Contents
Raja Jatuh Cinta
RAJA DAN SI ITIK BURUK RUPA
Ini adalah mimpi paling buruk yang pernah Raja, dia tidak pernah menduga harus sebangku dengan cewek sinting seperti Malla. Dia sangat tidak nyaman jika harus berbagi meja dengan seseorang yang pertama kali bertemu sudah memberikan lumpur di jaket.
“Sudahlah, jangan terlalu dipikirin,” kata Andre ketika mereka sedang berada di kantin saat jam istirahat siang. “Dia hanya gadis cupu, apa yang diharapkan dari gadis seperti dia?”
“Dia cewek dekil yang tadi pagi gue ceritain,” Raja masih merasa dongkol jika teringat kejadian itu. “Dan kini si cewek sinting itu sekelas sama gue pula, sepertinya ini hari paling sial.”
“Lo jangan terlalu membencinya,” tambah Adit nyengir. “Nanti bisa saja lo jatuh cinta sama cewek cupu itu.”
Raja tertawa keras. “Apa lo bilang? Gue jatuh cinta sama Si Dekil? Oh, memangnya sudah nggak ada cewek lain di dunia ini yang lebih cantik dari pada dia.”
“Gue punya satu tantangan,” Andre tersenyum mengisyaratkan sebuah arti. “Bagaimana kalau kita taruhan?
“Taruhan?” Raja mengangkat alis. “Taruhan apa?”
Andre nyengir semakin lebar mirip kuda. “Gue mau nantangin lo, sebagai pemegang Raja Jatuh Cinta sejati.”
“Gue benar-benar nggak paham …”
“Buat Malla jatuh cinta sama lo,” kata Andre lagi. “Itu tantangan gue.”
Raja tersedak minuman mendengar gagasan konyol ini. “Lo jangan gila,” tolak Raja cepat. “Yang benar saja, masa cowok sekeren gue harus berkencan dengan cewek aneh seperti Malla.”
“Ini hanya tantangan, Raja,” kilah Andre. “Jika selama ini lo selalu dikejar-kejar cewek, gue ingin tahu bagaimana jika lo yang berusaha mendekati cewek.”
“Apa untungnya buat gue nerima tantangan ini?” kata Raja tidak mengerti dengan cara berpikir Andre. “Salah ya, kalau semua gadis-gadis di sekolah ini suka sama gue?”
“Raja(ini hanya taruhan,” kata Andre lagi. “Dengan cara ini lo bisa mempermalukan Si Dekil, gue dengar dia anak yang pandai loh, bersekolah di sini juga karena beasiswa. Bayangkan apa yang bisa lo dapatkan kalau berhasil. Lo bisa manfaatin dia. Ayolah, Raja, bukankah ini kesempatan untuk balas dendam?”
Raja terdiam, mencoba menimang ucapan Andre.
“Gue nggak mau,” tolak Raja akhirnya. “Gue nggak mau dekat-dekat sama dia.”
Nadia berlari menghampiri Raja ketika cowok berbadan atletis itu berjalan di depan perpustakaan. Nadia langsung merangkul tangan Raja yang langsung ditepisnya.
“Jangan kekanak-kanakan seperti ini, Nadia,” kata Raja ketika Nadia terus cekikikan menceritakan tentang cat kuku. “Gue lagi pingin sendiri.”
“Gue kan kangen lo,” jawab Nadia saat tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Malla.
Sekilas Malla hanya melirik Raja dengan tatapan mencibir yang entah kenapa mengisyaratkan sebuah penghinaan yang membuat Raja semakin sebal.
“Sayang kenapa diam? Nanti sepulang sekolah kita jadi nonton kan?” kata Nadia lagi ketika si Malla menghilang di sebuah tikungan.
“Gue mau ke kelas,” kata Raja sebelum Nadia selesai berbicara.
Ketika bel kembali berdering Raja bergegas menuju kelas, tanpa sengaja dia menabrak seseorang, dan orang itu menumpahkan minuman ke seragamnya.
“Oh, maaf,” kata suara itu. “Gue nggak sengaja.”
Raja mengangkat wajah, dan lagi-lagi harus menelan ludah begitu menyadari siapa yang ada di hadapannya. “Lo buta ya?”
“Gue nggak sengaja,” Malla mengeluarkan sapu tangan dan berusaha mengelap seragam Raja. “Gue bener-bener minta maaf.”
“Jangan sentuh gue!” desis Raja ketika tangan Malla akan menyentuhnya. “Jauhin tangan dekil lo itu.”
Wajah Malla terlihat murka saat Raja menampik tangannya, dia kembali mendorong Raja hingga beberapa siswa yang ada di dalam kelas berpaling ke arah mereka dengan tatapan penasaran. “Dasar cowok sok.”
Dada Raja bergemuruh mendengar umpatan Malla. Raja tidak tahu kenapa dia selalu saja mendapatkan kesialan setiap kali berada di dekat Malla. Mulai dari insiden pelemparan lumpur itu hingga seragam ketumpahan minuman. Dan Raja tidak tahu apa yang akan terjadi lagi dengan dia besok jika dia terus duduk bersama Malla.