Try new experience
with our app

INSTALL

Stupid Mistake 

Ambisius

“Gio... tunggu...” panggil gue

Gio tidak menghiraukan gue sama sekali. Gue bingung harus bersikap seperti apa. Gio menghampiri Andre di tempat tongkrongannya, di belakang dekat gudang sekolah. Disana Andre sedang berkumpul bersama teman-temannya. 

“Wow... sepertinya kita kedatangan tamu, guys!” teriak Andre

“Beraninya lo, dateng ke tempat tongkrongan kita.” ucap Agra

Secara bersamaan teman-teman Andre beranjak dari tempat duduknya dan perlahan-lahan maju menghampiri Gio. Kemudian, Andre memerintahkan teman-temannya untuk mundur. “Semuanya! Gue perintahin mundur!” teriak Andre

Semua teman-temannya mundur dan kini Andre yang maju menghampiri Gio.

“Ada apa kesini ? Kalo enggak ada yang penting-penting banget mending pergi.” ucap Andre sambil berbisik dan membersihkan seragam Gio di bagian pundak untuk mengancamnya. “Apa lagi yang mau lo lakuin sama cewek gue! Belum puas lo rebut dia dari gue!” bentak Gio

“Santai, Bro. Enggak perlu ngegas.” ucap Andre sambil tersenyum sinis

Gue datang menghampiri Gio. “Wow... ternyata si cantik ini datang juga.” ucap Andre sambil membelai dagu gue. “Lo!” gue geram dengan kelakuan Andre.

“Jangan pernah lagi lo sentuh dia!” tegas Gio

“Gausah banyak drama deh. Mau kalian apa ?” tanya Andre

“Jangan pernah ganggu Dara lagi!“

“Suatu saat ucapan itu akan berbalik sama lo. Ketika si cantik ini (Andre sambil memegang keras rahang gue) akan ada di genggaman gue lagi.” ucap Andre tersenyum sinis

“Sakit, Ndre!” teriak gue sambil mendorong Andre 

“Upss, maaf. Sakit ya, Sayang. Sini gue elus-elus yang sakit.” ucap Andre sambil maju ke hadapan gue mengelus pipi gue

Gue menampar Andre “Jangan sentuh gue lagi!”

Emosi Andre memuncak dan dia mengenggam pundak gue dengan kencang. “Dara!”

Dengan refleks Gio langsung menarik tangan gue dan gue menabrak badan dia dengan posisi Gio memeluk gue.

“Jadi, lo kesini cuma mau memperlihatkan drama murahan ini!”

“Inget ya! Gue akan kembali!” bisik Andre sambil menepuk pundak Gio

“Cantik, lo akan jadi milik gue lagi.” ucap Andre dengan senyuman sinis dan mengedipkan matanya

Andre meninggalkan tempat tongkrongan bersama teman-temannya yang mengikuti di belakangannya. 

“Aku takut.” ucap gue sambil memeluk Gio dengan erat

“Jangan takut ya, sayang. Ada aku disini. Kalau kamu takut, dia akan semakin senang.” ucap Gio sambil membelai rambutku dengan lembut dan mengantar sambil merangkul gue ke kelas. Gio menemani gue untuk bertemu dengan dua sahabat Andre. Mereka sudah sampai terlebih dahulu disana.

“Kita telat ya ? Sorry.” Sapaku

“Oh, enggak kok. Kita juga belum lama datang. Santai aja.” ucap Darren

“Jadi, ini orang yang membuat Andre merasa terancam ?” tanya Dylan

“Terancam ?” tanya Gio

“Eh, mending duduk dulu. Biar relaks.” ucap Darren mencairkan suasana

“Kamu mau minum, Ra ?” tanya Gio

“Iya, boleh. Aku haus nih.” jawab gue

“Yaudah, aku pesen dulu ya. Oh ya, kalian mau sekalian ?” tanya Gio

“Iya, kita nanti aja pesen sendiri.” ucap Darren

“Udah, enggak apa-apa. Kalian mau apa ? Cappuccino ?” tanya Gio

“Iya, boleh deh. Maaf ya, jadi enggak enak nih.”

“Santai aja, Bro. Mau pesen dulu ya.” ucap Gio sambil menepuk pundak Darren dan Dylan

Sikap Gio yang perhatiannya seperti ini membuat Dylan dan Darren bertanya-tanya, kenapa gue rela ninggalin cowok sebaik ini dan memilih Andre.

