Try new experience
with our app

INSTALL

Dudung, Maman, dan Sebuah Villa  

Part 4

  Maman terbangun dari pingsannya dan terkejut lagi melihat mayat Adam tergeletak tepat di sampingnya. 

“Duuuung.. kenapa aku ditinggalin tidur sama mayaa—“ belum selesai bicara, Maman pingsan lagi. Di hutan Sandra terus berlari dan sesekali melihat ke belakang, ia melihat Dudung sebagai sosok pembunuh yang sedang memburunya. 

“Mbaaak, jangan kenceng-kenceng larinya, aku nggak bisa ngejar.. hahhh capeek” Dudung kehabisan tenaga dan bersandar di pohon untuk istirahat. 

  Sandra terus berlari tanpa melihat ke belakang, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat mayat Michelle sedang dimakan seekor macan. Macan itu menoleh ke arah Sandra dan meraung, raungannya membuat Sandra panic. Sandra mulai mundur secara perlahan, kakinya tersandung akar pohon dan ia terjatuh mundur ke sebuah batang kayu mati yang dahannya sangat tajam. Sandra pun mati seketika dengan tangkai pohon yang menembus kepalanya. Macan itu menghiraukan Nanda dan melanjutkan makan siangnya yaitu mayat Michelle. Tidak lama Dudung berhasil tiba di tempat terakhir Sandra. Ia tidak sadar kalau di dekatnya itu ada mayat Michelle dan Sandra. Dudung masih celingukan ke sana kemari mencari Sandra.

“Aduuh mbak cepet banget larinya, aku harus cari kemana lagi, yang paling hapal hutan ini cuma si Maman doang” keluh Dudung dengan napas yang terpenggal-penggal. Dudung membuang pandangan ke arah lain dan melihat Sandra yang dari belakang seperti sedang duduk. Lalu Dudung menghampiri Sandra dan menepuk bahunya. 

“Capek kan Mbak lari mulu” ucap Dudung sambil berjalan ke depan Sandra. 

“Saya tuh mau ngasih tau kalau temen mbaknya ada di villa saya di sanaaAAAAAAAAHHH!!!” Dudung terkejut ketika melihat wajah Sandra tertusuk dahan pohon kering. Bertepatan dengan Dudung yang masih teriak kaget, Roni datang membawa pisau yang mengarah ke Dudung. 

“Lo nggak papa kan San?” Tanya Roni ke Sandra, tapi tidak ada respon, Roni pun terkejut melihat Sandra mati mengenaskan.

“Lo lagi! KENAPA LO HARUS BUNUH SEMUA TEMEN GUE? MAU LO APA? LAWAN GUE SEKARANG!” teriak Roni pada Dudung.

“Bu..Bukan mas, sssa..saya—“ Dudung yang belum selesai bicara tiba-tiba roni menghuyungkan pisaunya dengan brutal ke arah Dudung, Dudung menghindar dan terjatuh ke sebuah lubang lalu pingsan.

“LO HARUS MATI DI TANGAN GUE!” bentak Roni, kini Roni bersiap-siap untuk turun ke lubang tersebut, tapi tiba-tiba macan datang dan menerkam Roni. Roni dicakar, dicabik-cabik dengan gila, darahnya menetes sampai terkena wajahnya Dudung yang sedang terkapar di dalam lubang. 

  Sementara itu di villa. Maman perlahan membuka mata dalam keadaan terikat di sebuah kursi di ruang tengah. Samar-samar ia melihat dua orang berdiri di hadapannya.

“Dung? Mbak Naya?” Tanya Maman dengan lemas dan penglihatannya belum jelas. BYURRR.. Jason menyiram Maman dengan seember air.

“apa-apaan kamu dung!? Uhukk uhukk.. aakhh” Maman tersedak air dan langsung menyadari dua orang di hadapannya ternyata Naya dan Jason. 

“Berapa kali aku harus bilang ke kamu, Jason. Maman sama Dudung itu orang baik!” bentak Naya pada Jason. Jason masih menatap Maman dengan tajam.

“Orang baik mana yang tega membunuh teman-teman kita Nay!?” bentak Jason. 

“itu semua cuma salah pah—“ ucapan Naya langsung dipotong Jason. 

“Michelle sama Adam mati karena mereka, dan Roni sama Sandra masih di luar sana di kejar-kejar si gendut gila! Gue juga nggak tau mereka di luar sana berhasil hidup atau enggak!” bentak Jason. 

  Tiba-tiba terdengar langkah kaki di pintu depan, Jason langsung bersiap dengan pisaunya. Ketika pintu terbuka, terlihat Dudung dengan keadaan badan yang lemas dan berlumuran darah serta baju yang kotor karena tanah.  Dudung terlihat seperti habis membantai banyak orang. 

“Bagus, gue nggak usah repot-repot nyari lo!” ucap Jason sambil berlari ke arah Dudung dengan pisaunya tapi tiba-tiba dihalangi Naya. Maman yang melihat kejadian itu menggunakan kesempatannya untuk membuka ikatannya dan melarikan diri. 

