Try new experience
with our app

INSTALL

The Ocid 

7. Back to His Personal Life

Siang itu Ocid mendapat WA ibunya Devy mengucapkan selamat dan sekalian bertanya kapan bisa kerumah, sepertinya Devy sudah ada dirumah, Ocid menjawab insya Allah nanti malam. Siang itu Ocid mendapat banyak ucapan selamat yang dikirim lewat WA – SMS atau melalui telepon, sekarang ini dia ada dikantornya. Saudara, tetangga semuanya memberikan selamat kepada keluarga Ocid. Ibu dan bapaknya menangis terharu melihat anaknya yang bisa berhasil hampir tanpa sedikitpun bantuannya. Siang itu hanya telepon dari ibunya yang ia terima katanya ia pulang malam ini, setelah menyelasaikan pekerjaannya. Sebenarnya berat dia terima pekerjaan dari negara ini, selain akan melakukan banyak perubahan terutama di perusahaannya, dia pasti akan sering disorot pers berkaitan dengan kinerjanya dari warga masyarakat, terutama pers.    

 

            Malam itu ia pulang agak telat, maklum menghindari wartawan, tapi Ocid tidak langsung kerumah Ocid melainkan ke rumah Devy, keluarga gampanglah tadi Ibu Ocid udah telpon ini, keluarganya bingung kok Ocid salah masuk atau bagaimana, sopirnya langsung memberitahukan. 

Assalamu’alaikum”, kata Ocid, 

Wa’alaikum salam”, langsung disambut keluarga Devy, setelah memberi salam diciumnya tangan bapak Yusuf dan ibu Dini, kedua orang tua Devy, sedangkan Devy dan Dona ada didalam. Diketumukanlah Ocid dengan Devy, akhirnya. Diruangan itu ada Devy, Dona, papah dan ibunya Devy dan beberapa saudaranya. Lalu Ocid dipersilahkan duduk,

“kami menguncapkan selamat atas keberhasilan Bapak Ocid menjadi Kepala Urusan Penanaman Modal Negara , teman – teman tadi juga hanya bisa menitipkan selamat tanpa harus tahu berkata apa selain mengucapkan selamat dan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan kami kepada bapak Ocid”, ibu guru mengatakan sambil berkaca – kaca. Semantara Devy terlihat diam, tidak tahu apa yang harus dikatakan. 

Ocid menjawab,” tidak usah dipanggil bapak bu, sayakan belum berkeluarga, saya juga masih merasa bersalah bu, kapan saya bisa bertema teman – teman yang lain, saya meminta maaf kemarin tidak jadi bertemu dengan teman – teman karena banyaknya urusan yang harus diselesaikan”. 

Ocid menambahkan,”kamu bagaimana kabarnya?”, Ocid bertanya sambil melihat keadaan Devy.

“sehat – sehat aja”, Devy menjawab singkat saja.

Keluarga Devy “menyingkir” ketika Ocid dan Devy sudah mulai berbicara dan mengucapkan

“kami ke belakang dulu, siap – siap makanan untuk makan malam, Pak Ocid sudah atau belum makan?”, Tanya Ibu Dini

“tidak usah repot – repot bu”, jawab Ocid. Pas pembantunya masuk memberikan minuman dan makanan kecil.

“terima kasih mba”, jawab Ocid. 

Setelah keadaan sepi, mereka mulai pembicaraan,

“saya mohan maaf atas segala tingkah laku saya, saya tidak tahu sikap saya akan berpengaruh besar kepada kamu”, jelas Ocid   

“kamu benar – benar yaa, masih sama dengan yang dulu, sering membuat saya kesal, kenapa kamu tidak cerita, bahkan kepada orang tua kamu”, Devy mencurahkan kekesalannya.

“tidak tahu lah, semuannya berjalan apa adanya, ada proyek, kita kerjakan, ada kerjaan kita jalanin semampu kita, semuannya kita lakukan seapaadanya, semaksimal kita”, jelas Ocid.

“kamu sendiri bagaimana?, kalau kamu banyak temannya, saya tidak, mungkin akibat tingkah laku saya sewaktu di sekolah dulu, kamu tahu kan”, Ocid menambahkan.

