Contents
KAMI INGIN DI HARGAI
Ulang Tahun
Hari ini adalah hari ulang tahun perusahaan, maka karyawan dibebaskan dari pekerjaan. Dalam merayakan hari ulang tahun perusahaan tetap memperioritaskan karyawannya karena tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan. Karena saking banyaknya orang, panita penyelenggara selalu mengingatkan supaya selalu menjaga kebersihan disetiap lingkungan. Nama saja manusia mereka memiliki sifat dan kepribadian masing-masing, ada yang selalu mengikuti himbauan panitia, dan ada juga yang mengabaikan.
2 hari setelah merayakan hari jadi perusahaan Arlinda Mayangsari merupakan karyawan baru mungkin bisa dikatakan sebagai karyawan baru lulus training. Arlinda merasakan hawa aneh disetiap ia masuk ruangan. Setengah hari berjalan Arlinda masih merasa aneh dengan sekitarnya namun Arlinda tetap berpikir positif mungkin hanya perasaanya saja. Waktu menunjukan siang hari waktunya sift pagi berganti dengan sift siang . Ketika sedang antri menuju pintu keluar tiba-tiba teman Arlinda pingsan tak sadarkan diri. Kemudian di bawa ke klinik oleh rekan kerja yang lain supaya diperiksa. Arlinda masih berpikiran positif mungkin karena capek atau sedang mengalami menstruasi, karena Arlinda pernah mendengar cerita dari gurunya dulu ada siswanya yang sering pingsan Ketika dia sedang mengalami menstruasi. Mungkin salah satu penyebabnya itu. Arlinda pun memutuskan pulang kebetulan tuubuhnya terasa pegal dan Lelah mungkin akibat dari adanya system sift.
Setelah kejadian kemarin Arlinda dibuat penasaran siapa sebenarnya yang pingsan. Kemudian ia bertanya kepada Sinta kebetulan satu ruangan kebetulan hari ini pekerjaan mereka telah selesai dan berencana keluar mencari makan dengan kedua temanya yang lain.
“sin tahu nga berita kemarin?” tanya Arlinda kepada Sinta
“iya tahu, kenapa emang” jawab sinta seadanya
“lo tahu nga siapa kemarin yang pingsan, kok bisa sampai pingan yaa? Tanya Arlinda penasaran.
“nanti aja gw ceritaain, ayo kita ke cafe, tuh Febi sama Risti sudah datang” jawab Sinta datar tanpa ekspresi
Kemudian Arlinda merasa aneh dengan sikap yang ditunjukan oleh Sinta, Arlinda berpikir cukup keras apakah ucapannya ada yang salah, tidak seperti biasanya Sinta menampakan wajah datar. Setibanya di café mereka memesan pesanaan seperti biasanya. Arlinda tidak ingin membahas pertanyaan tadi karena takut jika Sinta menampakan wajah datar lagi. Namun tidak dipungkiri berita seperti itu akan menyebar kesemua ruangan dengan secepat kilat.
“ eh Lin gw denger denger kemarin gedung lo ada yang pingsan ya” tanya Febi
“iya, cepet banget nangkep informasi” kata Arlinda
“iya dong gw gitu, btw siapa sih yang pingsan” tanya Febi
“iya siapa gw juga penasaran” timpal Risti
“mana gw tahu” kata Arlinda ketus
Kemudian mereka mulai diam dalam keheningan, tiba-tiba Sinta meletakkan sendok begitu keras sehingga terdengar bunyi nyaring namun tidak mengganggu penlangan yang lain.
“itu gw” jawab Sinta
“kok bisa, semenjak kita kenal sama lo, lo nga pernah pingsan walaupun lo berjemur ditengah lapangan yang panas” Tanya Arlinda, Febi,dan Risti secara bersamaan
“gw juga nga tahu” jawab Sinta
“certain dong” pinta mereka beriga.