Try new experience
with our app

INSTALL

Bollywood In Garut  

Chapter 5: 5 Bulan Kemudian

  Dooor!! Sebuah peluru dimuntahkan oleh sebuah senapan laras panjang. Nampak Dadang menghela nafas ketika melihat beberapa pasukan berlatih tembak untuk hukuman mati. Mata Dadang nampak berkaca-kaca. Beberapa menit lagi menjelang eksekusi hukuman mati Katrina Sayyed Khan. Seorang gadis India yang terlibat jaringan narkoba internasional. Ia mafia yang ditugaskan untuk memimpin dan memproduksi narkoba di wilayah Garut dan kemudian menyebarluaskan ke daerah-daerah lainnya. Selama di Garut, ia menyamar sebagai seorang mahasiswi S2 tingkat akhir yang sedang melakukan penelitian domba garut. Jika mengingat itu, Dadang tersenyum getir. Betapa bodohnya ia bisa tertipu. Penjahat yang selama ini ia cari ternyata dekat dengan dirinya. Ternyata ada di depan matanya. Mungkin alasan Katrina mendekati dirinya adalah bukan karena cinta. Melainkan karena dirinya adalah seorang komandan polisi. Semua informasi akan mudah diperoleh. Itu yang membuat pergerakan kelompok Katrina sangat licin. 

  KRAAAAAK!! terdengar pintu suara terbuka. DEG! Dadang dan Katrina saling pandang. Nampak, mata Dadang berkaca-kaca. Pun dengan mata Katrina yang berkaca-kaca. Namun, Dadang perlahan membuang wajahnya. Ia memilih untuk menatap langit. Katrina yang melihat itu nampak memahami. Di benak Katrina, Dadang tidak sudi untuk memaafkannya. Memaafkan atas segala perbuatannya. Termasuk Lilis yang mungkin juga tidak sudi lagi berteman dengan dirinya. Katrina mencoba menerima itu. Katrina tahu mungkin yang selama ini dilakukannya adalah perbuatan yang sulit untuk dimaafkan. 

  Tetapi Katrina tidak pernah tahu kalau surat yang ditulisnya untuk Dadang itu belum sampai kepada Dadang. Surat itu kini berada di luar tempat eksekusi. Digenggam oleh sebuah tangan : Lilis. Setelah kecelakaan yang dialami oleh Lilis, membuat ia  menjadi hilang ingatan sebagian. Dan kini setelah ia tersadar, ia baru menyadari ada amanat yang harus ia sampaikan kepada Dadang. Meski ia tidak tahu, apakah surat ini bisa mengubah semuanya atau tidak. Lilis hanya ingin masuk. Ingin menemui komandan Dadang. Tetapi beberapa petugas selalu menolaknya untuk masuk. Lilis berusaha sekuat tenaga mendorong dan beradu tenaga dengan petugas-petugas tersebut. 

  Sementara di dalam, Katrina sudah berada di tempat eksekusi. Sedari tadi Katrina terus memandangi wajah Dadang. Katrina berharap Dadang mau melihat wajahnya untuk terakhir kalinya. Namun, Dadang masih mendongakkan kepalanya ke atas. Meski terlihat matanya masih berkaca-kaca. Dadang menahan air matanya agar tidak jatuh. Katrina mencoba menghapus air matanya. Katrina mencoba menguatkan dirinya. Menguatkan kenyataan bahwa beberapa senapan laras panjang telah berada di depannya. Mengarah semua kepadanya. Seorang memberikan aba-aba bahwa eksekusi siap untuk dilaksanakan. Dadang menggengam tangannya erat ke sebuah tiang. Hatinya tidak kuasa melihat gadis India yang dicintainya di eksekusi. Terbayang semua kenangan bersama Katrina. Ketika pertama kali mereka bertemu hingga mereka menghabiskan waktu bersama. Sementara Katrina tetap memalingkan wajahnya melihat Dadang. Berharap Dadang sudi untuk melihat wajahnya untuk terakhir kalinya. 

  Tidak ada sedikitpun kebencian di dalam hati Katrina. Katrina menyadari ini adalah hukuman sepantasnya yang harus ia terima. Jikapun Dadang memaafkannya tetapi Dadang tidak mungkin membiarkan Katrina lolos dari jeratan hukuman mati. Bagaimanapun ia adalah seorang pengedar narkoba yang telah membuat banyak nyawa sia-sia melayang. Ini harga yang pantas. Permintaan dan keinginan Katrina hanya satu. Dadang melihat wajah Katrina. 

  Seorang petugas kembali memberi aba-aba. Kini semua penembak bersiap untuk memuntahkan peluru. Katrina kini tak kuasa menghapus air matanya. Ia membiarkan air matanya terjatuh. Ia tetap berharap Dadang melihat ke arahnya. Melihat wajahnya. 1.. hitungan tembak sudah disebutkan. Katrina masih berharap Dadang mau melihatnya. Sementara Dadang makin tak kuasa. Kini air matanya jatuh. Mengalir. Dadang pun membiarkan air mata itu jatuh. 2…. Hitungan sudah masuk 2. DEG! kini Dadang mengalihkan pandangannya ke Katrina. Dua wajah kembali bertemu. Katrina menangis terharu. Begitupun dengan Dadang. Keduanya tidak kuasa untuk menahan air mata masing-masing. Katrina dengan terbata-bata dengan isakan tangisnya dan dengan pelan mengucapkan terima kasih kepada Dadang. Katrina pun mengucapkan I Love U. DOOOR.. DOOOR.. bertepatan dengan ucapan itu, peluru-peluru menembus tubuh Katrina. Dadang tertunduk. Ia lemas. Dadang menangis sejadi-jadinya. Sementara itu di luar tempat eksekusi, Lilis pun terduduk lesu ketika mendengar letupan senjata api. Itu pertanda bahwa Katrina Sayyed Khan telak dieksekusi. Surat ini belum diberikan kepada Dadang. Di tempat lain, di peternakan, domba-domba kembali mengamuk. Mereka seraya ingin keluar dari kandang.