“STOP JASON!! INI CUMA SALAH PAHAM!!” perintah Naya

“Gue nggak tau apa yang mereka perbuat sama lo Nay, sampe-sampe lo ngebelain mereka. Gue minta lo untuk minggir, atau gue habisin si brengsek yang gue iket di belakang!” ketika Jason menoleh ke belakang Maman sudah tidak ada. Jason menoleh ke segala arah dan ia dikagetkan oleh Maman yang mendorong Jason hingga terjatuh. 

“Denger ya mas, kita nggak mau kelahi, ini cuma salah paham. Kasih waktu buat kita jelasin semuanya!” bentak Maman. Jiwa pria Maman keluar dan Maman terlihat begitu tangguh. Jason yang masih tersungkur di lantai mau tidak mau harus mendengar penjelasan mereka. 

“Kita cuma kuli villa yang mau renovasi villa” jelas Maman dengan nada tenang.

“Kita di sini kerja cari uang terus tiba-tiba temen-temen kalian itu mau bunuh kita tapi akhirnya malah mereka bunuh diri.” Jelas Dudung dengan lemas

“Mereka mati karena ulahnya sendiri, mas!” ucap Maman dengan tegas ke Jason. 

“Tanya..tanya mbak Naya, mbak Naya tau semuanya” ucap Dudung dengan kondisi yang semakin lemas dan BRUGGG.. Dudung terkapar di lantai. 

“Dudung! Dudung kamu kenapa?” Tanya Naya yang menghampiri Dudung dan terlihat sangat khawatir.

“Biarin aja mbak Nay” ucap Maman. Naya terlihat bingung

“Dia nggak kenapa-kenapa kok, lagi tidur itu. Dia kalo kecapean emang langsung tidur mbak, dulu malah pertama kali liat dia begitu aku langsung bawa dia ke rumah sakit” jelas Maman. Naya tersenyum melihat Dudung dan membenarkan posisi tidurnya. 

“Mbak Nay.. temennya kemana?” Tanya Maman yang terlihat khawatir, Naya juga ikut celingukan. 

  Ketika Maman menoleh ke arah lain, Jason sudah bersiap melempar pisau ke arah Maman. Maman reflek mengambil nampan untuk melindungi dirinya. Pisau pun Jason lempar, Maman langsung melindungi dirinya dengan nampan. Pisau yang Jason lempar mengenai nampan dan memantuk balik ke arah Jason. Pisau menembus tubuh Jason tepas di pundaknya, Jason masih dalam keadaan terkejut jatuh di atas lantai kayu yang lapuk dan tubuhnya menembus lantai kayu itu sehingga membuat Jason jatuh ke ruang bawah tanah. Naya dan Maman langsung melihat kondisi Jason, Jason sudah tidak sadarkan diri, apalagi jarak ruang tengah ke ruang bawah tanah cukup tinggi, Jason tidak mungkin selamat. 

“Mbak Naya barusan liat kan? Temen-temen Mbak Naya berusaha membunuh kita tapi malah berujung mereka yang bunuh diri” jelas Maman. Naya mengangguk paham.

  Keesokan harinya, di jalan besar. Terlihat sebuah mobil bus yang baru saja jalan, Dudung dan Maman melambaikan tangannya dengan semangat. Di jendela mobil bus terlihat Naya yang membalas salam perpisahan. 

“Dung.. kalo Juragan nanti main ke villa dalam keadaan kayak gini, apa kabar nasib kita ya?” Tanya Maman dengan pasrah, tapi Dudung tidak menghiraukan Maman dan terus melambaikan tangannya ke Naya yang busnya sudah semakin jauh. PLAKKK.. tamparan Maman menyadarkan Dudung.

“Duuuh Man kenapa sih kamu nggak pernah liat aku seneng sebentaaar aja gitu? Iya iyaa, aku bantu beresin semua” Tanya Dudung dengan kesal sambil mengusap-usap pipinya, lalu mereka pun kembali ke villa. 

  Di dalam villa mereka berdiri di lantai yang bolong, tempat di mana Jason terjatuh sampai ke ruang bawah tanah. Dudung dan Maman melihat ke arah lubang tersebut, betapa terkejutnya mereka ketika melihat isi ruang bawah tanah itu kosong.

“waduh Dung.. kemana mas Jason? Kemarin masih di sini loh!” Tanya Maman dengan rasa cemas.

“ya mana aku tau Man, kan aku kemarin tidur!” jawab Dudung. Tanpa mereka sadari sebenarnya Jason sudah berdiri di belakang mereka dengan kondisi yang sangat lemah.

“gue di sini” ucap Jason, Dudung dan Maman menoleh ke belakang dan bertepatan dengan itu, Jason mendorong Dudung dan Maman ke dalam lubang itu.. BRUGGG, Dudung dan Maman terlihat tidak sadarkan diri, Jason tersenyum puas penuh kemenangan.