“Ra, kadang kita bertanya-tanya. Kenapa kamu bisa meninggalkan laki-laki sebaik itu dan memilih Andre ?”  tanya Dylan

“Aku tau kok, bahkan aku udah bisa nebak pertanyaan kalian. Gio sangat jauh berbeda dengan Andre. Gio mencintai aku dan benar-benar memperlakukan aku dengan sangat baik dan juga istimewa seperti yang kalian lihat barusan. Sedangkan Andre mencintai aku dengan ambisinya yang begitu besar. Yang bisa aku jawab dari pertanyaan kalian. Aku khilaf dan emosional saat itu.” jelas gue

“Walaupun kamu udah enggak sama Andre, kita tetap sahabat kamu kan ?” tanya Dylan

“Kenapa kamu tanya seperti itu ? Kalian itu berbeda dengan Andre. Kalian tetap sahabat terbaik aku ada atau tidaknya Andre di hidup aku.” ucap gue sambil tersenyum dan memegang tangan mereka.

Dylan dan Darren tersenyum senang. Tidak lama Gio datang membawa minuman.

“Pesanan datang...” teriak Gio

“Makasih ya, Mas. Kok pelayannya ganteng banget sih.” canda gue

“Kalo aku bener jadi pelayan disini gimana ya ? Pasti cafe ini rame terus.” canda Gio

“Kalau kamu jadi pelayan disini, aku rela deh menghabiskan waktu aku disini biar bisa dilayanin terus sama kamu.” 

“Bisa banget ya gombalnya...” ucap Gio sambil menaruh minuman di meja dan mencubit pipi gue

“Lihat kalian seperti ini. Gue bahagia banget.” ucap Darren

“Oh ya, makasih ya, bro minumannya. Andara beruntung punya lo.”

Gio hanya membalasnya dengan senyuman. 

“Oke, to the point aja ya. Jadi, gue meminta kalian kesini, gue mau cerita suatu hal yang memang harus kalian tahu. Malam minggu kemarin, gue, Dylan, Andre dan Eza latihan band di studio. Latihan kita kacau karena kesalahan Andre yang enggak fokus latihannya. Kita udah bisa nebak ini pasti karena kamu, Andara. Benar aja, dia mengakuinya.” Darren menceritakan apa yang terjadi.

Gue dan Gio mendengarkan Dylan dan Darren dengan serius. “Terus Andre kesal dengan kembalinya kamu sama Gio. Dia nanya pendapat kita gimana rasanya ketika sudah susah payah merebut cewek itu dari pacarnya, tapi cewek itu kembali lagi sama pacarnya. Kita sudah jawab sesuai pendapat kita dan menasehati Andre. Bahwa apa yang dia lakukan itu sama sekali enggak benar. Kita meminta Andre untuk mengikhlaskan kamu sama Gio.” Dylan melanjutkan cerita Darren

“Bahkan kita tau kejadian kamu dibentak Andre di cafe ini di depan banyak orang waktu itu.” ucap Darren

“Apa! (Gio langsung menggebrak meja dengan tatapan kesal) kamu di bentak di depan banyak orang. Kurang ajar, si Andre! Aku aja yang pacaran sama kamu selama satu tahun enggak pernah bentak-bentak kamu.”

“Sayang, sabar dulu ya. Kita dengerin cerita mereka sampai selesai.” ucap gue menenangkan Gio dengan memegang tangannya.

“Jadi, kalian tau tentang hal ini ?” tanya gue

“Iya, kita tau. Malam itu kebetulan kita ada di cafe ini dan mendengar ada keributan. Pas kita lihat, ternyata Andre lagi bentak-bentak cewek. Gue sempat dengar Andre sebut-sebut nama Gio.” ucap Darren

“Terus kalau kalian ada saat itu, kenapa kalian enggak bantu Dara ?” ucap Gio

“Gio, tahan emosi dong. Aku enggak suka kamu seperti ini.” ucap gue

“Iya sayang, maafin aku. Aku cuma kesel aja.”

“Bukannya kita enggak mau tolongin Dara. Tapi saat itu, kita belum kenal sama Dara. Kita baru tau Dara saat Andre upload foto bersama Dara di instagramnya. Lalu, setelah kita ingat-ingat dan ternyata cewek yang di bentak Andre itu ternyata kamu.” Darren menjelaskan

“Andre memang sempat menyesali kejadian itu. Bahkan sampai minta maaf dan kasih bunga ke kamu. Tapi, kamu malah putusin dia. Itulah yang membuat setan dalam dirinya Andre bangkit. Awalnya, memang Andre menyesal, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk memperjuangkan kamu lagi.”

Sempat terjadi ketegangan ketika gue dan Gio mendengarkan cerita Dylan dan Darren. Bahkan ada cerita yang membuat kami sangat tercengang dan enggak menyangka kalau Andre pernah senekat itu.

          Darren melanjutkan cerita. “Aku dan Dylan udah nasehatin dia, untuk nggak lagi berambisi sama kamu. Tapi, karena sikap kalian yang menantang Andre. Andre menjadi seperti ini. Kita mengenal Andre dari kecil, ketika dia menginginkan sesuatu, dia akan gigih dan berambisi untuk mendapatkannya. 

