Contents
The Mono
7. Home Sweet Home
Setelah berbulan – bulan lamanya “berjuang” di London, Inggris. Mono akhirnya pulang. Diapun bertemu dengan keluarganya, saudaranya dan kedua orang tuanya. Papahnya sebenarnya ikut di London sewaktu Rapat Pemegang Saham tapi dia langsung pulang ke Indonesia. Esoknya Mono melakukan rapat umum pemegang saham yang mengindikasikan ada investor baru dari Dubai yang masuk di Perusahaan pertambangan. Setelah semua urusannya selesai Mono langsung berangkat ke Bandung, akhirnya.
Paginya Mono melihat dulu proyek Eracon di deket kampusnya, dia diantar pak Ir. Tony melihat cluster – cluster perumahan yang baru, Mall, ruko dan apartment. Terlihat beberapa mahasiswanya yang sedang praktek di proyeknya, mereka yang melihatnya langsung berdatangan, mengucapkan salam. Mereka bertanya:
“bapak kapan mengajar kami lagi?”,
“saya harus bertemu dengan ibu Siti dulu, setelah itu baru bisa ada penjelasan, insya Allah mungkin semester depan”,jawab Mono
“kalian sekarang masih praktek?”
“iya pak, sekalian belajar, untung ada pak Ir. Tony”,jawab mereka
“siapa pembimbingnya?”,Tanya Mono
“pak Santoso dan pak Ir. Tony, pak”.
Setelah cukup berbicara Monopun langsung pergi.
Tak lama berselang Mono mendatangi ibu Siti di ruangan Rektorat, ibu Siti sedang rapat dengan wakil – wakilnya tapi sekretarisnya ibu Cut yang juga teman Mono berusaha ke ruangan ibu Siti tapi Mono mencegahnya,
“biar saja mereka rapat, biasanya kalau Djuhur pasti istirahat, kita ngobrol dulu udah lama ngga ketemu”
“iya bapak nih, kita tidak nyangka sama sekali, bapak ternyata orang kaya”, kata Ibu Cut mengganti nama Mono dengan bapak, terasa aneh
“biasa aja ibu Cut, bagaimana yang lainnya? Jangan panggil saya bapak, yang biasa saja”,jawab Mono.
“semuanya baik – baik aja, kami mau ketemu bapak mau minta maaf atas kesalahan kami selama ini, tapi tidak tahu bagaimana caranya, kata ibu Siti kalau sudah selesai urusannya, bapak Mono pasti kesini, insya Allah”
“sayalah yang salah, bagaimana dengan kabar Bunga dan dokter Dini,?”,Mono bertanya sambil berharap mereka baik – baik saja.
Ibu Cut sudah tahu Mono akan bertanya seperti itu, sambil agak tertahan berkata:
“mereka baik – baik saja pak, mereka juga merasa shock ketika tahu yang terjadi, Bunga malah langsung ketempat neneknya di Yogya, dokter Dini mau pergi juga tapi karena tugas dan tanggung jawab dia tinggal disini, tapi semuanya sekarang sudah baikan”.
“saya juga lagi bingung ibu Cut, lebih bingung dari ngurus proyek”,
Mono bertanya lagi;
“bagaimana dengan keluarga mereka terutama dengan ibu Siti, waktu saya pergi mereka sudah ada rencana mau nikah”,
“itulah masalahnya pak, mereka membatalkan rencana pernikahan mereka, waktu kami belum tahu bapak adalah seorang kaya, alasanya mereka belum siap, keluarga mereka kaget sekali dan tidak tahu apa yang akan harus dilakukan, kalau kita mengira - ngira, bapaklah alasannya”. Ibu Cut dengan hati – hati berusaha menjelaskan.
“masa sih, lalu bagaimana selanjutnya”,penasaran juga Mono
“kami berusaha mencari bapak, ibu Siti juga menyuruh kami untuk mencari bapak, sampai ibu Siti membaca koran yang bercerita masalah perusahaan bapak, kami semua jadi tidak tahu apa yang dilakukan, sedangkan telepon bapak tidak bisa di hubungi, sedangkan Bunga dan dokter Dini hanya bisa menangis”.
Sambil menetaskan air mata ibu Cut curhat,
“kami semua tidak tahu bagaimana caranya menghubungi bapak sedangkan orang – orang di Eracon hanya bisa tutup mulut, mungkin takut sama bapak”.
Sambil menghela nafas Mono berkata,“saya sangat - sangat merasa tidak enak, saya juga meminta maaf atas semua yang terjadi dan saya akan berbicara dengan Bunga dan Dini dan keluarga mereka masing - masing”.
Tidak terasa rapatpun selesai, di luar ruang rapat, ibu Siti juga wakil – wakilnya terkaget melihat Mono disitu, masih ada Profesor Pramono yang sering berbeda pandangan dengan Mono, terlihat ibu Siti meneteskan air mata juga beberapa peserta rapat, langsung teringat pengalaman mereka yang pernah terjadi. Monopun langsung mencium ibu Siti dan menyalami yang lainnya, setelah duduk mereka langsung berbicara panjang lebar tentang semuanya, terutama permintaan maaf Mono karana pergi begitu saja tanpa pemberitahuan yang mengakibatkan kepentingan mahasiswa jadi terganggu, terutama dengan ibu Siti yang paling “menderita” akan kepergian Mono. Berita kepulangan Monopun langsung menyebar keseluruh kampus.
Dalam kesempatan itu Mono juga meminta kepada ibu Siti agar diperkenankan untuk membawa beberapa orang yang dikenalnya di kampusnya untuk menjabat posisi tertentu di perusahannya Eracon. Seperti ibu Cut sebagai Vice President Director of Communication, ibu Tati sebagai Direktur Keuangan, Rani sebagai Direktur Pemasaran dan Santoso, Randy sebagai Asistent Presiden Director, jabatannya yang sesuai dengan latar belakang mereka termasuk untuk mereka menjalankan CSR perusahaan - perusahaan Mono ke kampus. Mono memang ingin melakukan rotasi di Eracon setelah Rapat Umum Pemagang Saham. Dan alhamdullillah ibu Siti memperkenankan, katanya untuk masa depan mereka. Sementara pejabat yang lama dipindahkan ke Jakarta dan Singapura.
Sewaktu ingin pulang Mono mengatakan kepada ibu Siti,
“saya akan berbicara dengan Bunga dan Dini tentang masalah kami, saya berharap ibu mengijinkan saya untuk bertemu dengan mereka”,
“saya sudah mempercayakan mereka untuk menyelesaikan masalah kalian, kalian sudah besar sudah tahu mana yang baik untuk kalian”, ibu Siti menambahkan,
“kamu seharusnya bicara juga dengan orang tua Dini, mereka juga meresa bingung, dengan apa yang terjadi, tidak tahu apa yang harus dilakukan”.
“insya Allah saya juga akan berbicara dengan mereka”. Mono menambahkan,
“bagaimana keadaan mereka bu?”,
“mereka baik – baik saja, soal Bunga dia berapa bulan ini tidak masuk kerja di televisi, katanya sudah malas kerja, sekarang tinggal menghabiskan kontrak dia dengan beberapa iklan, kalau Dini ada di klinik”,
“saya sudah berbicara dengan kakak saya yang di televisi, katanya, tidak apa – apa, katanya selesaikan dahulu masalah kalian”,
“Alhamdulliallah, saya akan kasih tahu Bunga”. Kata ibu Siti
“terima kasih bu”.
The End