Contents
JANJI JIWA (PROMISE)
GUNDAH GULANA
GUNDAH GULANA
Rey tak bisa menghentikan bayangan Sarah di pikirannya. Sudah empat hari tak ada kabar dari Sarah, bahkan seringkali saat ini Sarah tak bisa dihubungi. Jangankan di telpon bahkan datang ke rumah neneknya, Sarah selalu tak ada. Rey berpikir bahwa Sarah sudah curiga dan seolah menghindar darinya.
Hingga saat ini Rey bingung, acara lamaran dan pertunangan yang akan digelar satu bulan lagi tak bisa ditunda. Waktu akan cepat berlalu tapi Sarah tak bisa juga ditemui. Akhirnya Rey berencana akan mendatangi kantor Sarah kesekian kalinya untuk memastikan hubungan mereka.
“Hai Rey, murung kali wajah mu?!” Bram pun mengagetkan lamunan Rey.
“Haduh,….Kau selalu bikin kaget saja!”
“Seharusnya Kau bersenang-senang dan ceria akan menyambut acara pernikahan mu bro!” Bram pun menepuk bahu Rey dengan keras. “Sudah saatnya kau berbahagia akan mengikat janji suci dan bukan waktunya main-main lagi!”
“Entah Aku harus bagaimana? Aku bingung Bram.” Rey mengkerutkan dahinya, seolah beban berat kehidupan ada di kepalanya,
“Ya ampun Rey, kau selalu saja bimbang dengan keputusan mu. Hahaha,,,,,Pening kali kepala ku! Selalu saja kau mengeluh di saat-saat akan menyambut kebahagiaan dalam hidup mu.” Bram pun tertawa terbahak-bahak. “Apakah kau pening karena si Linda yang kau hamili itu?”
“Bukan! Ini mengenai Sarah susah sekali ditemui!”
“Ohh, ku kira tentang si Linda mantan pacar mu itu.”
“Tapiiii,,,,,selain itu juga menyangkut masalah tentang si Linda.”
“Baaahhhh,,,,, Kau ini selesaikan lah dengan jantan! Tinggal kau pilih si Linda atau Sarah?! Atau kau nikahi saja keduanya! Ini tentang konsekuensi apa yang kau perbuat kepada kedua wanita itu Rey! Bram pun dengan kesal menegur Rey.
“Aku juga bersalah pada Linda, sudah berjanji dua hari yang lalu akan menemani Linda ke dokter kandungan namun tak pernah menepati nya.”
“Haaaahhh….. pusing benarr Aku mendengar mu! Lakukan saja apa yang mesti kau pertanggungjawabkan! Kau sudah bukan anak kecil lagi Rey!
Bram dengan segera meninggalkan Reyyang sedari tadi berdiri di depan kaca dekat operator. Tak sengaja mendengar pembicaraan antara Bram dan Rey . Imelda baru tahu jika Rey seorang bajingan. Padahal Imelda sempat tertarik pada Rey yang tampan.
Imelda menghampiri Bram sambil berpura-pura menanyakan keributan barusan."Mas Bram tadi ribut-ribut dengan Mas Rey ada apa ya?"
"Ahh kau ini selalu ingin tahu saja permasalahan orang!" Bram senyum menyeringan dan penuh penasaran terhadap Imelda.
“Ehm, Aku hanya ingin tahu saja tentang Mas Rey.”
“Kau suka sama Rey yah?!” Bram pun memicingkan mata.
“Hahaha tadinya suka sama Mas Rey tapi,….” Imelda pun terdiam
“Tapi apa?!”
“Mas Rey sudah punya pacar.”
“Nah itu jawaban nya. Selain itu Dia playboy, masa anak orang dibikin hamil!” Bram pun tiba-tiba keceplosan.
“Apaaaaa?! Benarkah Mas Bram??” Imelda sulit mempercayai bahwa Rey yang sangat santun dan baik namun tega mempermainkan wanita.
“Cobalah kau rayu Rey! Lalu kau pacaran dengannya! Hahaha.”
“Hussshh,,,, sembarangan! Jika memang benar, berarti selama ini dugaan ku salah.”