Dulu Andre pernah punya masa lalu yang kelam karena ambisinya ini. Dia hampir menghilangkan nyawa seseorang yang dicintainya. Andre adalah orang yang posesif dan enggak suka kalau orang yang dicintainya dekat dengan orang lain selain dia dan sahabat-sahabatnya. Saat itu, Aurel adalah perempuan yang sangat Andre cintai, tapi ada satu kejadian yang membuat Andre murka. Andre memergoki Aurel sedang jalan bersama seorang cowok yang bernama Faisal.” 

“Apa ? Faisal ? Apa itu kejadian 1 tahun lalu ?” tanya gue penasaran

“Iya sih, ini memang kejadian 1 tahun lalu.” 

“Ah, mungkin ini hanya kebetulan kali ya. Semoga aja bukan Faisal mantan gue itu.” gumam gue

“Kamu kenapa, Sayang ? Kok jadi melamun.” tanya Gio

            “Ah, iya. Aku enggak apa-apa.” ucap gue sambil meminum minuman gue.

“Yang lebih parah sih, cowok itu masuk rumah sakit gara-gara di pukuli Andre dan teman-temannya. Andre sempat mengajak kita. Tapi, untungnya kita enggak mau.” sambung Dylan  

“Jadi, sampai segitunya ? Kok berasa ada yang janggal ya. Berasa kejadian itu pernah gue denger. Tapi, dari siapa ya.”

“Iya, bahkan si Faisal itu sempet koma selama 5 hari.”

“Faisal Azis ?” ucap gue dan Gio secara bersamaan dan saling menatap

“Kok kalian tau namanya Faisal Azis. Kalau ceweknya namanya....” ucapan Darren terpotong

“Aurelia Kusuma ?” sambung gue

“Iya, itu nama ceweknya. Jadi, kalian kenal Faisal dan Aurel ?” tanya Darren

“Faisal itu mantan aku, sebelum aku pacaran sama Gio. Gio juga tau kok Faisal pernah masuk rumah sakit gara-gara di pukulin orang. Enggak nyangka ternyata ini ulah Andre bersama teman-temannya.”

“Jadi, ini masih ada hubungannya sama kamu, Ra ?” tanya Dylan

“Gini sih sebenernya, Faisal itu mutusin aku karena dia bilang kita memang udah enggak cocok. Kemudian, enggak beberapa lama dia putus dari aku, dia datengin aku dan kenalin cewek yang namanya Aurel itu. Nah, setelah itu sehari kemudian besoknya Aurel kabarin aku kalau Faisal masuk rumah sakit gara-gara di pukulin orang. Aurel memang sempat cerita sih, Faisal itu di pukulin sama pacaranya. Tapi, Aurel enggak nyebutin siapa namanya pacarnya.” ucap gue menjelaskan

Kita menghentikan sejenak pembicaraan kita. Kemudian tak beberapa lama Dylan menceritakan kejadian masa lalu yang Andre alami bersama Aurel dan Faisal.

*FLASHBACK*

Saat itu, hujan turun dengan sangat deras. Andre memergoki Aurel sedang berteduh di sebuah halte bersama Faisal. Andre sangat marah dan murka hingga emosi sudah menguasai dirinya. Andre menelpon teman-temannya untuk datang dan memukuli Faisal. 

***

Andre menghampiri Aurel yang sedang berteduh di halte bersama Faisal. “Jadi, ini yang kamu lakukan di belakang aku ?” ucap Andre

“Andre ?”

“Kenapa kaget ?”

“Rel, apasih kurangnya aku ? Kenapa kamu menghianati aku seperti ini!” bentak Andre

“Kamu tuh banyak, Ndre kurangnya. Aku enggak suka cowok posesif, cowok kasar, cowok emosian seperti kamu. Lalu, untuk apa aku terus bertahan kalau aku enggak dapetin kebahagiaan aku ?” 

“Lalu, lebihnya dia apa ? Apa dia memiliki sifat yang jauh lebih baik dari aku ?” tanya Andre

“Jelas! Dia lebih baik dari kamu. Dia enggak kasar, enggak emosian dan enggak posesif seperti kamu!” ucap Aurel sambil menunjuk Andre

“Kalau cuma itu mau kamu, aku bisa berubah, Rel. Demi kamu aku akan berubah.” ucap Andre

“Maaf, Ndre. Semuanya udah terlambat. Aku enggak mau lagi menunggu kamu berubah, karena itu hanya menyakiti diri aku sendiri.”

“Tapi, kenapa ? Karena laki-laki ini ?“ ucap Andre sambil menarik kaos Faisal hingga Faisal menabrak Aurel 

***