Contents
Bollywood In Garut
Chapter 2: Romantisme Polisi Garut dan Gadis Bollywood
Katrina nampak asyik tengah memberi makan domba-domba. Sesekali tangan Katrina mengelus kepala domba-domba itu. Mengobrol dan berbincang dengan domba-domba itu. Seorang perempuan yang berada di sebelahnya menegurnya.
“Aduuuuh.. ieu kumaha awewe teh. Domba diajak ngomong. Da moal bisa jawab atuh.”
Perempuan itu adalah Lilis. Orang yang selama ini membantu Katrina di peternakan domba tersebut. Katrina hanya melemparkan senyuman dan ledekan saat ditegur oleh Lilis. Lilis menggelengkan kepalanya dan beranjak pergi dari Katrina. Mengurusi domba-domba yang ada di kandang lain. Katrina masih asyik saja bercengkrama dengan domba-dombanya tersebut. Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Katrina. Suara yang seolah menjawab pertanyaan dari Katrina. Katrina menengok ke belakang. Katrina tersenyum. Komandan Dadang datang dengan membawakan bunga. Katrina pun menciumi bunga itu. Katrina tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kini mereka berdua berjalan menyusuri peternakan domba. Sesekali Dadang nampak menggoda Katrina. Bertingkah konyol di depan Katrina. Katrina hanya tersenyum dan menggeleng.
“Kamu itu komandan polisi tapi kocak ya.”
“Sebenarnya aku itu sempat jadi pelawak di Indonesia. Tapi karena negara membutuhkan aku, jadi aku memutuskan untuk jadi polisi. Mengabdi pada negara.” Katrina menghentikan langkahnya. Ia terperanjat dengan ucapan yang dilontarkan oleh Dadang.
“Pelawak? Are you mean Comedian? Seriously?” Dadang kemudian mendongakkan kepalanya ke atas. Seperti yang berpikir. Tiba-tiba kemudian ia menatap Katrina lagi.
“Hmmmm.. kayaknya enggak deh. Emang aku yang dari dulu pengen jadi polisi.”
“iiiiiiih.. ngeselin banget.”
Katrina pun kesal dan mencoba memukulkan bunga yang ada di tangannya kepada Dadang. Dia pun mencubit perut Dadang. Dadang nampak kesakitan. Dadang mencoba menghindari cubitan Katrina sambil terus berteriak minta ampun kepada Katrina. Tetapi Katrina tidak menghentikan cubitannya. Nampak Katrina tertawa. Dadang pun akhirnya memilih lari. Katrina nampak gemas. Ia pun mengejar Dadang. Dadang berusaha terus berlari mengitari peternakan domba. Katrina di belakangnya nampak mengejar Dadang. Hingga tiba-tiba Dadang seperti orang yang kehabisan napas. Katrina yang melihat itu di belakangnya langsung panik. BRUUUUK! Dadang tergolek pingsan. Katrina langsung mendekap kepala Dadang. Katrina mencoba membangunkan Dadang. Tetapi Dadang tidak bangun-bangun. Katrina melihat ke sekitarnya. Ia ingin meminta bantuan kepada orang lain. Sementara Dadang ternyata hanya pura-pura pingsan. Terlihat dari matanya yang terbuka satu. Dadang tersenyum melihat Katrina yang panik. Ketika Katrina memalingkan kembali wajahnya pada Dadang. Dadang menutup matanya kembali. Katrinamakin panik. Dadang tidak kunjung bangun. Katrina pun dengan terisak sedih berteriak minta tolong.
“Tolong… tolong…”
“Gak usah berteriak minta tolong. Cukup beri nafas buatan aja. Orang ini akan langsung bangun kok."
DOENG! Katrina terperanjat ketika melihat Dadang yang sudah memonyongkan bibirnya. Seolah-olah minta dicium. Katrina makin gemas. Nafasnya yang tersengal-sengal menahan kesal dan amarah.
“ You are crazy Men. I am so panic”.
Katrina memukul dada Dadang. Dadang terbatuk-batuk sambil kembali meminta ampun. Kini Dadang mencoba menahan tangan Katrina dan kemudian menangkap tangan Katrina sembari meminta maaf. Pukulan Katrina pun terhenti. DEG! kini Dadang dan Katrina saling bertatapan. Tersurat dengan jelas dari mata Dadang yang begitu mencintai Katrina. Wajah Dadang semakin mendekat kepada Katrina. Seolah-olah Dadang memang benar menginginkan bibir merah delima Katrina. Bibir seorang gadis India yang selama ini ia mimpi-mimpikan. Katrina nampak diam saja. Tak melarang Dadang untuk mendekat ke wajahnya dan kini menciumi bibirnya. Nampak kini Katrina meladeni pergerakan bibir dari Dadang. Ciuman seorang komandan polisi dan gadis Bollywood membuat domba-domba yang ada di situ saling sahut-bersahutan. Seolah-olah menjadi saksi dan merestui cinta mereka berdua.