Try new experience
with our app

INSTALL

Circus Of Terror 

Part 3: Middle Of Nowhere

  Entah sudah seberapa jauh aku mengejar si Badut Gila itu, namun wujudnya tidak nampak sama sekali. Panas terik matahari mulai membuat Turkoman kelelahan, sedangkan aku tersesat di sebuah hutan antah berantah. Aku tidak bisa memaksakan egoku, aku tidak ingin Turkoman mati konyol, lalu akupun berhenti untuk istirahat. Aku hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia luar, tapi semuanya lebih baik daripada aku kembali ke tempat terkutuk itu.

  Aku harus belajar bertahan hidup di dunia luar, aku mulai mengeluarkan pisau lempar untuk memotong rerumputan, stamina Turkoman harus tetap terjaga dan selalu siap untuk berperang. Turkoman memakan rerumputan itu dengan lahap tanpa henti.

  Melihat itu membuatku menjadi lapar, aku pun bergegas pergi mencari sesuatu. Sudah jelas aku lapar, di sirkus itu aku hanya dapat makan dua hari sekali. Ini adalah saatnya aku memuaskan perutku, tapi bagaimana cari makanan? Aku tidak pandai berburu.  Ah persetan lah dengan semua itu, mau tidak mau aku harus bertahan hidup. Tidak jauh dari tempatku beristirahat, ada sebuah sungai dengan air yang sangat jernih. Aku langsung menuju tepi sungai. Aku membasuh muka, dan ternyata airnya sangat segar.

  Aku mulai melepas semua pakaianku lalu merendamkan tubuhku. Rasanya begitu nikmat, aku mulai memejamkan mata, mencoba menyusun semua memori kelam yang ada di kepalaku, dan memikirkan gimana caranya aku bisa menemukan si Badut Gila itu. Tanpa ku sadari, tubuhku semakin lama semakin lemas, dan aku pun tertidur dengan lelap sambil berendam di sungai.

  KRAK… sebuah batu mendarat tepat di dekatku, akupun terkejut sehingga terbangun dari tidur. Aku menoleh ke segala arah namun tidak mendapati apa-apa. Aku mulai mengambil pisau lemparku. Terlihat sesosok bayangan berlari-lari di kegelapan hutan, aku mulai membidik sosok bayangan itu, aku rasa bidikanku sudah pas, pisaupun aku lemparkan ke arah sosok itu. SYUUUTTT! TRAKK! Pisau menancap di sebuah pohon dengan si sosok bayangan itu, dan sosok itupun tidak bergerak. Aku mengambil dan menggunakan pakaianku, lalu menghampiri sosok itu. 


  Aku jalan perlahan, sambil memperhatikan sekitar, karena aku yakin sosok ini tidak sendirian. Sosok itu mulai bergerak! Aku mempercepat langkahku, masuk ke dalam semak-semak, dan mendapati seorang manusia kurcaci yang menempel di batang pohon karena pisauku mengenai bajunya. Aku membantunya mencabut pisauku itu, lalu aku bertanya padanya, siapa kah dia, karena aku tidak pernah melihat kurcaci seperti dia di sirkus. Si kurcaci itu terkejut ketika aku mengatakan sirkus, dia pun lari ketakutan seperti dikejar monster. Aku mengikutinya dari belakang.

  Kurcaci itu masuk ke dalam sebuah desa kecil, yang ternyata itu adalah Desa Kurcaci.  Kurcaci itu berlari sambil berteriak-teriak menyuruh para kurcaci untuk berlindung. Mereka mengira aku adalah badut-badut bajingan yang akan menculik mereka dan menjual mereka di sirkus. Akupun masuk ke dalam desa itu. Para Prajurit Kurcaci menghalangi jalanku dengan tombak-tombak mereka yang mengarah kepada ku.

  Aku menjelaskan maksud kedatanganku, aku bilang aku memang dari sirkus, tapi aku bukan seperti mereka, ditengah penjelasanku, mataku terarah pada sesosok kurcaci yang tadi ku temukan di hutan. Aku melihatnya dengan seksama, tampak sangat familiar, dia benar-benar mirip Abnus. Apa jangan-jangan ini desa di mana Abnus tinggal dulu. Lalu aku perlahan mengeluarkan sebuah kotak yang aku bawa dari tadi, itu adalah kotak Abnus. Aku memanggil si Kurcaci kecil, lalu dia menghampiri ku, aku tunjukan isi kotak tersebut. Dia tersenyum senang melihat foto Abnus, ayahnya, lalu dia memperkenalkan diri, Magnus namanya. Magnus bertanya apakah Ayahnya akan kembali pulang? Saat itu aku terdiam, aku tidak mungkin menghancurkan momen kebahagiannya dia, aku pun hanya mengangguk. Maafkan aku karena telah berbohong, Magnus.

  Raja Kurcaci pun muncul menghampiriku, aku diajak masuk ke dalam istananya. Di sana, aku dijamu oleh makanan-makanan lezat dan minuman segar. Aku langsung memakan semuanya, sambil menjelaskan bahwa sirkus telah diambang kehancuran, semua budak, kurcaci, dan hewan sudah aku bebaskan, tapi Badut Gila, dalang dari semua itu, masih menghilang. Raja Kurcaci terkejut, seisi  istana yang sedang makan besar pun tiba-tiba terdiam. Ya benar, Badut Gila itu bisa berada di mana saja, bahkan mungkin saja dia berada di dalam hutan ini, bersama kita, bukan maksudku membuat mereka khawatir. Hanya saja, jika kita bisa bekerja sama, maka akan kita hancurkan Badut Gila itu.

  Seorang Kurcaci Penyihir berdiri dari tempat duduknya, dia berkata itu mustahil. Semua kembali terkejut. Ternyata Badut Gila itu dipengaruhi oleh sihir yang kuat, ia tidak akan mati. Kalaupun Badut Gila itu mati, dalam beberapa hari ia akan terus bangkit lagi. Kurcaci Penyihir itu menyarankan untuk mencari dan menghancurkan kotak rahasia si Badut Gila itu, karena di dalam kotak itu tersimpan nyawanya. Sirkus hanyalah tipu daya dia untuk mencari korban, tempat bersemayamnya bukan lah di sana, tapi aku tahu di mana tempat dia bersemayam dalam tidurnya, kata si Kurcaci Penyihir.