Try new experience
with our app

INSTALL

INDIGONIZATION 

Part 3

  Sejak dia jual diri semua serba kecukupan. Banyak yang membooking dia.Sampai akhirnya malas bekerja. Manusia seperti itu bisa hidup dari dosa. Pada akhirnya dosa menggiringnya menemukan kalau ibunya pernah selingkuh dengan Bapakmu. Tidak tahan hatinya. Dia jebak Bapakmu yang suka perempuan itu dan dia racuni di hotel. Dan meninggal di rumahmu. Sudahkah dia bertobat Nur? Tahukah kamu dosa-dosa orang tuamu?” “Bohong. Dasar pembohong kamu..saya tidak mau dengar” “Kamu masih ingin membebaskan teman atau saudara sebapak yang telah membunuh bapak kandung kalian sendiri?” “Saya tidak mau dengar kamu soal itu lagi. Saya hanya minta Maya” “Jadi sepakat kamu akan mendoakan sama Tuhan, kalau kaum kami bertobat mendapat hak yang sama dengan manusia?” “Saya tidak bisa jawab soal itu” “Kalau begitu kita belum sepakat dan Maya akan jadi budakku disini” Aku kebingungan. Tidak ada suara dari Sekar Melati lagi. Aku mengingat-ingatnya lagi. Apa yang telah aku katakan, sampai Sekar Melati tidak berbisik padaku; apa yang harus aku lakukan. 

  “Sekar Melati tidak membisikkanmu lagi sampai wajahmu seperti tersesat” “Saya akan berusaha menyampaikannya tapi saya tidak bisa berkehendak dan kamu tahu itu” “Oh rupanya manusia memang mental budak dalam jiwanya. Baru begitu saja sudah menyerah. Bagaimana aku yakin kamu bisa buat kaum kami merdeka seperti manusia.” “Saya tidak akan pernah bisa menolong durhakamu pada Pencipta, saya hanya bisa mengingatkanmu untuk mengurangi siksamu kalau kalian lepaskan Maya” “Malah ngajak tawar-menawar nih bocah. Sudah kami bilang sudah berkurang godaan itu. Tapi manusia sendiri yang mengembangkan dosa-dasanya dengan dalih yang penting bisa hidup. Manusia itu hanya takut mati tapi picik. Untuk bertahan apapun bisa dia tempuh dengan harapan nanti gampang bertobat. Seperti juga Maya. Dia berencana tobat. Enak banget kan dia bisa begitu. Makanya kami sekap dia biar mati tersiksa” “Kalian memang penghuni neraka biadab. Kalian tidak akan pernah merdeka seperti yang kalian inginkan. 

  Karena merdeka itu akar kebaikan. Yang menyalahgunakan seperti kalian biar urusan Tuhan yang akan menghukumnya.” Ifrit tambah geram dan murka ingin melumatku dengan tenaga terbesarnya. Sekonyong-konyong bayangan Sekar Melati menyaut tubuhku. Dia membawaku menembus dimensi ke dimensi hingga kembali ke alam nyata. Ruhku memasuki tubuhku. Tubuhku terpelanting didepan Maya yang masih terpasung. “Merdekaaaaa.... Merdekaaaa.... Kami mau merdeka..... “ teriak Maya berkali-kali Aku spontan mencengkram kepala Maya dan kuteriakkan; “Kalau kalian berani memperbudak Maya, kalian akan semakin dilaknat sama Tuhan! Kembalikan Maya sekarang. Kembalikannnn.... Kembalikannn Mayaaaaa.....” Seperti tenaga dalam yang dahsyat melempar tubuhku terpental dari tubuh Maya. Tubuhku menampar pintu gudang yang keras itu. 

  Sakit kurasakan di punggungku. Bapak dan ibunya Maya bergegas menolongku. Membangkitkanku menepi di sudut gudang. Syaraf-syaraf memerah di kulit tangan dan wajah Maya memudar. Warna kusam abu-abupun berangsur kembali menjadi warna kuning langsat. Sekalipun pilu dan kuyu auranya masih tersisa. Maya terhempas merasa sangat letih badannya. “Aku haus....” bisik Maya pelan. Bapak Ibunya menghambur membawakan teh hangatku untuk diminumkan Maya. Bapaknya melepas tali pasungnya satu per satu. Mereka tersenyum padaku. Senyum merdeka yang paling bahagia yang pernah aku lihat.