Contents
Ikatan Cinta
Nino,Katrin dan Masalah Hidup Mereka
Penyesalan selalu datang terlambat. Sepertinya itu akan selalu mengahantui mungkin akan membayangi seumur hidupku. Memori pahit akan selalu terekam bagaimana dulu aku mengacuhkan dan tidak mempercayai Andin, tidak memberi perhatian saat dia dipenjara, menelantarkan Reyna. Ya Tuhan ... secara tidak langsung aku turut andil saat Reyna terbuang di panti asuhan. Bisa-bisanya dulu terperdaya semua manipulasi dan fitnah Elsa. Lihat yang kudapat sekarang? Aku sudah mendapat hukuman terberat darri Tuhan yakni Reyna hanya memanggilku om baik dan sepertinya aku dan kedua orangtuaku hanya dianggap orang luar oleh Reyna. Mencoba menerima semua kenyataan tetapi sampai sekarang hal itu sangat berat untuk diterima. Untung saja ada kesibukan kerja yang menolongku, rekan bisnis berderet dan sekian proyek menunggu. Mungkin aku harus menambah kesibukan dengan mencoba jenis usaha baru. Tak disangka kenangan ini muncul padahal 10 menit lagi aku ada meeting dengan pak Irvan dari PT AdiCipta.
10 menit kemudian meeting dimulai. Pak Irvan sudah datang dengan berkas yang sudah dipersiapkan. Sudah 2 jam rapat berlangsung. Semua berjalan lancar, kesepakatan sudah dicapai. Pak Nino tersenyum bahagia karena PT AdiCipta merupakan klien strategis dan penting bagi kemajuan PT El Nino Gemilang. Meeting sudah selesai. Sementara ku disini menunggu balasan sms yang sangat dinanti.
"Mas Rendy ... kerjaanku sudah selesai gini. Kamu kenapa gak bales smsku?" kutuk Katrin dalam hati.
Di tempat lain
Beruntung sekali Nino mau memajukan jadwal meeting. Jadinya punya waktu untuk mengunjungi adikku Jessica. Jessica yang selalu memanggil papa padahal aku kakaknya. Selama 4 tahun ini aku mengurus Jessica yang sekarang mendekam di klinik rehabilitasi jiwa. Sebenarnya sudah 7 tahun Jessica tinggal di sana. Papa hanya bertahan 3 tahun merawat Jessica dan kemudian meninggal karena sakit. Sementara aku harus mengalah dengan sebutan papa karena Jessica mengalami halusinasi tidak bisa membedakan diriku dan papa.
"Rudi, kapan jadwal bertemu lagi dengan pak NIno?" tanyaku.
"Masih 2 minggu lagi pak Irvan tepatnya hari Kamis jam 10," tukas asistenku.