Contents
Hantu Lukisan Tanpa Kepala, Fano..
Part 1 : Lukisan yang Aneh… Menyeramkan!
Kalian tahu aku sedang berada di mana? Semalam Papa dan Mama ku memperbolehkan aku untuk tidur di kamarnya, ahh… senang sekali… tapi tenang, semalam aku tidak bisa tidur bukan karena ada gangguan dari makhluk halus, tapi aku memang rasanya harus berada di samping papa dan Mamaku… dan buktinya, lihat… aku bisa tertidur pulas sekali.. aahh… leganya… sepertinya aku harus bersiap untuk berangkat ke sekolah.Papa melihat ku terbangun, dia sedang memakai kemejanya untuk berangkat bekerja, Mama? Dia sedang menyiapkan sarapan, jadi tak usah khawatir.
“Sayang, sudah bangun… ayo cepat mandi, nanti Papa antar ke sekolah”begitu katanya.
“Iya Pa, tunggu sebentar… aku masih lemas”. Kataku..
Papa hanya tersenyum, terdengar suara dari luar teriakan Mama yang baru saja selesai memasak.
“Patty, Papa… ayuk cepat… sudah siang.. nanti kalian telat loh…” kalian tau? Suara Mama ku itu begitu bersemangat, ya memang selalu begitu setiap paginya dan sepanjang hari.. Mama selalu terlihat sangat bahagia. Aku langsung saja mandi dan memakai pakaian sekolahku. Kalau kamu tahu, aku paling suka di kuncir 2. Aku merasa sangat lucu ketika berangkat ke sekolah dengan dandanan seperti itu. yap sekarang selesai… saatnya aku sarapan…
Semua masih terasa menyenangkan, aku senang sekali sarapan ku pagi ini benar-benar enak.. sarapan kesukaanku Roti bakar dengan segelas susu membuatku bahagia, belum lagi Papa ku yang selalu memuji masakan Mama. Aku sudah hapal apa yang biasanya dia katakan.
“Makanan Mama selalu saja enak…” kata Papa…
Benar saja, baru aku ceritakan papa sudah berbicara seperti itu, dan akhirnya sarapanku selesai. Saatnya aku dan papa berangkat. Mama mencium ku di bagian kening, senang sekali memiliki keluarga yang saling menyayangi seperti ini. Aku sudah berada di dalam Mobil, aku duduk di depan samping Papa. Seperti biasa jalanan selalu saja macet, makanya aku disuruh untuk jalan ke sekolah lebih pagi. Papa berbicara
“Nanti Papa jemput kamu ya, kebetulan nanti Papa pulang siang. Jadi kamu tunggu saja di sekolah…” begitu kata papa ku..
“iya pa, nanti aku nunggu di sekolah, tapi jangan terlalu lama ya…” kataku.
Papa mengangguk, dan melanjutkan perjalanannya sampai di sekolahku. Suasana sangat ramai, banyak mobil-mobil berhenti di lobby sekolah, ya sekolahku sekolah Internasional, gak jarang juga banyak anak-anak blasteran Indonesia yang sekolah disana. Oh iya nama sekolahku…Tanjung Nusantara International School, kalian pasti tau kalau sering melewati jalan-jalan di Jakarta Selatan. Aku turun dari mobil tepat di depan lobby sekolahku, sebelum turun Papa mencium keningku.
“Semangat sekolahnya ya sayang…” begitu katanya.
Aku senang, tapi tersenyum saja sambil mengangguk lalu turun dari mobil. Ya semua terjadi begitu saja, ya tidak ada masalah apapun. Semua sangat sangat lancar sekali. Bahkan aku bisa menjawab beberapa pertanyaan dari guru sewaktu di kelas, yaa sudah selesai, sekolahku sangat menyenangkan sekali hari ini. Tibalah saatnya aku piket kelas. Kali ini aku bersama 3 orang temanku, Margareth, Gabriel, dan Ananta. Sepertinya aku juga harus mendeskripsikan temanku satu-satu… yang pertama adalah Margareth dia adalah cewek paling manja di sekolahku, ooh sungguh dia sangat berlebihan sekali, bahkan yang harus kalian tahu ketika saat jadwal piket seperti ini dia hanya duduk saja kerjaannya hanya memerintah saja. Seperti saat ini.
