Contents
MAYAT HIDUP
Chapter 1
Seusai subuh, PIMA memeluk TRASTA erat-erat, membisikkan pesan untuk jaga sikap di daerah luar Jawa. “Papa mesti pandai menyesuaikan diri disana jangan dianggap seperti biasanya di Jakarta” pesan Istrinya “Mama gak usah khawatir, Papa tau soal itu” jawab Trasta enteng Sekali lagi lengan Trasta dipeganginya, Seakan Pima berat hati melepas suaminya tugas jauh di pulau sebrang. Trasta meyakinkan semua akan baik-baik saja. Diciumnya perut buncit istrinya yang sedang hamil tua itu. Lengan Trasta masih digenggamnya. Tapi Trasta harus segera berangkat mengejar pesawat. Perlahan dilepasnya tangan Trasta, dengan tahap demi tahap kakinya melangkah mundur disongsong istrinya melambaikan tangan.
TRASTA bersandar di kursi mobilnya, sopir mengendarai mobilnya menuju bandara melalui jalan tol metropolitan. Sepanjang perjalanan temannya menelfon meremehkan Trasta tidak akan betah tinggal di tempat yang jauh dari wanita-wanita dan hiburan malam. “Gue yakin lah kali ini semua prasangka kalian gak ada yang bener udah dulu ya gue dah sampai bandara ntr gue telfon lagi” Trasta segera turun mobil setelah mobil menepi di terminal pemberangkatan Boarding check in, ngopi di tempat tunggu, panggilan pemberangkatan pesawat ke Makassar, masuk pesawat dan pesawat pun segera take off Dalam satu jam an Pesawat mendarat di bandara Ujung Pandang atau Makasar dengan perbedaan waktu 1 jam, Trasta mencocokan jam tangannya dan jam pada handphonenya. Di bandara, Trasta telah dijemput PAK KASEP, seorang setengah baya kurus berambut lebat dengan mengenakan peci hitam.
“Saya Pak Kasep yang disuruh jemput Pak Trasta”. Trasta menyalaminya. Pak Kasep segera membawakan kopor Trasta dan mereka berjalan menuju parkiran. Dimana mobil Pak Kasep berada dan mereka segera masuk mobil untuk segera berangkat ke tujuan Mobil yang dikendarai memasuki daerah yang meninggalkan perkotaan Makassar. Menuju sebuah tempat yang terpencil melalui daerah Gowa dibagian utara kota Makassar. Pak Kasep yang menyopir mobilnya, Trasta tidur kecapean. Tiba lah mobil yang membawa Trasta berhenti di Klinik bangunan Belanda. Suster dan Pegawai admintnya ternyata cantik-cantik telah menyambutnya. Pak Kasep segera memperkanalkan suster dan karyawan klinik itu. SUSTER LUSI memperkenalkan diri, SUSTER INA memperkenalkan diri “Selamat datang di klinik kami Pak Trasta” “Terima Kasih banyak, cantic-cantik juga pegawai disini pasti saya betah bekerja disini hehehe” Suster-suster itu tersenyum manis “Kita nanti cek satu per satu ruangan disini ya” ajak Trasta kepada mereka “Bapak sebaiknya istirahat bentar di ruangan Bapak’” ujar Pak Kasep “Oh Iya Baik, dimana ruangan saya?” Pak Kasep membawakan koper Trasta menuju ruangannya yang diikuti oleh Trasta Begitu memasuki ruang kerjanya, istrinya menelfon. Trasta diberitahu istrinya dari Jakarta, kalau dia baru USG dan hasilnya anaknya perempuan.
