Contents
SERIBU KISAH DI KOTA PELAJAR
KEESOKAN HARINYA
Hari baru, susana baru, dan status baru membuat Ay lebih dan tambah semangat. Ini adalah awal perubahan untuk dirinya sendiri. Ay berfikir untuk lebih mandiri dan mengubah pola fikir. Bukan keterpaksaan, melainkan keharusan.
Hari ini adalah hari pertama masuk bekerja. Ia pun sangat sangat excited. Atasan putih, bawahan jeans, dan juga ID, menjadi bukti jika sekarang ia adalah seorang pekerja, bukan lagi pelajar. Sepanjang jalan berangkat kerja, Ay masih menanyakan keberadaan Sari dan Tari. “Mereka di mana sekarang? Apa tinggal di beda gang?” Sudahlah, mungkin nanti ketemu waktu istirahat. Beberapa hari kemudian, namun tak kunjung menemukan mereka. Sampai akhirnya, sepulang kerja Ay melihat Sari dan Tari sedang berdiri di perempatan. Entah siapa yang ditunggu, tapi ini adalah kesempatan untuk Ay.
Ay : “Oy..” ( wajah sumringah )
Tari : “Oy..”
Ay : “Nunggu siapa?”
Sari : “Tidak menunggu siapa – siapa.”
Ay : “O,,, ngekos di mana?” ( excited )
Tari : ( menjelaskan )
Ay : ( kaget )
Ternyata mereka ngekos di perempatan setelah perempatan mereka mengobrol sekarang. Dan itu adalah jalan ke kosan Ay. Bedanya, Ay ke kanan sedangkan mereka ke kiri. Karna penasaran, seperti apa sih kosan Sari dan Tari, Ay pun izin untuk main. Yeay! Boleh dong. Sepulang kerja, Ay langsung ke kosan mereka. “Assalamu’alaikum” seru Ay dalam batin. Kosan Sari dan Tari sama seperti Ay, bentuk rumah biasa, bedanya mereka masih satu atap dengan ibu kos, sedangkan Ay tidak. Mereka pun masuk dan mengobrol. Keasikan mengobrol, waktupun tidak terasa sudah sore dan Ay pamit pulang.