Try new experience
with our app

INSTALL

Circus Of Terror 

Part 1: Crazy Clown

  Namaku Elisabeth. Aku tumbuh dewasa sebagai budak di dalam sebuah sirkus gelap. Sirkus gelap adalah tempat dimana para manusia bajingan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang di atas penderitaanku. Yang aku maksud Bajingan adalah pengunjung sirkus dan para penampil sirkus. Aku hidup dan tidur disebuah jeruji besi tempat dimana para bajingan membuang kotorannya. Sejak kecil, aku sudah terbiasa menghirup kebusukan-kebusukan para bajingan itu. Dicambuk, diperlakukan layaknya binatang, dilecehkan, diludahi sampai dilempari kotoran, sudah menjadi makanan sehari-hariku. Bisa dibilang itulah pekerjaan ku, sebagai budak sirkus yang tidak mempunyai harga diri, sama sekali. Aku tidak bisa keluar dari sirkus gelap ini. Karena saat aku berumur 5 tahun, seorang pemimpin sirkus yang dijuluki Si Badut Gila, merobek lenganku dengan paksa sampai aku mengalami pendarahan hebat dan tidak sadarkan diri, lalu Si Badut Gila itu memasukan sebuah alat di dalam lenganku. Anehnya, aku masih saja selamat, kenapa tidak mati saja dari dulu. Lebih baik mati daripada jadi gila seperti dia.

  Awalnya aku tidak tau apa fungsi alat itu, sampai suatu saat ketika aku berumur 8 tahun, seorang manusia kurcaci bernama Abnus ingin melarikan diri dari sirkus. Abnus adalah manusia kurcaci yang paling berani, hanya dia yang nekat berbicara dan mengajak aku berteman, usianya mungkin sudah puluhan tahun. Saat itu aku tengah berada di hadapannya, Abnus memohon mohon padaku untuk memberinya jalan karena ini adalah kesempatan baginya untuk membebaskan diri dari sirkus gelap yang kejam ini, bahkan ia nekat mengajak aku juga, dia mulai menarik tanganku, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya terdiam mematung, lalu tiba-tiba.. BOOOMM!! Abnus meledak, isi perutnya berserakan dimana-mana, tubuhku berlumuran darahnya, dan tangan Abnus yang menarikku tadi masih menempel di lenganku. Dan saat itu juga suara tawa menyeramkan terdengar, itu adalah suara tawa si Badut Gila. Aku pun menoleh, Badut Gila masih tertawa sambil memegang sebuah remot. Lalu si Badut Gila menghampiriku dan mengancam, jika aku melarikan diri, aku akan bernasib sama seperti Abnus, tapi bedanya aku tidak langsung mati, si Badut Gila ini ingin aku mati secara perlahan. Jika ia menekan tombol di remot itu, tubuhku akan tersengat listrik berkali-kali. Dan ketika tubuhku mulai lemah, dia akan perlahan memotong dan menyayat anggota tubuhku dalam keadaanku yang masih tersadar, untuk ia berikan pada singa dan anjing sirkus. Saat itu aku yang masih berumur 8 tahun tidak bisa berbuat apa-apa, hanya meringis ketakutan diiringi oleh tawa melengking si Badut Gila.

  Ancaman itu masih menghantuiku hingga saat ini. Mungkin usia ku kini sudah menginjak 20 tahun. Sampai saat ini pun tidak ada seorang pun yang berani untuk berteman denganku sejak kematian Abnus. Abnus pernah bercerita tentang bagaimana ibuku melahirkanku saat itu. Dulu, ketika Ibu melahirkanku, tak ada seorang pun yang membantunya, banyak orang di sana tapi hanya menonton dan menertawakannya, lalu Ibuku pun tewas mengenaskan karena pendarahan yang sangat hebat. Aku pun terlahir dan menangis di tengah panggung sirkus bersebelahan dengan jenazah Ibuku. Saat itu Abnus lah yang membawaku kebalik panggung. Satu-satunya hal yang membuatku bertahan sampai sekarang adalah bagaimana cara membalaskan dendamku, dendam ibuku, dan dendam Abnus kepada para gerombolan Badut Bodoh.

  Akhirnya, hari yang kutunggu telah tiba. Ini adalah kesempatanku. Penjaga jerujiku adalah seorang Badut Tua pemabuk. Malam itu ia terlihat mabuk berat, sambil memegang botol minuman keras ia berjalan menuju jerujiku dengan sempoyongan dan kadang terjatuh, lalu ia membuka pintu menghampiriku, dan mulai melucuti celana dan pakaiannya sambil tertawa puas. Ketika dia mulai menyentuhku, aku langsung menyelengkat kakinya sampai ia terjatuh dan tidak bangkit lagi dalam keadaan telanjang. Aku mulai bangkit meraih kunci yang sudah terjatuh di tanah, dan mengambil botol minuman kerasnya. Setelah selesai mengunci Badut Tua bodoh itu, aku menenggak minuman keras untuk pertama kalinya, tentu saja aku tersedak. Tubuhku mulai terasa hangat, adrenalin ku mulai meningkat, aku tenggak lagi minuman itu sampai habis. Botol minuman keras itu aku pecahkan dan menggunakannya sebagai senjata. Saat ini tujuanku adalah menghabisi semua bajingan yang pantas mati di sirkus ini.