Gue berdiri di depan indekos putra bercat warna biru dan tertera F47 sebelah pintunya. Gue membaca sekali lagi nama dan alamat penerima pada paket yang sedang gue pegang.

Ragiel JP

Jl..kaliurang km 5,6.

Gang Pandega sari f47

Mlati. Sleman. Yogyakarta

0896-7605-8478

Kayaknya benar ini rumahnya. Langsung gue ketuk pintunya.

"Paket!" teriak gue.

Cowok bertubuh gemuk membuka pintu. "Dari siapa, Mas?"

"Dari CV. AT Press."

"Oh, dari pacar saya toh."

Gue mengeluarkan selembar kertas resi serta bolpoin kepadanya. "Mohon tanda tangan di sini ya." Gue menunjuk kolom penerima.

Dia memenuhi permintaan gue. "Makasih, Mas."

Dia kembali masuk ke rumah dan mengunci pintu. Ketika gue mau pulang, nggak sengaja gue melihat toko boneka yang letaknya tepat sebelah indekos Ragiel. Di kacanya ada boneka menarik perhatian gue. Teddy bear besar warna pink. Terus memegang love bertuliskan 'I Love You' 

Pengen banget gue beli boneka itu buat cewek yang gue taksir selama dua tahun ini. Namun, di sebelah boneka itu tertera harga Rp. 300.000,- seketika gue menelan ludah berkali-kali. Gaji gue sisa sejuta dua ratus. Kalau gue pakai beli boneka, duit gue tinggal sembilan ratus. Kos, token listrik dan makan makan sehari-hari duit dari mana? Coba kalau kemarin kacamata nggak patah, pasti kebeli boneka itu.

"Oi." Seseorang menepuk pundaknnya. Gue terperanjat kaget. Sontak menoleh le kanan. Ternyata ada sosok yang sangat gue kenal.

"Loh, Re, apa kabar lu? Ngapain di sini?"

Namanya Gusti Riant. Gue biasa manggil dia Rean atau Re. Dulu dia teman indekos. Sejak keterima kerja di Youtuber naik daun, dia pindah indekos yang lebih besar.

"Tadi gue ke rumah pacar gue, mau ngajak jalan eh dia males keluar. Ya udah, gue pulang. Eh, ngeliat lu berdiri di depan boneka. Ngapain?"

"E ... anu ..." Gue ragu bilang ke Rean atau nggak. 

"Mau beli boneka buat cewek lu ya?"

"Belum jadi cewek sih. Baru mau nembak."

"Akhirnya seorang Rizky Kurniawan naksir cewek juga. Gue kira lu belok. Hahaha."

"Sialan, lu."

"Kalau mau beli, beli aja. Gue yang bayar. Dengan syarat gue boleh nginep di kos lu nggak? Kangen nginep di sana gue."

"Ya, boleh lah. Gue malah seneng ada temen di kos soalnya temen kos lagi pulang kampung.

Gue pun masuk ke toko boneka membeli boneka yang gue taksir. Setelah itu pulang sama Rean.

***

Ranti, kayaknya perasaan gue ke lu selama ini enggak salah deh. Kalo lu punya perasaan yang sama juga buat gue, kita jadian aja yuk?

Gue baca ulang surat yang baru ditulis. Namun, seketika merasa aneh. Gue meremas surat tersebut dan melempar le sembarang arah. 

"Ah, kenapa susah banget sih?" gerutu gue seraya mengacak rambut frustrasi.

"Apanya yang susah?" tanya Rean dari dapur.

Surat yang tadi gue lempar, gue ambil lagi. Takut keburu diambil Rean. Berabe kalau Rean tahu nama calon pacar gue. Pasalnya, sejak awal gue kenal dia tiga tahun lalu, dia itu playboy cap kadal. Bisa-bisa dia mencari tahu calon pacar gue dan dipacari olehnya.

"Gue tuh tadi nulis surat cinta buat cewek yang gue taksir, tapi kemudian gue ngerasa aneh sama kalimat yang gue tulis."

"Hahaha ... lagian hari gini nembak cewek make surat cinta? Cupu banget. Nembak langsung di depan ceweknya dong." Rean duduk di sebelah gue.

Gue mengelus dada. Bersyukur Rean nggak kepo dengan surat yang gue tulis.

"Maunya sih gitu, tapi kan lu tau sendiri, gue nggak pernah pacaran. Takutnya pas di depan dia, ambyar mau ngomong apa."

"Oalah gitu doang toh. Itu mah gampang. Entar gue ajarin cara nembak cewek secara langsung."

Gue bernapas lega. Ada gunanya juga bertemu Rean hari ini.