Contents
The Mono
1. Introduction
Muhammad Lesmono adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, anak pasangan dari bapak Abdullah Mono dan ibu Kartini, dua kakaknya semuanya perempuan. Yang pertama Rosy Mono sudah menikah dan dikarunai seorang anak perempuan dan yang kedua bernama Sarah Mono sudah menikah namun belum dikarunai seorang anak. Muhammad Lesmono adalah seorang anak muda berbakat dalam berbisnis, setelah menyelasaikan kuliah di Amerika, dia langsung mengambil alih beberapa usaha orang tuanya terutama dibidang pertambangan batu bara, sedangkan yang lainnya seperti media dan property untuk kakaknya, selain mereka juga berbakat dibidang media dan property mereka tidak mau “capai – capai” mengurus pertambangan karena menurut mereka akan sangat melelahkan, kasar dan kotor, maklum mereka perempuan.
Ketika pagi – pagi sekali ditanya oleh Papahnya waktu mereka ada rumahnya di kawasan Pondok Indah Jakarta,”kamu bisa mengurus usaha pertambangan kita yang di Kalimantan”,
Langsung dijawab,“kita ngga level buat ngurus pertambangan, Pah, kotor, orang – orangnya kasar, intinya kita cocok, saya cocoknya mengurus bisnis kita yang lain seperti media, seperti televisi dan radio”,jawab kak Ros yang langsung diiyakan kak Sarah
Kak Sarah menambahkan,”kalau bisa suruh aja Lesmono yang urus pertambangan yang di Kalimantan”.
Ibunya hanya bisa menambahkan,”urus yang bisa kalian lakukan, ingat banyak orang yang bergantung nasibnya kepada kita, kalian harus banyak bertanya kepada orang yang ahli, terutama kepada kami, orang tua kalian”.
Akhirnya orang tua hanya bisa mengawasi terhadap jalannya perusahaan.
Keluarganya memang orang yang kaya raya dan terkenal sebagai Konglomerat di Indonesia yaitu dibidang usaha pertambangan batu bara, media dan property dan digabung menjadi suatu konglemerasi besar yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh keluarganya dengan nama BAMEPRO Group (batu bara, media dan property). Sedangkan pertambangan batu bara yang dimiliki oleh BAMEPRO Group ada di Kalimantan Utara dan Barat, Lesmono atau disebut Mono memang sudah sering ke sana, semenjak dia kecil. Dia masih ingat, dari pertambangan dulu masih berbentuk perbukitan hingga menjadi sebuah lembah, Astathgfirloh’Alazhim. Kakeknya yang dulu sering membawanya ke perbukitan untuk jalan – jalan dan olahraga, sekarang hanya cerita lalu, terbawa dengan harga saham batu bara yang selalu naik berdasarkan naiknya nilai ekspor to Cina dan ke Negara – Negara di kawasan Asia Pasifik.
Pada dasarnya keluarganya hanya berusaha bidang media dan property, namun tanah yang di Kalamantan ternyata memiliki kandungan batu bara yang besar, akhirnya diputuskan akan diexplore, karena bisa untuk tujuan ekspor, tanah yang dulunya untuk tempat bisnis property yaitu untuk perkantoran Pemerintah daerah dan swasta, berdasarkan hasil pemekaran, akhirnya menjadi sebuah usaha pertambangan batu bara..
Sebelumnya Papahnya Mono pak Abdullah pernah mengatakan,”kamu berangkat ke Kalimantan buat ngurus bisnis kita di pertambangan”,
“iya pah”, jawab Mono
“kakak – kakakmu tidak ada yang mau mengurus pertambangan”,tambah papahnya
Mamahnya Mono menambahkan,”hati – hati dengan orang – orang disana, orang pertambangan orang yang keras, sering ribut, berantem, kamu harus sabar”.
“iya mah”, jawab Mono
“kamu disana ketemu bapak Ir. Purwanto, dia kepala proyek disana, nanti kamu disana tinggal di rumah kita dekat pertambangan, nanti pak Pur akan memberitahukan ”, perintah papahnya
Mono menambahkan,“saya akan melakukan survey terlebih dahulu tentang transportasi batu bara kita ke kapal tongkong juga trayek ke tujuan juga nasib karyawan dan buruh kita”
“lakukanlah”, perintah papahnya
“saya juga akan melihat pasar kita di Cina dan ke Negara lainnya terutama dengan Jepang dan Korea, kemungkinan saya akan sering keluar negri”, tambah Mono
“baguslah”, jawab papahnya, sepertinya pengganti usahanya sudah mulai bisa berbicara tinggal menunggu tindakan.
Papahnya menambahkan,“kalau semua bisa dilakukan dengan baik, tahun depan kita bisa melakukan IPO di pasar saham Jakarta”.
“Jangan lupa, banyak beribadah, jangan lupa sama dengan yang di Atas” ibunya menambahkan.
“iya bu”, jawab Mono &-���4