Contents
Hantu Lukisan Tanpa Kepala, Fano..
Part 2 : Fano, Jangan ganggu Kami
Aku yang terjatuh dan juga teman-temanku terkejut, Ananta melihat itu sebagai sebuah hal yang hebat.
“Jadi, ini lukisan legendaris hantu tanpa kepala itu?” katanya takjub.
“He Ananta.. apa kau tidak merasa aneh dengan lukisan itu?” kataku sambil perlahan bangun dan bergedik ngeri.
"Nggak Patty, ini hebat… konon katanya kalau kita membacakan mantra. Hantu Fano ini akan muncul, aku ingin mencobanya” katanya.
“Jangan Ananta, jangan sembarangan dalam mencoba sesuatu…” Gabriel merasa ketakutan.
“Iya Ananta, kamu mau buat aku sengsara? Hellow, aku mau chill, Please…” kata Margareth
“Tidak, tetap aku harus mencobanya, bagaimanapun aku harus membuktikan kalau cerita itu benar-benar nyata…” katanya Antusias sekali.
Semuanya terdiam, bukan karena mendukung Ananta, tapi bagaimana cara untuk berbicaraa dengan Ananta untuk tidak melakukan hal bodoh itu. Ananta mencari mantra yang katanya bisa digunakan untuk membangkitkan Fano, hantu tanpa kepala itu… dengan sangat cepat ia mengambil bukunya dari dalam tas, ku rasa Ananta terlalu mempunyai rasa penasaran yang tinggi, sehingga membuatnya menjadi tidak berfikir panjang akan sesuatu…
Ananta lalu melafalkan Mantranya :
“O Fano, Ghost zonder hoofd.
kom naar me toe
laten we gaan spelen.
graag gedaan……………
Dengan segera aku menutup mulut dari Ananta “jangan sebutkan lagi, jangan selesaikan mantranya Ananta… nanti kita bisa berbahaya…” kataku ketakutan. Dan ternyata Gabriel dan Margareth juga melakukan hal yang sama. Kita sama-sama menutup mulut Ananta, karena kita merasa ada sesuatu yang berbeda ketika Ananta mengucapkan Mantra itu.. tapi Ananta mengigit tanganku, dan mencoba mengelak, Gabriel dan Margareth terjatuh, Ananta berhasil menyelesaikan Mantranya……………vol vreugde. en opwinding.”
Aku, Gabriel dan Margareth merasa lemas karena Ananta berhasil mengucapkan mantranya sampai selesai, Margareth terlihat marah sekali, ia tidak mau terjerumus dalam masalah yang dibuat atas kebodohan Ananta.
“kamu keterlaluan Ananta! Kalau kita kenapa-kenapa gimana?!!!” katanya sambil membentak keras.
“Tenang, gak akan ada apa-apa kan? coba lihat, kita masih ber 4 disini…” katanya tenang.
Aku melihat ke sekeliling, benar juga apa yang di katakan Ananta tidak ada apa-apa…memang sepertinya hari ini aku sangat tenang…syukurlah…Gabriel juga bicara “Ya mungkin kamu salah Ananta, lukisan ini mungkin tidak berhantu. Karena memang lukisan ini gagal saja, makanya tidak dipajang” katanya…
“Ya benar, mungkin saja… yasudah ayo kita pulang… aku sudah lelah… dan masih banyak penelitanku tentang hantu yang harus aku selesaikan” begitu kata Ananta.
Dan akhirnya kita bergegas pergi dari kelas menuju parkiran Mobil, Papa pasti sudah menunggu… dan benar saja ketika aku hampir sampai Papaku, Bunda nya Gabriel, Mami nya Margareth dan Bapak nya Ananta sudah menunggu, mereka saling ngobrol dan berbicara seru sekali… kami bergegas menghampiri orang tua kami… tapi ketika kami ber 4 saling memanggil orang tua kami, kami seakan tidak ada… Aku sudah memanggil “Papa… ayo kita pulang…” tapi sama sekali tidak terdengar olehnya… aku terkejut.. apaa yang terjadi…
Ananta, Margareth dan Gabriel juga begitu…Bahkan ketika Gabriel mau memegang tangan Bunda nya, tangannya malah menembus tubuh dari Bundanya… hah!!! Apa yang terjadi …. Pikirku, begitupun dengan Gabriel, Margareth dan Ananta.. kita saling pandang satu sama lain… kita bingung tanpa saling bicara, kita hanya saling memandang, sambil bertanya dalam hati APA YANG TERJADI!!!