Contents
I Want India You Want Indonesia
GADIS MUMBAI DI BAWAH KAKI
Praaak.. Gedubrak.. Praaak.. Gedubrak.. itulah bunyi-bunyi yang selalu terjadi di rumah Raihan (23 tahun) setiap pagi. Peperangan selalu terjadi antara Sukaesih (50 tahun) dan juga Dadang (55 tahun). Dadang tidak pernah suka dengan mimpi Raihan untuk menjadi artis Bollywood. Lebih baik Raihan itu seperti dirinya menjadi seorang PNS. Tapi tidak bagi Sukaesih yang tetap bermimpi anaknya bisa main bersama Shah Rukh Khan. Sukaesih bangga, Raihan selalu konsisten. Di tengah kepungan artis Korea yang masuk ke Indonesia, Raihan tetap dengan mimpinya. Menjadi artis India! Dan main bersama dengan Shah Rukh Khan. Dadang menganggap ibu dan anak sama saja. Mimpinya tidak realistis! Tapi bagi Raihan : Tidak ada yang tidak mungkin. Selama nafas dan jiwa masih di raga maka pasti akan tercapai.
Melanjutkan pagi yang cerah. Di bawah terik sinar matahari, Raihan berlatih teater. Ini ia lakukan jika jadwal kuliah sedang kosong. Seorang lelaki tua nampak menghampirinya. Tersenyum sekaligus prihatin. Nama lelaki itu adalah Bambang Prihatin (54).
“Mau sampai kapan kamu latihan teater terus, Raihan? Cobalah kamu ikut-ikut casting.” Ujar Bambang Prihatin
“Eiiiitsss… bapak kan tahu mimpi saya itu Bollywood. Rai Khan akan bermain dengan Shah Rukh Khan”.
Bambang Prihatin sang guru teater Raihan ini hanya tersenyum menggelengkan kepalanya. Ia kemudian melanjutkan berjalan dan membiarkan Raihan fokus dengan latihan teaternya. Raihan masih terus berlatih konsentrasi. Memusatkan perhatiannya pada satu titik. Sampai suatu saat, konsentrasinya ini terganggu karena melihat di ujung seberang sana seorang perempuan tengah diganggu.
Nampak ia kembali mencoba fokus. Tidak mau mengurusi orang lain. Tetapi satu titik matanya kembali menuju ke arah sana. Naluri jiwa aktor superhero di dalam dirinya akhirnya tumbuh. Ia tidak mungkin membiarkan seorang makhluk dengan lekuk tubuh indah yang diciptakan Tuhan diganggu. Raihan pun bergegas akhirnya lari.
BAK.. BIK.. BUK!! Beberapa pukulan langsung melayang mengenai tubuh para lelaki yang seenaknya menganggu ketentraman dan kenyamanan seorang perempuan. Pelecehan? Kurang ajar! Teriak Raihan. Satu demi satu para lelaki itu tumbang. Dan mereka memilih kabur. Daripada mencoba menjelaskan tetapi tidak didengar oleh Raihan.
Raihan merasa semuanya tuntas. Ia seperti sedang membersihkan tangannya seolah-olah seorang aktor hero yang habis menumpaskan musuh-musuhnya. Namun, ia terkaget, perempuan yang ditolongnya ke mana. Ia merasakan keanehan saat ia mau bergerak jalan. Nampak kakinya menyentuh sesuatu. Ia pun bergumam sendiri penasaran.
“ Ini apa ya? kok kayak badan orang. Apa jangan-jangan ada yang mati? Perasaan tadi pada kabur semua.”
Raihan mencoba pelan-pelan melihat di bawahnya. Raihan terkejut dan berteriak sekencangnya.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah”
Ternyata orang yang dibawahnya adalah perempuan yang ditolongnya tadi. Dan ternyata teriakan Raihan ini membuat sadar perempuan tersebut. Perempuan tersebut nampak sadar dan terbuka matanya tetapi ketika ia tahu berada di mana. Terdengar kembali suara teriakan.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah”
Tapi kali ini suara teriakan dari perempuan itu. Ia kembali pingsan. Karena tak kuasa menahan kenyataan kalau ia berada di bawah kaki lelaki. Sementara Raihan nampak bingung ketika melihat perempuan itu kembali pingsan. Tapi Raihan mulai menyelidik wajah perempuan itu. Ia kaget.
“Orang India??? Perempuan Mumbai??”
Belum habis kagetnya, tiba-tiba beberapa orang perempuan datang. Teman perempuan ini. Mereka langsung memarahi Raihan karena Raihan menganggu orang yang sedang latihan teater untuk tugas kuliah. Teman-temannya itu pun menggendong perempuan India yang pingsan ini. Sementara Raihan menepok jidatnya.
“Jadi tadi tuh cuma latihan teater? Gak serius ada pelecehan? Tapi siapa perempuan India itu?”