Try new experience
with our app

INSTALL

I Want India You Want Indonesia 

CINTA SEJATI MAMPU MEMAAFKAN DAN TAK MENGENAL KATA PENGORBANAN

         Raihan sedari tadi menunggu di kamar hotel. Farah Khan tak kunjung datang. Lagi-lagi ia menyeruput teh hanya sekadar untuk mengusir kebosanan dan kejenuhan. Tiba-tiba pintu terbuka. Raihan tersenyum, tetapi raut wajah Raihan tiba-tiba berubah ketika melihat mata Farah sudah sembab. Farah langsung melemparkan tas ke arah Raihan. Farah langsung memukul dada Raihan. 
          “Tega kamu, Han.. Egois kamu. Yang kamu lakukan itu bodoh.. jahat.. aku gak nyangka kamu seegois itu dan senekat itu.”
            Raihan bingung, tetapi Raihan mulai curiga jangan-jangan Farah Khan sudah tahu tentang apa yang dilakukan olehnya. Benar saja, tak berapa lama dari situ Bambang Prihatin berjalan masuk juga ke kamar hotel. Sambil berjalan dengan tongkatnya, Bambang Prihatin langsung menampar Raihan. 
          “ Yang kamu lakukan itu memalukan. Rendahan. Kamu menyuruh teman-teman teater kamu melakukan hal yang memalukan.”
Farah semakin menangis kencang. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan dan perbuat. Farah pun akhirnya pergi dari situ. Raihan mencoba untuk mengejar. Tapi Bambang Prihatin menahan langkah Raihan dengan tongkatnya. Bambang Prihatin melarang Raihan untuk mengejar Farah Khan. 
          Raihan mencoba menghubungi Farah Khan tetapi tidak bisa. Malam ini seharusnya mereka semua berangkat ke India. Raihan pun menutup teleponnya. Raihan menangis. Menyesali kebodohannya. Ia tidak menyesali mimpinya yang gagal. Tetapi cinta sejatinya yang pergi. Berhari-hari Raihan hanya melamun di kamarnya. Sukaesih menjadi kasihan dengan Raihan. Raihan nampak menyesali kebodohannya. Beberapa kali Raihan mencoba menghubungi nomor Farah, namun nomor itu sudah tidak aktif. Raihan berkesimpulan bahwa Farah memang sudah pergi ke India. Cinta itu sudah pergi meninggalkannya. Hingga sampai suatu hari, Raihan kaget karena tiba-tiba HP nya mendapatkan pesan dari Farah : “Temui aku besok jam 9 di Bandara”.
Esoknya, Raihan sudah di bandara. Ia menunggu di kursi panjang. Sesekali ia melihat jam tangannya. Sudah pukul 9 lebih tetapi Farah belum muncul juga. Waktu terus berlalu tetapi Farah Khan belum muncul juga. Sampai pukul 12. Tapi Farah Khan belum muncul juga. Sampai akhirnya, Raihan bangun dari duduknya. Tiba-tiba sebuah tiket penerbangan nampak di depan wajah Raihan. Raihan kaget melihat Farah. 
           “ Kenapa? kamu marah karena aku telat 3 jam? Ini mimpi kamu. Kita berangkat ke India satu jam lagi.”
Raihan tidak mempedulikan itu. Ia membuang tiket itu. Dan ia memeluk Farah Khan. Raihan menyadari kebodohannya. Farah Khan begitu tulus mencintainya. Raihan tidak malu menangis di pelukan Farah. Raihan meminta maaf atas perbuatannya kepada Farah Khan. Raihan melepaskan pelukannya kepada Farah Khan.
“ Aku tidak akan ikut kamu ke India sekarang. Aku akan berusaha ke India dengan usahaku sendiri.”
Farah Khan nampak terkejut dengan jawaban Raihan. Tetapi Farah Khan tetap tersenyum. Raihan memegang tangan Farah.
“Farah, kamu masih menganggap aku sebagai kekasihmu kan?”
Farah terdiam. Namun seketika ia tersenyum dan mengangguk.
“Aku tunggu kamu di India, Raihan.”
Raihan pun memeluk Farah kembali.