Contents
Healing Club
Part 2
Keesokan harinya...
BAGIAN ELIANA
“Saya Eliana, seorang ibu rumah tangga, harusnya anak saya ada dua. Tapi yang pertama meninggal karena sakit. Suami saya sibuk dengan pekerjaan, sehingga saya mengurus anak seorang diri.”
“Lalu masalahnya apa bu Eliana?” Samuel melirik heran.
“Sabar pak, kadang permasalahan itu tidak tampak dari luar, tapi sudah menggerogoti pikiran di dalam.”
Eliana kemudian menceritakan kisahnya,
Eliana sudah berhadapan dengan kepala sekolah di ruangannya. Namun tampak dari depan ruangan kepala sekolah ada beberapa orang tua murid yang menunggu tidak sabar.
“Apa anak ibu memang memiliki pengalaman mistis atau apa mungkin anak ibu indigo?”
Eliana terdiam pucat serta gugup seperti bingung akan jawab apa,
“Hmm..anak saya tidak punya riwayat seperti itu, Bu. Tapi dia memang senang menyendiri.”
“Tapi mohon maaf bu bagaimana anak ibu bisa mendeteksi keberadaan hantu dan menakut-nakuti anak yang lain?”
“Saya rasa dia hanya becanda dan anak-anak menganggap serius. Saya yakin ngga ada apa-apa Bu.”
Pembicaraan pun terus berlangsung hingga kepala sekolah memberikan sebuah surat ke Eliana dan menyatakan kalau anak Eliana diskors selama tiga hari untuk merenungkan perbuatannya. Eliana terdiam, terlihat ada rasa kesal namun tertahan.
Malam harinya di rumah, setelah menampar anaknya itu dia lalu berdandan dan pergi dari sana. Anak Eliana hanya memojok di sudut ruang tengah, tangannya bergetar, pandangannya kosong dan linglung.
Tak lama seorang pria hampir seumuran dengan ibunya datang dan segera bergegas ke dalam melihat anak Eliana yang sudah terdiam. Pria itu berusaha menenangkan kemudian memeluknya.
“kamu tenang saja, nanti kita cari jalan keluarnya.”
***
BAGIAN SAMUEL
Tampak di sebuah perkantoran semua berkumpul di ruang meeting merayakan keberhasilan tender. Samuel berada di tengah keramaian tersebut.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk kerja keras Pak Samuel yang telah meloloskan tender dan kita berhasil membuka cabang kantor kita di Asia Tenggara!” ujar seorang atasan Samuel sambil menepuk bahunya.
Di saat semua bahagia, Samuel diam-diam membatin tapi dirinya berusaha menutupi itu.
“Saya merasa hampa walaupun saya sudah berhasil dan membuat keuntungan untuk perusahaan. Tapi ini yang saya inginkan dari dulu.”
“lalu apa yang jadi masalahnya?” Radar menatap Samuel dengan heran.
“di dalam hidup tidak ada kesempurnaan. Sebelum saya jadi manajer, saya tidak sengaja menghamili seorang wanita, kami belum menikah. Padahal saya sedang mengejar mimpi saya. Tapi akhirnya saya nikahi dia dan membesarkan anak tersebut. Karena saya terlalu sibuk, istri saya selingkuh dan menelantarkan anak kami. Setiap pulang saya berantem dengan istri saya dan harus menenangkan anak saya yang tidak berhenti menangis.”
Semua kemudian terdiam mendengar cerita Samuel.