Tapi sinyalnya putus-putus hingga akhirnya lost connecting dan mati sendiri handphone Trasta bahkan tidak bisa untuk menelfon istrinya lagi. Trasta mencharger handphone nya karena tiba-tiba baterainya habis seketika. Setelah briefing dan menata klinik itu bersama karyawannya, Trasta tertidur di ruang kerjanya. Pak Kasep membangunkan karena semua karyawan sudah pulang. Dan Pak Kasep yang akan mengantar ke rumah kontrakan yang disediakan oleh karyawan Klinik. “Mobilnya ternyata mogok tidak seperti biasanya,Pak. Maaf saya betulin dulu, Beberapa kali dicoba tidak bisa juga.” Ujar Pak Kasep, “Bapak tunggu di ruangan Bapak saja dulu” Hujan pun turun mengiringi suara adzan magrib. Trasta masuk ke ruang kerjanya. Hari makin gelap. Jret Prat Cret Jret Jebret, Listrik pun padam seketika. “Sial amat sih hari ini” umpat Trasta kesal. Trasta dan Pak Kasep hendak mengecek lonceng listriknya.
Saat memegang lonceng listrik itu, secara mengejutkan pijar listrik seketika nyala dan menyetrum kedua lelaki itu. Mereka terpental hingga pingsan terantuk pilar dan tembok. Pima istri Trasta mencoba nelfon berkali-kali tapi tidak dapat terhubung. Bahkan terdengar gemeresek suara perempuan sedang marah dan kemudian memarahi Pima dengan keras ”Jangan ganggu Trasta.Jangan sekali-kali ganggu Trasta” Tengah malam ketika Trasta siuman dibangunkan INA salah satu suster cantik. Trasta dipapah memasuki ruangannya dan direbahkan di sofa. Trasta menanyakan “Dimana Pak Kasep”. Suster itu menjawab,” Pak Kasep sudah pulang. Saya bilang biar saya yang jagain Bapak, Katanya Pak Kasep mau panggil orang untuk betulin mobil”. Melihat suster itu terlihat semakin cantik dan sexy, Trastapun tergoda. Trasta menyanyakan, “Kamu sudah berkeluarga?” Suster itu menceritakan, “Saya Janda Kembang disini Pak, begitu menikah malam hari suaminya meninggal diguna-guna hingga mati seketika.” Suster itu tampak sedih. Trasta berusaha menenangkan.
“Oh y sudah saya kuatir ada yang cemburu atau salah paham kamu disini sama saya” “Saya belum punya pasangan lagi selama ini Pak, masih trauma, disini siapa mantan siapa belum jelas juntrungannya masalalunya seperti apa?” “Maksudnya gimana?” “Kadang ada yang suka sama saya misalnya, ternyata masa lalunya masih memendam dendam yang belum dituntaskan” “Parah juga ya, emang kamu tidak pingin punya pasangan lagi?” “Pingin bangetlah Pak secara terlalu lama sudah sendirian, gak enak juga tahu sendirian menjanda” “Emang kamu cari yang seperti apa” “Pasti yang baiklah bapak ini gimana? Kalau bapak baik dan belum punya istri saya juga mau jadi istri Bapak, tapi Bapak kan pasti udah punya istri, ya kan?”
“Iya sih saya punya istri di Jakarta, tapi disini tidak ada istri saya, lagi jauh” “itu namanya Bapak tidak setia, punya istri tapi bilang tidak punya, dosa Pak, kasihan istri di rumah” “Gak kok Cuma becanda hehehehe” “Becanda, kalau sayanya mau Bapak juga mau kan?” “Mau apa?” “Mau apa aja sih” “Katanya Dosa” “Kalau Bapak untuk serius why not?” “Serius” “Artinya bukan untuk main-main gitu Pak, beneran dinikah” “Emang kamu mau jadi istri saya yang kedua?” “Kalau jadi istri sih saya tidak keberatan Pak yang penting beneran dinikah gak Cuma PHP, ntar kalau dimainin saja ya saya gak mau lah apa kata orang-orang disini” “Kalau kamu tidak keberatan jadi istri simpan saya disini sih saya juga mau asal jangan sampai ketahuan istri saya, jadi pasti nanti saya nikah juga” “Siapa sih yang gak mau jadi istri Dokter kayak Bapak, biarpun simpanan kalau dinikah beneran ya pasti maul ah Pak, saya kan Cuma orang biasa Pak, janda kampong” Sentuhan Trasta menggetarkan Suster Janda Kembang itu.