Try new experience
with our app

INSTALL

Bollywood In Garut  

Chapter 1: Tembakan Pistol dan Panah Cinta

  Dooor.. dooor.. sebuah letupan peluru melayang ke udara. Nampak seorang pria tengah gagah menodongkan pistol ke atas seolah pertanda memerintahkan para penjahat yang ada di depannya untuk melepaskan seorang gadis yang ingin direnggut keperawanannya. 

“Beraninya pakai senjata. Tangan kosong dong.”

“Eh, maneh teu nyaho aing saha. Polisi ieu. Polisi ieu.”

Tapi Dadang kemudian sadar kalau ia sedang tidak memakai seragam. Dadang pun malu tetapi langsung membuang senjatanya. 

 “Sok lah maju kadieu. Teu nyaho Dadang Vijay. Polisi Garut anu pangkasepna. Ceuk kolot urang.”

  Ketiga penjahat itu langsung maju menyerang Dadang. Dengan sigap Dadang meladeni ketiga penjahat itu. SET! SET! SET! Dadang menghindar dari pelbagai serangan yang dilancarkan oleh para penjahat itu. Dan kemudian BAK! BIK! BUK! Dadang berhasil melumpuhkan ketiga penjahat itu. Dadang mengelap-ngelap tangannya seolah-olah semuanya sudah beres. Dadang pun mendekat ke arah perempuan itu. Perempuan yang tengah duduk, wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang, sambil terdengar seperti sedang menangis. Dadang memberikan tangannya, gadis itu pun menyambutnya dan ia kemudian beranjak bangun. Ia kini persis di depan Dadang. DEG! Dadang terkesima melihat wajah perempuan ini. Gadis India. Dalam bayangan Dadang, rambut gadis India ini berkibar-kibar layaknya bendera yang ditancapkan di tiang. Dadang terkesima. Inilah gadis India yang selalu ia impi-impikan. Sampai di usianya yang menginjak 35 tahun ini, ia belum menikah karena percaya ia akan mendapatkan jodoh gadis India. 

  Tiba-tiba imajinasi Dadang lebih liar lagi. Ia membayangkan dirinya dengan gadis India itu sedang berlarian di sawah. Gadis India itu kemudian bersembunyi di belakang seekor sapi. Dadang pun tersenyum dan melihat gadis itu. Dadang mendekat. Ketika Dadang ingin mengagetkan gadis itu, tiba-tiba PLAAAAAAK!! Dadang kena tampar. Dadang tersadar dari lamunannya. Gadis India itu tengah menunjuk-nunjuk ke belakang. Betapa kagetnya Dadang ketika melihat salah satu penjahat tengah menodongkan senjata. Dadang pun berdiri gagah di depan gadis India itu. Dialog Dadang pun coba disesuaikan dengan aktor-aktor yang ada di Bollywod. 

“Ternyata kalian tak lebih dari seorang pecundang. Bukankah tadi kalian yang meminta aku untuk melepas pistol itu. Takkan kubiarkan kalian sedikitpun menyentuh gadis ini.”

  Gadis ini menatap Dadang dengan penuh khawatir, Dadang pun menatap gadis ini. Seolah-olah dengan tampang meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Penjahat itu tertawa dan kemudian mulai menembakkan pistolnya ke arah Dadang. Gadis India itu menutup matanya. Tapi tiba-tiba.. TEK!! TEK!! TEK!! Pistol itu kosong. Tidak ada peluru. Dadang yang kini balik tertawa sambil kemudian ia mengeluarkan satu pistol lagi yang ada dibalik celananya. 

“Hahaha.. dasar penjahat bodoh. Eta pistol peluruna ngan 2. Kan tadi udah dipakai sama urang.”

  Dooor.. kini Dadang kembali memuntahkan peluru yang ada dalam pistol. Para penjahat itu pun kemudian berlarian karena ketakutan dengan Dadang. Dadang tertawa. Gadis India itu pun mengucapkan terima kasih kepada Dadang dan memperkenalkan dirinya. 

“Terima kasih pak Polisi karena telah menolongku. Perkenalkan, aku Katrina. Aku mahasiswi India yang tengah melakukan penelitian tentang domba garut di salah satu peternakan yang ada di sini.”

“Oh mahasiswi India.. Katrina? Katrina Kapoor? Katrina ayam? Katrina sapi? Oh maaf itu Kari. Saya suka bercanda orangnya.” Katrina yang mendengar itu agak mengernyitkan dahi. Tiba-tiba Dadang seperti teringat sesuatu. Dadang pun menepok jidatnya.

“Astagfirullah.. eta penjahat kenapa dibiarin kabur. Kuduna dikejar. Aduuuh kumaha ieu teh.” Dadang pun kemudian bergegas lari meninggalkan Katrina. Tapi Dadang nampak seperti bingung dulu mau lari ke arah mana. Akhirnya, Dadang memutuskan untuk lari ke sebelah kiri. Katrinayang melihat itu tersenyum. Tak berapa lama Dadang kembali lagi. Dan dari jauh Dadang berbicara dengan Katrina.

“ Kalau ada apa-apa, jangan sungkan minta tolong sama saya. Saya komandan Dadang. Tapi jangan panggil pak Polisi, panggil aja Dadang. Biar akrab.” Dadang kemudian merentangkan kedua tangannya. Layaknya gaya salah satu aktor Bollywood yang termasyhur yang ada dalam film-film Bollywoodnya.

“ Setiap burung kemanapun ia terbang, ia akan kembali menuju ke sangkarnya. Pun dengan seorang perempuan yang selamanya akan selalu ke pelukan lelaki.” Dadang kemudian kembali berdiri tegap, “Intinya kalau neng Katrina ada apa-apa, saya siap meluk. Eh, siap bantu. Udah dulu ya. Love You. Eh, see You.” Dadang kemudian kembali berlari mengejar penjahat yang tadi beradu dengannya. Sementara Katrina kembali tersenyum. Tetapi kemudian senyum itu perlahan-lahan merubah menjadi senyuman jahat. Seperti ada sesuatu yang direncanakan oleh Katrina.