Try new experience
with our app

INSTALL

Pemulung dan ABG Bunting 

Chapter 3

  Untuk beberapa saat dia tahu kalau hari ketiga Gito sudah lepas dari sel polisi, karena Bapaknya yang berusaha membebaskan Gitto dari sel polisi “jangan sok jagoan kamu jaman sekarang itu beda” “mereka nabok-naboki perempuan Pak, masa saya diam saja, dosa kan” “tapi kamu tidak perlu membalas hingga mereka hancur, cukup diperingati saja” “mereka tidak akan berenti kalo tidak diberentiin kebringasan mereka Pak” “cukup hindari kekacauan yang membawakan istrimu dan anakmu nanti, kamu harus belajar tanggung jawab dengan memikirkan pendamping hidupmu” “Pendamping hidup sementara seperti Ovie’ “kamu sudah merasakan sendiri Ovie sudah semakin sayang sama kamu mau kamu sia-siakan?” “tapi sebentar lagi bayi itu lahir dan saya sudah bukan pendampingnya lagi Pak” “Ojo ndikiki karepe Gusti (jangan mendahului kehendak ilahi)” Gito mulai terdiam dengan tekanan suara Ayahnya yang tegas dan tajam itu, dia hanya mengikuti langkah Ayahnya menuju parkiran sepeda onthelnya, dan segera berboncengan pulang ke gubuknya di pinggir rel KA Mendengar kabar Gito keluar dari sel kantor polisi karena membela orang lain, Ovie sangat gembira ingin segera bertemu, begitu pula Gito Gito telah berdiri di bawah pohon krasem dan pepohonan pisang yang semakin rimbun itu Boneka dari pohon pisang hamil itu telah rubuh, Gito berusaha memperbaikinya.

  “Kan udah gak perlu pakai boneka hamil itu lagi” Gito menoleh dan tersenyum disambut senyum manis Ovie yang hamilnya sudah bertambah besar sambil berjalan menghampiri Gito Gito segera membantu Ovie yang mulai kesulitan duduk di kursi-kursian dari batang pisang, Ovie menyerahkan getuk untuk dimakan bareng “Karena sudah gede perutku, aku tadi udah makan sekarang mau di suapi gethuk” “aku belum pernah liat orang melahirkan, apalagi mendampingi orang melahirkan” “Kita praktekin aja yuk” Ovie langsung acting panic mau melahirkan dan Gito improvisasi sebisanya “Terus terus ayo terus keluar ayo nak keluar” “Jangan kayak tukang parker dong” Ovie ternyata kontraksi beneran “Mau keluar nih aduh mau keluar beneran” “Berdoa sayang ayo dorong terus dorong” “Mas ini beneran mau jebrol kok markirin terus ayo bawa aku k RS” Dengan kebingungan Ovie dibopong Gitto untuk mencari tebengan yang bisa membawa istrinya ke rumah sakit, Gito menunggu Ovie hingga melahirkan di Rumah Sakit dan apapun permintaan Ovie dipenuhi, Gito sangat menyukai bayi yang dilahirkan bahkan terlihat seperti ayah kandung yang sebenarnya yang membuat Ovie jadi semakin sayang terhadap Gito “udah punya nama belum buat dedek cantik nya kita?” “Namanya Viona Puspitasari” celetuk Ibunya Ovie dari belakang Gito Ovie kasih kode diteruskan nanti obrolannya. 

  “kamu tahu apa yang harus kamu siapkan sebagai suami kan jangan bengong aja disini, masih banyak yang harus kamu siapin” perintah ibu Ovie pada Gito Gito mengangguk dan berpamitan pada Ovie untuk mempersiapkan semua keperluan bayi, begitu keluar dari pintu RS itu, ibunya Ovie memanggilnya dan mengingatkan sesuatu, Gito disuruh menceraikan Ovie dan hanya memperbolehkan ketemu Ovie dan anaknya untuk urusan perceraian Ibu kurdi mengajak Gito belanja popok bayi, bedak, minyak telon, perlak dan segala hal untuk keperluan bayi, Gito menaruh satu per- satu barang-barang bayi itu dimasukkan keranjang sambil berlinang air matanya “kalo kamu sayang beneran sama Gito kamu harus memperjuangkan nya supaya kamu bisa beneran memilikinya, Ibu tahu Ovie juga suka sama kamu selama ini” Pak Kurdi maupun istrinya sangat berat hati sebenarnya karena anaknya dan Ovie sudah saling mencintai, tapi apa boleh buat janji harus dipenuhi “Ksatrio kui ora keno nyerah (Jiwa Satria itu tidak boleh menyerah)” 

  Itu kalimat yang selalu diingat Gito untuk mengurus perceraian, dibalik itu semua persoalan itu diketahui geng yang pernah dihajar Gito sang Matador hingga kepala geng nya ingin balas dendam Gito pagi itu sedang dipaksa Ibunya Ovie untuk menceraikan anaknya di KUA tapi Ovie dan Gita tidak mau cerai, Ovie diam-diam menemui Gito ke rumahnya dan lebih betah tinggal di rumah Gito dan keluarganya meskipun mereka keluarga miskin ALVIN kepala geng tawuran itu mengelabui Ovie sehingga dapat menculik Ovie bersama anaknya, supaya Matador yang dikehendakinya itu mau menyerahkan diri, Gito sang Matador pun dengan jantan menyerahkan diri asalkan Ovie dan anaknya dilepaskan, setelah dipastikan ovie dan anaknya dilepaskan, Matador dikeroyok geng itu dijadikan bulan-bulanan Ovie lapor polisi minta tolong supaya Gito sang Matador yang sedang dikeroyok bisa dilepaskan tapi sebelum semua laporan itu selesai, Gito sang matador sudah disamping Ovie dan mengajak pulang dan bilang tidak apa apa kok Dalam perjalanan Gito menahan sakit perut dada dan pantatnya karena yang parah bagian selain muka sesuai perjanjian pengkeroyokan dengan dengan geng nya Alvin, sesampainya di rumah Ovie, Matador terjatuh pingsan. 

  Namun rupanya geng nya Alvin pada babak belur pada dirawat di Rumah sakit bahkan ada yang kronis Kurdi ayahnya menasehati disamping ibunya yang sedang merawatnya bersama Ovie, bahwa ayahnya mengajari segala ilmu pencak silat dan tenaga dalam itu bukan untuk cari musuh karena mereka orang gak punya supaya terhindar dari segala kekerasan apalagi Gito memiliki Ovie dan putri kecilnya “Kalian merantaulah menjauh dari bahaya untuk keluarga kecil kalian, ayah sama ibumu cukup kamu kabari dan kalau ada kesulitan apapun yang bisa ayah dan ibumu bantu katakana saja pasti kami bantu, yang penting ingat, kamu merantau untuk jauh dan menghindari segala bahaya untuk keluarga kamu, Mengerti anaku?” “Insyaallah Pak” Gito berkemas-kemas bersama istrinya dan seusai subuhan mereka dijemput travel untuk merantau ke Bali Noyontaan Pekalongan Tiimur akhir September 2021