Try new experience
with our app

INSTALL

Ingatan Ibu yang Disimpan Tuhan 

Chapter 1: Hilang

  Tampak keramaian di luar pasar tradisional, nampak Hardi dan Talita yang memanggil istri dan mamanya itu. Mereka berpencar mencari ke beberapa arah, Hardi memanggil-manggil 

“Irene, Irene”. Hingga Talita tidak sengaja melihat ibunya yang sedang memilih sayuran di toko paling ujung. Dia menghela nafas lelah. 

“Aduh ibu, udah aku bilang jangan pergi kalo ngga sama aku.” 

  Irene, wanita yang sedari tadi dicari mereka berdua hanya mengangguk pelan. Hingga Hardi datang, bersyukur menemukan istrinya itu. Hardi hanya mengelus pundak keduanya. Talita sudah tampak lelah, Hardi melihat Talita dengan iba. Sesampainya di rumah, Hardi nampak mondar-mandir sambil menempelkan ponsel di telinga kanannya mencoba menelpon Vincent, anak pertamanya.

“Vin, pulanglah. Ibu dan adikmu butuh bantuan.” Hardi kemudian terdiam seperti mendengar suara Vincent yang sedang memberi alasan. 

“Kamu ngga pernah tau bagaimana situasi di rumah. Kalau kamu masih anggota keluarga ini, pulang dan bantu kami!” Hardi menutup telpon dengan kesal tapi dia mencoba sabar. Lalu, BRAAAKKKK!!! Tak lama Talita membanting pintu kamarnya itu. 

  Terlihat Irene sedang memasak di dapur. Hardi pun kembali menghela nafasnya dan kemudian menghampiri Talita ke kamarnya. Talita menangis kesal sambil terduduk di tempat tidur kamarnya. Hardi langsung duduk di sebelahnya mengusap pundaknya. 

“Kamu yang sabar yah, nak.”

“Yah, aku yang selama ini ada sama ibu. Tapi ibu ngga pernah masakin makanan kesukaan aku. Yang ibu inget cuma masakan kesukaan kak Vincent. Sedangkan, mana kak Vincent? Muncul batang hidungnya saja ngga!”

“Talita...kamu tau kan ibumu telah menderita Alzheimer, ingatannya datang dan pergi. Tapi ayah yakin, ibumu sadar siapa yang selalu ada didekatnya. Kita harus bersabar akan cobaan ini. Ayah sudah telpon kakakmu. Semoga dia segera pulang.” Talita hanya menunduk lemas. Hardi hanya dapat merangkul anaknya itu.