Try new experience
with our app

INSTALL

Sebelum Malam 

CHAPTER 4

  Mobil berhenti di depan rumah Lara. Lara dan Roni terdiam di dalam mobil.
 

“Lara..” kata Roni, tapi Lara keburu keluar dari mobil sebelum Ayahnya menyelesaikan kalimat. 
 

  Roni mengambil tas Lara yang ketinggalan dan berjalan menuju rumah Lara. Lara masuk ke rumah dan menutup pintu, meninggalkan Roni di luar.  Roni berdiri di depan pintu sambil memegang tas Lara. Roni hendak mengetuk pintu namun berhenti.

     “Lara... Ayah minta maaf.”

 

  Lara tidak menjawab walaupun ia ada dibalik pintu.
 

“ Kamu bisa dengar Ayah?”
 

  Lara kembali tidak menjawab. 
 

“ Dengar sayang, bagaimanapun yang terjadi Ayah sayang kamu, kamu harus ingat apapun yang terjadi kamu adalah kebanggaan Ayah. Kamu adalah segalanya bagi Ayah, dimanapun Ayah berada gak pernah seharipun kamu lepas dari pikiran Ayah.  Ayah tau Ayah bukan ayah yang terbaik untuk kamu, Ayah udah ngecewain kamu, Ayah bikin kamu nangis, tapi satu hal yang kamu harus tau, bahwa Ayah tidak penah berhenti mencintai kamu”
 

  Lara menangis dalam diam di balik pintu. Roni meninggalkan tas Lara di balik pintu dan melangkah menjauhi rumah. Belum beberapa langkah Lara membuka pintu.
 

“ Ayahhhh..” Lara menangis
 

  Roni memandang Lara dengan sedih.
 

“ Jangan pergi...jangan pergi lagi..” rengek Lara.
 

  Roni menghampiri Lara.
 

“Kamu dengar kata-kata Ayah tadi kan? Ayah sayang dan bangga sama kamu.”
 

  Lara mengangguk dan sesenggukan.
 

“Tidak bisakah Aku ikut Ayah ? Lara janji bakalan jadi anak baik, Lara gak akan ngelawan Ayah lagi, Lara janji akan turuti Ayah, tapi please yah, bawa Lara, Lara gak mau pisah lagi dengan Ayah” Lara menangis pilu. Roni melihat itu dengan hati hancur.
“  Lara…” kata Roni, tapi Lara tidak mendengarkan Ayahnya
“ Lara bakalan dengerin Ayah, Lara mohon Ayahhh.”

“ Lara, dengar Ayah…”


  Tiba-tiba suara sirine mobil polisi terdengar. Lara masih menangis tidak memperhatikan.
 

“  Lara dengar Ayah, jangan menyerah dengan mimpi kamu, kamu harus kejar itu.”
 

  Lara menggelengkan kepalanya.
 

“ Jangan pergi” Lara memohon
“ Lakukan buat Ayah oke? Jadi pelukis hebat untuk Ayah.”
 

  Lara memeluk Roni.
 

“ Ayahhhhh”
“ Jangan pernah sekalipun mikir bahwa Ayah pergi karena kamu. Karena kamu akan jadi hal yang pertama dan terakhir buat Ayah.”
 

  Lara memeluk Ayahnya dengan erat sambil menangis.  Beberapa orang polisi keluar dari dalam mobil.
 

“Ayah harus pergi.”
 

  Lara makin memeluk Ayahnya dengan kencang dan mulai menangis semakin kuat.
 

“Ayah.. jangan..”
“Ayah harus. Biarkan Ayah melakukan hal yang benar dan menjadi Ayah yang kamu banggakan.”
“Aku sayang Ayah.”
 

  Mendengar ini Roni memeluk anaknya dengan kuat dan menangis. 
 

“ Lara, Ayah sayang sama kamu...selalu.” 
 

  Roni mencoba melepaskan pegangan anaknya namun Lara masih memeluk Roni dengan kuat dan menangis makin kencang.
 

“Kamu ingat kata-kata Ayah kan?”
 

  Lara mengangguk.
 

“ Bagus”
 

  Roni berhasil melepaskan pelukan anaknya dan menggengam tangan anaknya dan mencium kening Lara.
 

“ Kamu hal terbaik yang pernah datang dalam hidup ayah.” Roni melepaskan pelukannya dan berjalan pergi.

“ Ayahh..Ayah dari dulu udah membuat Aku bangga, dari dulu” kata Lara berlinang air mata. Lara melihat Ayahnya pergi menuju cahaya merah biru tersebut.