Contents
Pakansi
Part 2
Matahari mulai tenggelam, sahutan suara jangkrik terdengar. Danan baru saja selesai mengeluh pada Rudi di teleponan.
“Kalau berisik kayak gini gimana aku mau tidur nyenyak, Pah”
“Kakek kamu punya banyak cerita untuk di dengarkan, Papah lanjut kerja dulu ya, bye”
Malam hari pertama Danan di rumah Selamet diisinya dengan pertengkaran dua buah mainan yaitu robot superhero dengan lambang S didadanya dan sebuah wayang kecil Gatotkaca yang terbuat dari kayu anyam berukuran kecil. Dari kejauhan Selamet yang sedang asik membaca buku tentang tokoh-tokoh pewayangan secara tidak sengaja memperhatikannya. Selamet heran dengan tingkah cucunya yang sedang asik bermain itu. Selamet juga terlihat kurang suka dengan tokoh pewayangan kebanggaannya yang selalu dalam posisi dikalahkan.
“Gotot koco kok dikalahin terus to le, ono ono wae”
Tak lama setelah gumaman itu, tiba-tiba lampu padam, suasana ruangan menjadi gelap gulita. Danan yang masih kecil dan manja merasa ketakutan dan berteriak memanggil Selamet.
“Hey bapak tua, kamu dimana? Kenapa lampunya dimatikan?”
Selamet pun segera menghampiri Danan dengan membawa sebuah lampu petromak yang kemudian dinyalakannya. Selamet mencoba menenangkan Danan yang menutup kedua matanya karena takut. Karena hanya terdapat satu sumber cahaya maka ruangan menghasilkan bias bayangan yang kemudian coba dimanfaatkan Selamet. Selamet berinisiatif untuk membuat suasana tidak terlalu mencekam dengan cekatan Selamet mengambil dan memainkan robot dan wayang gatotkaca kecil layaknya seorang dalang dalam sebuah pertunjukan.
“Aku Gotot Koco, putra arimbi seko tlatah pringgodani. Ototku kawat bulungku wesi, sopo-sopo wonge wani numindak angkara, aku musuh e wa” Danan yang sedang ketakutan sambil menutup matanya perlahan membuka dan melihat tingkah Selamet.
“What do you mean? I don’t get it”
Sifatnya yang masih kekanakan dan tidak tahu dengan tokoh pewayangan marah, apalagi karena superheronya kebanggaannya dikalahkan. Danan kemudian mengacak-acak semua mainan, ia juga merebut pajangan pewayangan itu kemudian membuangnya. Danan mengambil robot superhero miliknya juga lampu petromak kemudian pergi. Selamet berusaha mengerti kemarahan cucunya dengan coba menemani Danan tidur,
“Kamu memang gak tau Gatot kaca, Danan?” dia itu hebat loh, dia sanggup mengalahkan naga percona yang sulit dikalahkan pada jamannya”
“Stop, I don’t like your hero, gak ada yang bisa mengalahkan Superman, your Hero is not that popular” Danan semakin tampak tidak suka, dia pun merubah posisi dengan membelakangi Selamet, Danan juga sesekali menutup telinganya dengan bantal, hingga akhirnya tertidur.