“Aku tak tahu, apa yang dilihat para wanita terhadap Rey? Ganteng saja, kalah dengan ku,…..soal setia saja, baaahh kalah pula dari ku.”
“Gendut juga, kalah dari mu!” Imelda terkikik setelah menimpali Bram.
“Sialan kau! Mau jadi pacar ku nggak?!”
“Enggak ahh, Mas Bram kalah romantis dari Rey!”
“Ohh, memang rupanya kau senang dipermainkan oleh lelaki bajingan ya! Hahaha.”
“Enak ajah! Yang jelas Mas Bram cerewet, agak kasar, kurang romantis dari Mas Rey. Pokoknya kalah segala-galanya dari Rey. Imelda pun segera menyingkir karena takut di ceramahi Bram lagi.
“Ahh dasar wanita! Di kasih pria baik menolak, setelah dicampakan baru menyesal. Hmm nasib!” Sungut Bram dengan ketusnya.
Sebenarnya Bram menyukai Imelda. Gadis yang serba ingin tahu itu selalu menjadi incaran Bram disetiap aktivitas nya. Hanya saja Imelda tak tahu jika Bram menyukainya karena Imelda fokus dengan incarannya yaitu Rey.
Gadis yang bermata bulat nan indah itu memang pantas untuk dijadikan incaran. Dengan badan yang semampai dan berlekuk bagaimana tidak, semua lelaki meneguk air liurnya setelah melihat postur tubuh Imelda. Awalnya Imelda menaruh perhatian pada Rey, namun setelah mengetahui jika Rey akan bertunangan dengan pacarnya, maka Imelda pun urung menaruh perhatian lagi pada Rey.
*****
Rey masih terpaku di depan kaca dekat front office. Imelda segera menyadarkan Rey yang ada di depannya dan menyodorkan gelas berisi air minum untuk Rey.
“Mas Rey, nggak pulang? Atau masih ada jadwal siaran lagi?” Imelda pun memandang Rey yang masih kebingungan.
“Aku masih ingin di sini Melda! Belum mau pulang.”
Sejenak Imelda memandang Rey yang mukanya datar dan murung, biasanya Rey selalu ceria dan hangat. Mungkin masalah Rey memang rumit.
“Mas Rey, ada masalah? Kalau ada masalah, bisa berbagi dengan Mel.”
“Terima kasih Mel, Aku nggak apa-apa. Ini masalah biasa.” Rey mengembangkan senyum terpaksa kepada Imelda.
Belum juga selesai meminum air yang disodorkan Imelda, Rey pun segera beranjak pamit meninggalkan kantor radio Fave. Di ingatan nya saat ini adalah Sarah, tak ada yang lain untuk saat ini Rey pikirkan. Pokoknya hari ini harus bertemu Sarah sampai ketemu.
Rey pun menyalakan mobil jeep katana yang selalu setia menemani Rey kemana pun pergi. Bahkan ada moment kenangan yang terselip di setiap sudut mobil ini. Kenangan bersama sahabat-sahabtnya, bersama pacarnya mojok di mobil ini. Bahkan yang membuat gundah adalah kenangan ketika pertama kali mengantar pulang Sara ke rumahnya.
Rey hanya memandangi plang yang terpampang besar di hadapannya. Plang berupa papan besi itu terpampang nama PT. Abhicakra Jaya. Dimana tempat itu ada Sarah yang bekerja dan bernaung di bawah pabrik yang besar. Dia pandangi satu persatu sudut yang ada di depan kantor itu dan kembali bertanya kepada petugas satpam yang berjaga di sebuah pos.
Kesekian kalinya seorang pemuda diberi jawaban yang ketus dan menjengkelkan dari petugas-petugas yang berjaga di pos satpam. Rey sudah cukup bersabar demi menemui Sarah. Namun beberapa petugas yang berjaga di pos satpam itu tak pernah menjaga mulutnya. Hingga membuat Rey marah dan berbuat onar di luar kantor Sarah.
Keributan di luar pabrik membuat beberapa orang karyawan keluar untuk melihat kejadian adanya keributan. Suasana ricuh pun tak terhindarkan ketika Rey di keroyok beberapa petugas satpam yang angkuh. Kebetulan saat itu jam pulang dan bel berdering menandakan waktu agar karyawan pulang. Beberapa karyawan menghalau dan mencoba menenangkan Rey dan kawanan satpam.
