Contents
Symphony Cinta Masa Lalu
Blueberry Cheesecake
“Ma, mampir kesitu dulu yuk. Bella mau makan blueberry cheesecake.” Tunjuk Bella ke arah toko kue di seberang jalan. Bella menarik tanganku agar aku mengikutinya. Blueberry cheesecake, juga separuh dari kenanganku dengannya. Saat itu, aku membawa blueberry cheesecake kesukaanku untuk kuberikan padanya. Berharap dia mau berteman denganku.
“Ini aku bawa blueberry cheesecake, ini cake kesukaanku. Semoga kamu juga suka.” Kataku sembari menyodorkan kotak kecil berisi blueberry cheesecake.
“Terima kasih.” Ujarnya menerima cake pemberianku, lalu Ia pergi namun aku sigap meraih tangannya.
“Aku boleh tau nama kamu siapa?” tanyaku setengah takut tidak mendapat jawaban.
“Ranendra.” Jawabnya singkat, lalu hendak pergi lagi.
“Aku boleh dengar kamu sekali lagi main piano?” aku masih tetap berusaha menahannya. Ia menoleh melihatku yang kuyakini saat itu pasti dia mengira aku perempuan aneh yang tiba-tiba mengganggu hidupnya. Tapi, tidak! Dia berbalik berjalan ke arahku.
“Ayo masuk.” Katanya mengajakku masuk ke dalam ruang latihan yang sering dia pakai, tempat pertama kali aku bertemu juga tempat pertama kali aku mendengar dia memainkan piano dengan indah.
Tangannya yang keras, memperlihatkan sedikit uratnya mulai memainkan nada-nada yang indah yang sangat halus masuk ke dalam telingaku. Rasanya damai sekali mendengar lantunan musik yang Ia mainkan dan tanpa disadari mulai saat itu aku menjatuhkan hatiku padanya, saat mata kami beradu saling pandang diiringi musik yang Ia mainkan. Betapa indahnya ciptaan Tuhan dihadapanku, matanya yang tajam namun menyimpan kehangatan, bentuk wajah yang tegas membuatnya terlihat sangat kuat. Aku mencintainya.
“Ma? Kok ngelamun? Dimakan dong cake nya.” Bella menghentikan lamunanku. Aku tersadar, kenangan itu memang tidak bisa hilang dari ingatanku.
“Haha iya sayang, maaf.. yuk cepetan dihabisin.” Kataku mengalihkan pembicaraan.
“Mama besok di kampusku bakal ada seminar dari pianist terkenal dari Swiss loh, soal siapanya sih rahasia. Katanya biar surprise gitu ma.” Bella mengatakan itu dengan semangat sambil menyuap potongan terakhir blueberry cheesecakenya. Aku hanya membalas dengan senyum, menerawang ke luar mencoba membayangkan wajah Ranendra kini seperti apa.
***