Try new experience
with our app

INSTALL

Villa Berdarah 

Part 3

“VINO!!!!!” teriak Keyla

Keyla hendak lari ke arah Vino namun di tahan oleh Riko.

“Siapa lo? Lepasin teman gue!!!” Rafa berteriak pada sosok pria yang menahan Vino

  Pria tersebut hanya memandangi mereka. Pria tersebut mendekati Vino dan memegang rambut Vino sehingga kiniVino seperti mendongak. Pria tersebut mengarahkan kapaknya keleher Vino.

“Vinoooo!!! Jangan!! Plisss!! Vino!!” Keyla berteriak sambil menangis.

“Berhenti!!” Riko ikutan berteriak.

  Terjadinya sangat perlahan. Pria tersebut mengorok leher Vino dengan pelan dan perlahan. Kemudian semburan darah mengenainya. Terdengar suara teriakan dari arahberlawanan. Citra berdiri dengan shock saat melihat Vino digorok.

  Pembunuh tersebut berpaling pada Citra dan melangkah kearahnya. Citra yang melihat itu ketakutan dan berlari ke dalam hutan. Keyla berteriak memanggil nama Citra dan ikut berlari ke arah hutan. Riko yang mencoba menghentikanKeyla gagal dan terpaksa lari mengejar keyla diikuti olehRafa.

  Citra terus berlari dikejar oleh sipembunuh dengan kapaknya. Citra tampak histeris dan terus berlari. Keyla mencoba mengejar diikuti oleh Riko sementara Rafa jauh tertinggal, Rafa akhirnya salah mengambil belokan dan terpisah dengan yang lain.

Rafa sedang berlari di dalam hutanberteriak memanggil teman-temannya.

“Citraaa.... Key.. Keyla....Rikooo...” teriak Rafa

  Rafa terus memanggil nama teman-temannya. Tiba-tibapembunuh muncul di depan Rafa. Rafa yang ketakutan langsung berlari. Rafa terus berlari dan kemudian tersandung sesuatu dan jatuh. Rafa kemudian sadar bahwa yang membuatnya tersandung adalah tubuh Citra yang kini telah mati, tergorok di leher seperti Vino. Rafa panik.

“Cit,... Cit! Citra!!!”

Terdengar suara gesekan rumput, Rafa langsungberdiri, ketakutan.

“Brengsek! Sini lo!Sini lo!” Teriak Rafa menantang.

Sebuah pisau melayang menusuk bahu Rafa. Rafa tersungkurdan berteriak kesakitan.

***

 

Disisi lain, Keyla dan Riko masih berlari mencari Citra. Keylaberteriak memanggil nama Citra.

“Cit... Citraaa...” Tangis Keyla

“Key, sebentar, Key, berhenti.” Kata Riko tak jauh dari Keyla

Riko menarik tangan Keyla dan memaksanya berhenti.

“Citra, Kooo...”

“Aku tau, liat... Rafa gak ada, kepisah sama kita.”

“Rafa” hati Keyla semakin hancur, dia takut Rafa kenapa-napa.

“Situasinya sekarang jadi rumit, kita gak bisa teriak-teriak kaya gitu lagi, soalnya gak cuma Rafa sama Citra doang yang bakal dengar. Si pembunuh itu juga.”

Tiba-tiba terdengar suara kresek pada rumput.

“Citra? Rafa?”

Keyla hendak berjalan kearah sumber suara. Rikomencegahnya.

“Tunggu Key.”

  Riko mengambil sebuah kayu untuk senjata. Kemudian mereka bersama-sama melangkah kearah suara. Tidak lama kemudian mereka melihat tubuh Citra yang sudah tidak bernyawa dan Rafa yang mengerang kesakitan memegang bahunya. Mereka berlari menghampiritubuh temannya. Keyla menangisi Citra dan Riko mencoba untuk membuat Rafa berdiri dan menyangga tubuh Rafa.

“Ayo, kita harus keluar darisini, si pembunuh itu bisa datangkapan aja.”

  Riko telah berhasil membuat Rafa berdiri, kini Rafabertumpu pada bahu Riko. Keyla berdiri meninggalkan tubuh Citra dan menghadap Riko dan Rafa. Citra bersiap untuk memegangi tangan Rafa yang satunya ketika Riko berteriak dan sebuah Pisau menembus perutnya. Si pembunuh berada dibelakangRiko. Riko terjatuh dan membuat Rafa terjatuh juga. Citra berteriak dan hendak lari ketika sebuah benda keras dipukulkan ke kepalanya membuatnya jatuh tidak sadarkan diri.

***