Try new experience
with our app

INSTALL

Gadis Bermata Eropa 

Ketika Persahabatan Itu Abadi & Cinta Itu Bersatu

         Di tengah kerumunan di stasiun, seorang lelaki tengah berlari, berusaha untuk membubarkan kerumunan orang itu. Orang-orang merasa terganggu. Tetapi lelaki itu tidak peduli. Lelaki itu adalah Rendy. Rendy ingin mengejar seorang anak perempuan. Saat ia berhasil mendapatkan anak perempuan itu, Rendy kaget. Anak perempuan itu bukanlah Vanya. Anak yang selama ini masih ia cari. Rendy pun meminta maaf kepada anak perempuan yang telah salah ia kira. 
        Rendy beranjak berjalan. Terlihat ia memegang sebuah map. Nampak ia tengah habis melamar pekerjaan di sebuah kantor. Rendy pun terduduk di sebuah bangku panjang stasiun. Ia mengelap peluh keringatnya. Tiba-tiba Rendy kaget melihat kaca kereta di depannya. Nampak Sheila Elvanya Menez. Vanya bersama dengan Anita dan juga ibu kandung Vanya. Mata Vanya terlihat berkaca-kaca. Vanya sudah tak sabar menunggu semua penumpang turun agar segera bisa bertemu dan memeluk guru kesayangannya. 
       Rendy seperti tak percaya. Rendy pun berdiri dari bangku panjang. Rendy menangis bahagia. Mungkin ini maksud dari Anita yang ingin bertemu dengan dirinya. Anita membawa anak kesayangannya. Vanya berlari dan langsung memeluk Rendy. Vanya menangis sejadi-jadinya. Vanya meminta maaf karena dirinya Rendy keluar dari sekolah. Rendy tersenyum. Menghapus air matanya dan juga air mata Vanya. Tidak ada yang perlu disalahkan. Rendy menganggap ini semua sudah jalan Tuhan. Rendy hanya berharap Vanya mau juga menerima kenyataan dan memaafkan orangtua Vanya dan ikut pulang kembali ke Eropa. Vanya pun mengangguk. Vanya kembali memeluk Rendy sembari menangis. Vanya rindu sekali dengan guru kesayangannya ini. 
Beberapa saat kemudian, Vanya melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Vanya kemudian memegang tangan Rendy. Kemudian ia juga memegang tangan Anita. Vanya menyatukan tangan keduanya. 
“ Pak Rendy pernah bilang kalau ibu Anita itu cantik, baik, dan shalehah. Bu Anita juga bilang kalau Pak Rendy itu tampan, baik, shaleh. Jadi, kenapa Pak Rendy dan Bu Anita gak menikah saja?”
Rendy dan Anita tampak kikuk. 
“ Loh kok pada diam sih. Pokoknya Pak Rendy dan Bu Anita harus menikah. Biar Vanya tenang saat pergi ke Eropa. Iya gak mah?”
Vanya kini menyapa ibu kandungnya. Ibu kandungnya mengangguk dan memberikan jempol sebagai tanda persetujuan. 
“ Tuuuh… Bu Anita memang gak mau sama pak Rendy ya?”.
“ Orang pak Rendy nya gak pernah nyatain cinta ke Bu Anita masa bu Anita dibilang gak mau.”
Kali ini Anita mencoba menggoda Rendy untuk jujur duluan dengan perasaannya. Karena Anita tahu mereka sama-sama saling mencintai. 
“ Tuh kan… ini memang dasar Pak Rendy aja nih yang gak nyata-nyatain. PHP banget sih.”
“eeeeeeh kamu ya.. masih SMP udah sok-sokan ngerti PHP. Ya jelas aja mau dong kalau nikah sama bu Anita. Cuma bu Anita nya mau gak sabar menunggu pak Rendy yang lagi pengangguran gini?”
      Rendy tampak membalas menggoda Anita. Kini semua mata tertuju ke Anita. Anita pun mengangguk dengan senyuman. Vanya langsung berteriak kesenangan. Vanya memeluk Anita. Anita tersenyum bahagia. Matanya menatap Rendy. Ibu kandung Vanya juga ikut tersenyum melihat ini. Ia senang dan bersyukur. Vanya dikelilingi oleh guru-guru yang baik dan cinta dengan anaknya.