Contents
SERIBU KISAH DI KOTA PELAJAR
SIAPA SOSOK ITU
Masih ingat kan, jika Ay kurang nyaman dengan kosannya itu. Nah, hari ini adalah hari yang keberapa minggu menempati kosan itu. Tengah malam Ay terbangun kaget dengan nafas terengah – engah, pandangan langsung ke arah celah tembok antara kamar dengan kamar mandi. Perasaannya takut, ditambah suasana sunyi, kamar gelap, dan detak jam dinding yang terdengar jelas membuatnya semakin tidak karuan. Ia berniat membangunkan Nita, namun kelihatannya Nita sangat lelah. Ay pun mengurungkan niat, sembari balik kanan membelakangi Nita.
Sialnya, belum sepenuhnya badan miring ke kanan, Ay lebih dulu melihat ruang tengah, dan tumpukan kayu yang terlihat jelas. Karna ternyata, pintu kamar terbuka sedikit. Walaupun lampu tengah dibiarkan menyala, tetap membuat Ay merasa takut. Detak jantung semakin cepet, mata tertutup, bahkan enggan untuk melihat, walau sedikitpun. Kedua kaki ditekuk sejajar perut, sembari membaca doa pendek yang Ay bisa. Dan alhamdullillah, ia tertidur.
Ke esokan harinya, Ay menceritakan apa yang dialaminya semalam. Respon Nita kaget, namun ia menenangkan dengan...
Nita : “Mungkin kamu yang lelah, atau takut jadi mimpi gitu.”
Ay : “Iya mungkin..”
Semenjak kejadian itu, Ay tidak berani masuk kosan, terlebih dalam keadaan kosong. Kalaupun masuk sendiri, ia pasti cepat –cepat, membaca doa dalam batin, dan menghindari kamar mandi, walaupun jalan ke kamar harus melewati depan kamar mandi.
Beberapa hari kemudian, Ay mendapat kabar jika Sari dan Tari akan mengajukan pengunduran diri. Ia pun izin ke mereka untuk menempati kosannya itu. Diizinkan dong! Ay akan mengajak Nita pindah, dan mimpinya itu dijadikan alasan. Sekali dua kali Nita menolak, namun Ay tidak menyerah. Dan akhirnya, ia pun mengiyakan ajakan Ay. Ay yang memang keinginannya untuk pindah sudah bulat, ia pun langsung ke ibu kos untuk izin pindah.