Try new experience
with our app

INSTALL

The Mono 

2. The Place Call Bandung

Waktu terus berlalu, bisnis pertambangan yang dijalankan Mono telah sampai ketempat yang tidak dia sangka - sangka, tingginya harga saham batu bara membuatnya menjadi seorang pengusaha pertambangan termuda yang sangat diperhitungkan di Indonesia, muda dan masih single, dan menjadi kebanggaan keluarga. Diapun merubah nama perusahaan menjadi Lesmono Energi Group karena dia akan membangun anak – anak perusahaan untuk menunjang perusahaan induk, dan semuanya sudah mendapat persetujuan dari keluarganya, dan terutama agar dia bisa go international dengan melakukan IPO (Initial Public Offering) di Singapura yaitu dengan cara melepas sebagian saham ke publik dengan harapan agar bisa mendapat dana segar untuk pengembangan usahanya, setelah beberapa tahun yang lalu bisa melakukan IPO di pasar saham di Jakarta.

Pada suatu hari dia dipanggil Mamahnya di rumahnya di kawasan Pondok Indah, ingin membicarakan tanah yang di Bandung,

“kamu coba ke Bandung, kami punya tanah di sana cukup luas kira – kira sepuluh hektar, letaknya strategis, di pinggir jalan, kami berencana ingin membangun sebuah Mall, ruko dan apartment, coba kamu koordinasi dengan kakak – kakakmu”,

Waduh Bandung, ada apaan saja disana, paling kuliner atau tempat rekreasi, tidak ada bagus – bagus buat bisnis besar, batin Mono

Kemudian dia menjawab, berusaha menghindar,”maaf mah, saya lagi banyak kerjaan, mungkin tahun depan, tahu sendiri kita lagi ngurus IPO di Singapura”.

“mamah tahu, coba kamu sediakan waktu untuk melihat – lihat, kamu belum pernah ke Bandungkan?, daerahnya sejuk, dingin apalagi di Lembang, yah sekalian buat refreshing”, jawab Mamahnya 

Tidak lama Papahnya pulang dari kantor, setelah diceritakan oleh Mamahnya diapun ikut berbicara,

“bagus ide Mamah, mumpung kita kenal beberapa birokrat di sana termasuk Gubernur dan Walikota yang kita kenal,  ada yang mau pensiun dan rencana Pilkada Bandung tahun depan, mana tahu ada perubahan kebijaksanaan kalau kenalan - kenalan kita yang kalah, benar – benar waktu yang tepat untuk membangun sebuah proyek disana”,

Mamahnya dengan semangat menambahkan,”coba kamu cepat  ke sana, Mon, kapan lagi, kita harus bisa memanfaatkan situasi yang bagus, jarang – jarang loh”.

“bagaimana rencana untuk membangun disana, Mah, terutama masalah dana, saya lagi persiapan IPO di Singapura itu juga butuh dana yang cukup besar, memang kita bisa sebagian menghandle urusan dana, tapi sebagian lagi dari mana?”, Tanya Mono, sebernarnya itu hanya usaha Mono untuk dia agar tidak ke Bandung.

“itu gampang, teman – teman kitakan banyak, mereka bisa dijadikan investor dan banyak Bank untuk dijadikan modal berbentuk penjaminan, itu mah ngga ada masalah, kamu aja yang ngga mau ke Bandung”,hardik Mamahnya. 

Karena terus “dipaksa” Mono akhirnya setuju untuk melihat dulu tanah yang ada di Bandung, yah sekalian refreshing. Tapi dia ingin membawa beberapa orang Insinyur untuk melihat rencana 

masterplane untuk pembangunan sebuah Mall, Ruko dan Apartment disana. Ini akan menjadi proyek besar yang pernah dilakukannya. 

Sesampainya di Bandung, Mono dan Timnya  langsung melakukan survey dengan  melihat tanah yang dibicarakan. Letaknya sangat strategis di pusat kota  dan pinggir jalan dan terbagi dua, utara dan selatan dan dipisahkan jalan, dan luasnya lebih dari sepuluh hektar, ada kira – kira dua belas hektar berdasarkan sertifikat tanah, masih agak sepi tapi nanti kalau sudah di bangun Mall, Ruko dan Apartment pasti akan ramai, untung di survey. Dulu kakeknya yang membeli tanah ini, Ayahnya Mamahnya Mono, waktu zaman perang kemerdekaan, kakeknya memang seorang pejuang kemerdakaan. Sewaktu zaman perang Bandung lautan api. 

Setelah di survey dari dua belas hektar ternyata sudah terpakai sebanyak empat hektar untuk sebuah kampus teknologi terkenal di Bandung yang baru membuka kelas bisnis. Monopun langsung menelepon Mamahnya

“Mah, tanah yang di selatan sudah dibangun untuk  dipakai pendidikan tinggi, jadi bagaimana?”

“ooh iya ya, Mamah lupa, kalau tidak salah, kakekmu mewakafkan sebagian tanah untuk kampusnya, dulu waktu ia kuliah, tapi tidak selesai, keburu tugas ke Jakarta, terus bagaimana?”. Tanya Mamahnya.

“yah kami harus diskusi dengan tim, tapi Mah, alhamdullillah sertifikat tanahnya ada pada kami, tapi bagusnya pendidikan itu berdirinya ada yang di selatan, yang di utara yang paling luas sekitar delepan hektar  masih kosong, paling  rumput ilalang dan sebagian ditanami kebun oleh warga sekitar tapi bisa kita bicarakan” jawab Mono.

“yaah kamu aturlah, sertifikat masih ada pada kita karena dahulu kakekmu kalau tidak salah hanya bilang untuk memakai saja tanahnya, kamu tahulah zaman dahulu, zaman kemerdekaan, tidak tahunya sudah menjadi sebuah gedung baru”. Jawab Mamahnya

“saya akan memfokus tanah yang diutara, Mah, dan sekalian membuat masterplane dan juga urusan dengan perizinan termasuk dengan birokrat – birokrat di Bandung, sekalian bilang Papah untuk minta tolong teman – teman di Bandung, biar kita gampang kerjanya”, minta Mono

Berbulan – bulan baru keluar izin mendirikan bangunan, sebenarnya terhitung cepat mungkin karena banyak faktor seperti, fator pertemanan tapi yang utama karena mereka akan sibuk mengurus Pilkada, butuh banyak “modal”.

Proyek Ini akan memakan waktu lama bisa bertahun – tahun, Mall, Apartment, Ruko. Dia juga harus memikirkan urusannya di pertambangan terutama yang melakukan IPO di Singapura, dia harus bisa berbagi waktu.