“Brie.. ayodong cepet… kalau kamu cepet nyapunya, akutuh mau mandi dirumah, gerah banget sekolah ini. Mahal tapi standar…”begitu katanya sembari cemberut saja melihat kita yang sedang bersih-bersih.
Berbeda dengan Gabriel, dia laki-laki yang rajin… bahkan apapun yang di perintahkan, dia pasti tidak akan bisa menolaknya dan akan mengerjakannya… ketika tadi aku ingat Bu Rosaline, guru kami… berpesan kepada Gabriel sebagai ketua piket agar membersihkan kelas sampai bersih, jadilah dia laki-laki yang sangat bekerja keras saat ini.. Berbeda dengan Ananta, perempuan berkacamata ini sungguh sangat menyukai dunia ghaib, aku berani bertaruh dia mengetahui kisah-kisah horror tentang sekolahku, dan jangan sampai Ananta tahu aku punya teman bernama Elise, Mary dan pernah bertemu dengan Nina… Entah apa yang terjadi. Mungkin Ananta bosan… ia memanggil kita semua.
“Brie.. Retha, Patty… kesini… aku punya cerita yang sangat seram, dan cerita ini ada di kelas kita…” begitu katanya sangat antusias. Ya seperti biasa, obrolan Ananta itu tidak digubris oleh kami, aku sendiri masih serius membersihkan kaca jendela kelasku… tapi Ananta sepertinya tidak akan kenal menyerah.
“kalian tau hantu lukisan tanpa kepala di kelas ini?” katanya terdengar sangat misterius. Seketika ucapan itu menggerakkan tubuhku sendiri berjalan ke arah Ananta, Margareth, dan Gabriel juga.
“Hellow, beneran? Kamu gak bohong kan?” kata Margareth penasaran
“Hmmm… aku pernah dengar, tapi memang benar ya?” Gabriel menambahkan..
Aku hanya diam saja mendengarkan, Ananta lalu berbicara sembari menunjuk ke sebuah lemari
“Dibalik lemari itu kalian melihat lukisan kan?” Kami semua melihat kea rah yang di tuju oleh Ananta. Dan memang benar, aku tidak pernah sadar ada lukisan disitu.. seperti disimpan secara diam-diam agar tidak ada yang melihat..
“coba kalian lihat, lukisan itu berhantu. Karena itu seseorang menaruhnya disitu. Supaya tidak terlihat lagi…”begitu katanya…
“Kalau kalian penasaran, kalian boleh coba lihat…” tambahnya lagi..
“Apa kamu sudah pernah melihatnya?” kata Gabriel penasaran.
“Sudah, walau tidak semuanya. Karena aku takut…. Lukisan laki-laki, dengan pakaian yang seperti orang jaman dahulu…”begitu katanya lagi…
Kita semua terdiam, Ananta lalu mengajak kita bersama untuk mengikutinya. Dan kami pun mengikuti Ananta. Yaa kami sudah sampai di tempat yang tadi di tunjuk oleh Ananta.
“Patty, kalau berani jangan diam saja… coba kamu ambil lukisan itu”kata Ananta.
“Okay baik… kataku… setidaknya ada kalian, karena aku sangat penakut…” kataku.
Aku lalu mengambil lukisan itu… dan betapa terkejutnya aku ketika melihat sosok di dalam lukisan itu… yang harus kalian tahu, lukisan itu adalah lukisan seorang pria, memakai sebuah sweater berwarna biru, tapi yang janggal adalah lukisan pria itu tidak mempunyai kepala… sontak aku langsung terkaget dan terjatuh… dalam hati aku berbicara.
“Menyeramkan sekali… kenapa ada lukisan itu disini…” kataku…