Try new experience
with our app

INSTALL

The Ocid 

3. The Conflict Continues

Setelah pembagian “warisan”, atau bapak Ocid menyembutnya “bagi tugas”, selesai, beberapa hari kemudian ibunya jatuh sakit, Ocid tidak ada di tempat waktu itu, bukan hanya dia tidak suka cara – cara saudaranya, dia lebih baik memilih mengurus yang lebih penting. Ocid baru tahu kabar itu waktu dia ada proyek di Arab Saudi. Ia sedang mengerjakan aparteman dan beberapa rumah milik orang – orang kaya disana. Ocid bingung juga ketika saudaranya memberitahukan berita tersebut, katanya ibu sering memanggil nama dia,  akhirnya ia pulang.

 

            Sesampainya di rumah, bukan saja dia terkejut mendengar masalahnya, masalah “warisan” memang sudah selesai, tapi masalah yang lain bahkan yang lebih sakit rasanya datang ke keluarga Ocid, bapak Ocid ternyata sudah menikah lagi sejak tiga tahun yang lalu, sejak masalah warisan belum terjadi. Ibu tiri Ocid ternyata masih saudara kakak ipar Ocid dari kakak yang pertama yang menjadi peletup masalah warisan di keluarganya, mba Rani. Tabir itu terbuka ketika ibunya Ocid bertemu dengan bapak Ocid dengan madunya di sebuah mall, ibunya Ocid sedang berbelanja waktu itu, tapi yang heran tidak ada keributan, sama sekali. Mereka bertiga langsung duduk di restoran, setelah duduk di sebuah restauran mereka mulai pembicaraan,

Ibunya Ocid memulai pertanyaan dengan bertanya?.” Siapa ini, pak?”, datar saja pertanyaanya

Bapaknya sangat gelisah dan sambil meminta maaf berkata,”ini ibu leni, dia istri siri bapak, sebenarnya kami sudah lama nikah, hampir tiga tahun, kami mohom ma’af, kami ingin memberitahukan tapi suasana belum memungkinkan, ibu leni juga masih keluarga dari Rani”.

Ibunya Ocid tidak berkata banyak hanya terlihat matanya memerah hampr menangis, kemudian berkata,” bapak seharusnya bicara dulu kepada ibu, termasuk izin dari ibu, walaupun izin dari anak pasti tidak mungkin, intinya bicara dulu”,

“iya bu, bapak mahon ma’af sekali”, jawab bapak Ocid.

Sementara madunya ibu Ocid hanya tertunduk lemas. Sambil mengatakan meminta maaf. 

 

            Mereka orang tua yang sangat tahu etika, sedramatisnya apapun situasinya meraka tetap harus tenang, banyak orang yang lihat, jangan sampai mempermalukan diri sendiri dan keluarga. Subhanallah. Setenang situasinya, tapi ketiga orang itu pasti merasakan campur aduk perasaanya, gundah gulanda, terutama ibunya Ocid.

            Pulangnya ibunya tertidur, berharap ini hanyalah mimpi buruk. Ketika ia bangun ia pun menangis, beberapa saat kemudian ia panggil anak – anaknya, alangkah terkejutnya fakta yang baru disampaikan oleh ibunya, rasa marah, kesal, benci menjadi satu.

Sambil menahan geram, kak Aryati kakaknya Ocid mengatakan, “pasti bapak diguna – guna, tidak mungkin hal ini sampai terjadi, orang tidak tahu diuntung”, sambil kak Aryati menyebut nama Rani istri kakaknya. 

Sambil menahan tangisnya adiknya Ocid mengatakan,”bapak kok tega sama ibu, sama kita semua ”.

“saya bisa menuntut mereka karena menguna - gunai bapak”, saut kak Aryati

“tenang semua kita harus check semuanya, saya akan tanya Rani tentang masalah ini”, kak Abdurahman berusaha menanangkan adik – adiknya. Semuanya ada kecuali Ocid 

Ibunya Ocid berusaha juga menenangkan anak – anaknya, berusaha bersikap bijak dengan mengatakan, “kalian harus tetap hormat kepada bapak kalian, dia juga yang membesarkan, mensekolahkan, dan mendidik kalian, kalian sudah besar sudah berkeluarga jangan sampai di murkai Alloh karena durhaka pada orang tua, ingat anak – anak kalian, mungkin ibu yang salah, ibu terlalu sibuk dengan urusan bisnis sampai harus melupakan bapak,”. Bapaknya tidak ikut dalam memberikan penjelasan ini, menunggu situasi mereda, itu juga yang mereka bicarakan bertiga waktu di mall. 

“kemana Ocid?”,  tanya ibu Ocid, mungkin dia baru sadar tidak ada Ocid, rasanya masalah menjadi terlalu berat baginya.

“tidak tahu bu, tadi udah kita WA untuk datang, mungkin sedang dijalan”, jawab kak Aryati.

“kasih tahu kalau ibu Ocid sudah pulang, sekarang ibu mau istirahat, dan juga kalian harus istirahat banyak ingat kepada Allah, istighfar”, kata ibunya, sambil dipapah ke kamar tidur dengan anak – anaknya. 

Tapi anak – anaknya tidak semudah itu memberi maaf kepada bapaknya, waktu itu Ocid tidak ada ikut, hanya mendengar dari saudara – saudaranya. 

 

                        Kakaknya yang nomor dua, kak Aryati di beritahukan orang lain yang memperkenalkan antara bapak Ocid dengan ibu tirinya adalah adik dari bapaknya sekaligus juga paman mereka om Hasan Widi, yang terkenal sebagai orang yang 

antagonis, terkenal suka memfitnah orang tanpa adanya bukti dan suka berbisnis yang tidak jelas, namun selalu meminta duit kepada bapaknya Ocid. Mungkin mau balas jasa, tapi 

effeknya luar biasa.

Yang Ocid mau tanyakan: “apa hubungannya antara kakak iparnya yang ternyata adalah saudara ibu tirinya dengan pamannya yang antagonis itu”, akhirnya bisa terjawab walaupun masih berdasarkan spekulasi. 

Kak Aryati menjelaskan, “mereka orang – orang membenci keluarga Ocid terutama dari pihak ibunya Ocid, karena bapak ibunya Ocid atau kakeknya tidak meyetujui bisnis adik bapaknya dengan tidak memberikan modal, tidak jelas bisnisnya, kakeknya juga tidak mengetujui waktu kakaknya pertama menikah dengan mba Rani”, kakaknya ipar sekarang, karena masalah tidak punya etika, namun karena sudah saling suka, mau gimana lagi

            Bisnis Rumah Sakit pertama – tama modalnya dari kakeknya Ocid yang sekarang berkembang menjadi klinik – klinik diluar rumah sakit dan sekolah – sekolah kesehatan. Almarhum kakeknya Ocid, RM. H. Teguh Satrio Jumawa adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta dan terkenal ahli dalam berbinis tapi terkenal tegas dan tidak suka yang aneh – aneh dalam berbisnis. Dia terkenal pengusaha tanah dan bangunan di Yogyakarta.

            Sementara masalah ini pun dibiarkan berlalu begitu saja, yah habis mau bagaimana lagi, sudah terjadi.