Tak sengaja Sarah melihat kekasihnya babak belur, seketika Sarah menghampiri Rey. Tak kuasa ketika harus meninggalkan Rey dalam keadaan babak belur.
“Reyyyy,,,, apa yang terjadi?! Sarah panik dan segera menggamit lengan Rey.
“Tidak apa-apa Sara, Aku ke sini mencari mu lagi.” Rey yang terduduk mengaduh kesakitan.
“Maafkan Aku Rey, selama ini Aku sibuk jadi tak sempat memberikan kabar!”
“Coba Kau hitung sudah berapa lama kau tidak mengabari Aku, bahkan sejenak bertemu dengan ku?!” Rey sedikit kecewa dengan Sarah yang seolah tidak peduli pada nya. “Aku datang ke rumah mu untuk memastikan lamaran dan pernikahan kita, lalu kamu menghilang, Aku mencari mu ke kantor mu tapi kau tak mau menemuiku, asal kau tahu, Aku sudah berkomitment dengan mu.”
“Lalu bagaimana dengan wanita yang tempo hari kau hamili?! Sudah mengandung anak mu!”
“Aku hanya ingin jawaban mu Sarah, kau akan lanjutkan pertunangan ini atau bagaimana?!”
“Jawab pertanyaan ku dulu Reyyy!!” Dengan nada yang tinggi, Sarah meminta kepastian Rey.
“Kunci nya ada pada mu Sarah! Jika kau ingin melanjutkan pertunangan ini, maka Aku akan tenang melanjutkan hubungan ini sampai pernikahan. Jika kau tidak ingin melanjutkan, Aku hargai keputusan mu dan akan bertanggung jawab atas perbuatan ku! Bukan kah itu mau mu?!”
Tak sadar lelehan butir air mata menetes di pipi Sarah, Ia pun tanpa pamit pergi dan tak ingin menjawab pertanyaan dari Rey.
“Saraaaaaahh! Sarrraaaaahhh! Sarrraaaaa!” Rey mengikuti Sarah dan segera menggamit tangan Sarah.
Dengarkan Aku,….! Kita akan memastikan semua ini di rumah dengan baik-baik, biar ku antar kau pulang!”
Sudaaahh cukuuuppp!! Aku sudah tahu keputusan mu dan kau tak perlu jawaban lagi dariku, Aku mundur……dan hubungan ini sampai di sini! Sarah segera melepaskan cengkeraman tangan Rey yang begitu kuat.
“Jangan kau putuskan sambil kau marah Sarah, ayo kita ke rumah!”
“Bagaimana Aku tidak marah, sedangkan kau memberi pilihan yang membuatku bingung dan Aku tak bisa menjawab!”
Sarah pun berlari menuju jalan raya meninggalkan Rey sendirian dan segera memanggil taxi untuk pulang ke rumah. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu, kali ini Dia benci dengan Rey bahkan untuk bertemu lagi.
Dengan badan yang agak sedikit terasa remuk, Rey menyesal bertemu Sarah dan mengatakan hal yang sedikit membuat Sarah tak punya pilihan. Namun di sisi lain Rey merasa plong dengan masalah yang sedang dihadapinya nanti. Menanti kehadiran bayi nya dari rahim seorang Linda dan segera mempertanggung jawabkan perbuatannya di masa lalu. Di benaknya, Linda juga seorang perempuan, sama halnya seperti Ibunya. Jika saja seorang perempuan di sia-siakan, maka Rey telah menyakiti hati Ibunya. Meski telah menyakiti hati Sarah, namun hal ini adalah pilihan Rey yang harus di tempuh. Apalagi citra almarhum Ayahnya masih melekat di pikiran Rey. Almarhum ayahnya seorang yang menyayangi Ibunya dan tidak bajingan seperti apa yang dilakukan oleh Rey dengan mencemari nama baik keluarga. Hanya saja keluarga Rey, terutama Ibu dan adiknya tak tahu jika Rey merusak harapan mereka. Mau tidak mau Rey segera akan memberitahukan masalah ini pada Ibunya.
******