Devy cukup lama terdiam, lalu mengatakan:

“kita semua menuai apa yang kita tanam sebelumnya, tapi kamu!, kamu pasti bekerja lebih keras untuk membayar semua kesalahan yang dulu kamu kerjakan”,

“mungkin, saya hanya ingin semua orang yang saya bikin susah hidupnya dulu, melihat saya sekarang bisa sukses hidupnya, bukan saja melihat tapi juga membantu mereka yang dulu kita bikin susah hidupnya mendapat kehidupan yang lebih baik, seperti dengan keluarga saya, dengan menambah modal di rumah sakit, klinik, dan sekolahan tapi dengan bantuan konsultan, saya tidak mau usaha saya untuk membantu sia – sia, tidak apa – apa kalau harus membayar konsultan profesional.

Ditambahkan Ocid,”kalau bisa, forum alumni bisa saya berikan dana terutama di masalah – masalah sosial seperti: siswa – siswa yang putus sekolah kita atau teman – teman kita yang tidak mampu, insya Allah saya akan tanggung biaya sekolah mereka sampai  selesai pendidikannya bahkan sampai mereka selesai kuliah, tidak penting yang pintar atau tidak yang penting mau berusaha, nanti Allah yang menentukan hasilnya, dan kalau mereka selesai kuliahnya saya akan usahakan mereka bekerja ke perusahaan – perusahaan saya”. 

Ini terbawa cerita hidup Ocid yang memang tidak terlalu pintar di sekolah beda dengan teman – teman lainnya dan saudaranya, tapi Ocid selalu berusaha keras dalam usahanya.

Devy pun terlihat menetaskan air matanya, tidak akan menyangka akan begitu besarnya “belas jasa” Ocid terhadap mereka – mereka yang dulu Ocid susahkan hidupnya, sedangkan ibunya yang di ruang makan juga menetaskan air matanya karena mendengar suara Ocid yang terdengar sampai kedalam, teringat dulu Ocid yang malas dan nakal, disetiap kenaikan kelas baru bapak atau ibunya yang datang untuk “mengkatrol” nilai Ocid agar bisa naik kelas.

Cukup lama mereka terdiam, akhirnya Ocid bertanya,

“kamu mau menikah saya dengan saya Dev”, Ocid bertanya melihat situasi Devy yang terlihat menitikan air mata mendengar perkataan Ocid tadi.

Terlihat semakin deras air matanya, cukup lama ia diam dan merenung kemudian berkata,

sayakan sudah punya seorang pacar, kamu tidak akan dijauhin teman – teman yang lain”, Devy bertanya, dia mau mentest kesuguhan Ocid. 

“saya tidak perduli, saya tidak tahu kamu akan pindah di depan rumah saya, dulu saya berpikir saya akan datang mencari kamu, tidak tahunya kamu yang datang, sekarang ini saya tidak membuang – buang kesempatan, saya terlalu lama sendirian, beda dengan kamu yang selalu bersama – sama dengan teman – teman yang lain baik suka maupun duka, saya tidak”, jelas Ocid.

Cukup lama terdiam, akhirnya Devy mengatakan sambil menghela napas panjang dan menghapus air matanya,“saya akan bicara dengan orang tua saya, memangnya kamu yakin dengan perkataan kamu“, Devy bertanya.

“saya tidak pernah seyakin ini, kamu adalah salah satu yang membuat saya jadi seperti ini, kamu yang membuat saya semangat dalam menghadapi sulitnya hidup ini,” 

Ocid menambahkan,”tapi saya akan menunggu”.  

Malam itu Ocid makan malam dengan orang tua Devy, Dona juga dengan saudara – saudaranya. Cukup banyak yang dibicarakan pada waktu makam malam itu, dari masalah perusahaan – perusahaan Ocid hingga hotel Ocid yang ada di Bali, tentang usaha Ocid dari mulai sampai sekarang, tentang orang – orang yang berjasa kepada Ocid, namun tidak semua hal dibicarakan.