cerita kematian Roy. Aku akhirnya ceritain semua ke Om Irvan, termasuk tentang cerita asala usul Reyna.”

“Kamu kasitau juga ke Om Irvan kalau Reyna...”

“Iya, Mas. Om Irvan udah tau semua, Om Irvan bahkan udah tau tentang Elsa adik aku dan Nino mantan suami aku.”

“Terus Om Irvan bilang apa?”

“ Dia memastikan kalau aku udah bener-bener bahagia nggak sama kamu.” 

***

“Terus, kamu gimana? Bahagia sama Al sekarang?” Tanya Om Irvan

“ Aku sangat bahagia, Om sama Mas Al” Jawab Andin

“Baiklah kalau begitu, Om cuma butuh jawaban itu dari kamu. Omm seneng, kalau kamu bahagia.”

 

*** 

 

“Om juga kirim salam buat kamu, Mas.” Kata Andin

“Salam balik ya untuk Om Irvan” Kata Al

“Yaudah, kita tidur yuk. Udah malem, nggak bagus juga buat anak Papa ini.” Kata Al sambil mengelus perut besar Andin.

“ Iya, Pa... kita tidur sama-sama ya.” Jawab Andin menirukan suara anak-anak.

Al mencium perut Andin dan pipi Andin.