Try new experience
with our app

INSTALL

Syair Kematian Nina 

Persembahan Sang Ibu

“Kamu yang memberikan surat ini?” sambil merogoh kantungku aku menunjukan surat yang ku temui… dia lalu mengangguk sembari berbicara

“aku butuh kamu Patty” suaranya parau. Terdengar sangat bersedih.

“Minta tolong apa? Ngomong-ngomong siapa panggilanmu? “Helen? Nina? Mustika? Atau….”

  “Nina… panggil aku Nina…”  begitu katanya, kata-kata ku dipotong olehnya… namun aku mengerti… apa dia memang terburu-buru dan harus di tolong? Aku lalu menanyakannya lagi, siapa tau aku bisa  membantunya seperti membantu Elise.

“Apa yang bisa aku bantu?”kataku, sembari memandangnya kasihan…

Nina tersenyum, kemudian dengan cepat dia menuju ke arahku lalu dengan tangannya itu Nina mencekik leherku… Aargghhh….. sakitt…..! kenapa?!

“Nina, kenapa kau mencekik ku?” aku kesakitan dan terus mengerang, tidak bisa bernafas. Aaagggghhh….

Nina tersenyum dingin, wajahnya terlihat sangat mengerikan… aku Cuma bisa terkejut melihat Nina yang seperti itu… tidak seperti orang meminta pertolongan.

Nina tertawa, semakin tajam matanya mengarah kepadaku, cekikannya juga makin keras… aku tidak bisa bernafas…

“Tinggal 3 x lagi…. maka kau akan menemaniku… Hahahahaha…!” begitu katanya, dengan wajah yang menyeramkan, dan mata yang melotot.

“Apa maksudmu Nina…Apaa?” kataku…

  Lalu Jreng…! Tiba-tiba Nina menghilang dan muncul Papa ku dari arah taman belakang dengan memakai pakaian olahraganya, aku masih terkejut dan terdiam, tubuhku menyender ke kaca… mungkin Papa terkejut melihatku seperti itu.

  “Kamu kenapa Patty?” begitu katanya, namun seakan mulutku tidak bisa menjawab semua itu… mungkin Papa khawatir, dan berlari menuju kepadaku. Papa memegang pundakku dan saat itulah aku mulai tersadar.

“Papa…. Pa…” Wajahku terlihat resah…. Namun semua yang aku alami mana mungkin aku ceritakan ke Papa… aku bisa di sangka gila!

  “Ada apa Patty? Sayang?”… begitu katanya terlihat khawatir kepadaku. Aku menggelengkan kepalaku… aku tidak mau bicara tapi aku mencoba semuanya biasa saja, dan langsung pergi dari hadapan Papa…

Papa melihat itu, aku tahu dia sangat khawatir. Aku tau pasti ia akan memanggilku lagi…

“Patty… “ nah benar kan…

Aku menoleh tapi aku harus terlihat seperti tidak terjadi apa apa… “Ya pa?, oh iya nanti kita jadi ya paa, aku mau baca komik baru …”

Papa terlihat lega dan tersenyum sambil mengangguk… aku tersenyum kepada Papa dan aku harus segera pergi ke kamarku…

Aku sampai di kamar, sesegera mungkin aku membuka buku merah yang ku dapat kemarin untuk mencari tahu siapa nina itu…

“Dapat… 
Helenina Mustika Van Rodjnick..
Hantu Nina Bobo… dia akan membawamu ke dunia lain dan
kamu tidak akan kembali kalau sudah mendengar 4 
kali lagu yang di nyanyikan
olehnya…”

aku terkejut… “Ooh tidak!” aku sudah mendengar lagu darinya 1x tinggal 3X lagi… aku mau melanjutkan membaca lagi, tapi tiba-tiba sreett….

  Aku terbawa ke sebuah dunia, kalau kalian tau ini adalah rumah yang sangat kecil… dindingnya masih kayu… aku melihat ke dalam rumah itu dari jendela luar.Seorang ibu sedang menggendong Nina sembari menangis. Aku heran apa yang terjadi…

  Aku melihat ke sekeliling rumah dan berfikir kalau ini adalah rumah yang sama ketika aku bermimpi… ada beberapa foto hitam putih, Nina dan 2 orang lainnya. aku rasa itu ibunya, merupakan orang Indonesia asli, dan ayahnya merupakan tentara belanda. Ya aku melihat Ibu Nina sedang mencoba menidurkan Nina.

“Apa ini waktu dimana sebelum kejadian itu dimulai?...” aku terkejut, seketika aku mencoba untuk berteriak agar tidak terjadi apa-apa dengan Nina..

tapi sepertinya tidak ada yang mendengarku.  Ibu Nina malah tersenyum sambil bernyanyi “Nina Bobo… Ooo.. Nina Boboo..Kalau Tidak Boboo, digigit nyamuk… Nina Bobo… Ooo … Nina Boboo.. Kalau Tidak Boboo, digigit Nyamuk…”

  Aku lihat tidak ada yang aneh, sampai pada akhirnya di bait ke 4 Ibu Nina menyanyikan lagu Nina Bobo. Ia mengambil sebilah pisau, Ibu Nina menaruh Nina di sebuah bale bambu, lalu Ibu Nina dengan cepat menghunuskan pisau itu ke badan Nina, Nina di tikam berkali-kali sampai suaranya tidak terdengar, tangisan terus keluar dari mata Ibu Nina… sampai akhirnya pisau itu menancap di pipi Nina…

Aku terlihat begitu mual, mau muntah tapi aku berusaha menahannya.  Lalu tanpa di duga tiba-tiba ada sebuah nyanyian terdengar di telinga kiri ku..

“Nina Bobo, Ooo.. Nina Bobo… Kalau tidak Bobo… digigit nyamuk…
Nina Bobo, Ooo.. Nina Boboo… Kalau tidak Boboo, digigit nyamuk…”

Hah! Apa itu? aku mendengarnya lagi…

“Tinggal 2 kali lagi Patty…”Nina langsung tersenyum dan pergi.

***