Try new experience
with our app

INSTALL

Good Romance 

Pencarian Elsa

*Salon Kecantikan


"Mas Al mana ya ma?" ucap Andin kepada mama Rosa

"Iya nih, kemana ya? Sebentar, coba mama hubungi.."


Dihubunginya Aldebaran, namun tidak ada jawaban. 


"Ini menyambung Ndin, tapi kok tidak dijawab ya?"

"Apa mungkin nunggu di mobil ya ma?"

"Tidak mungkin, Al bukan tipe yang seperti itu. Coba keliling sebentar, siapa tahu dia di sekitar sini" ajak mama Rosa kepadanya

"Ya sudah, ayo Reyna"


Mereka pun berkeliling sekitar salon, namun Aldebaran tidak kunjung ditemukan. 


"Ma, aku capek" ucap Reyna

"Capek?"


Reyna mengangguk pertanda iya.


"Ya sudah Ndin, ke mobil saja yuk. Siapa tahu dia memang di sana"

"Iya ma, ayo. Aku juga capek ini"


Reyna, mama Rosa, beserta Andin kembali ke parkiran. Sesampainya di sana, mereka berjumpa dengan Reza.


"Kok ada kamu Za, Al nya mana?" ucap mama Rosa heran

"Pak Al tadi minta saya ke sini. Katanya sih, mau mencari Elsa"

"Elsa?" ucap Andin terkejut

"Ada apa dengan Elsa, dia kenapa, apa mama papa tahu?"

"Pak Al tidak menjelaskan ke saya lebih bu, jadi saya tidak tahu"

"Tadi juga ada Roy" sambungnya

"Roy?" ucap mama Rosa

"Iya bu, mereka pakai motor saya"

"Cari mereka Za"

"Baik bu.."


Mereka pun masuk mobil dan meninggalkan mall. Selama di perjalanan, Andin mencoba menghubungi suami beserta adiknya. Namun tidak ada jawaban dari keduanya. 


"Gimana Ndin?"


Mendengar pertanyaan tersebut, Andin hanya menggelengkan kepala. 


"Al, Roy, kalian kemana?" gumam mama Rosa cemas


Mama Rosa, Andin, yang tengah sibuk mencari keberadaan mereka, di tempat lain pun begitu. Aldebaran beserta Roy, masih belum menemukan Elsa.


"Kita berpencar Roy, kalau gini yang ada nanti lama ketemunya."

"Oke Al"


Merekapun berpisah dan pos ronda dijadikan titik temu, jika mereka sudah ataupun tidak menemukan Elsa. Bukan sekadar mencari, Al beserta Roy mempertanyakan kepada warga sekitar. Dengan harapan, adanya informasi dari mereka. Namun nihil, satu pun dari beberapa warga yang ditanya, tidak melihat Elsa. 


Saat tengah dirundung kebimbangan, Aldebaran berpapasan dengan Katherin. 


"Kak Al.."

"Kath"

"Tumben ke sini, ada apa?"

"Pernah lihat cewek ini tidak, lewat sini?"

"Tidak lihat kak, memang dia siapa?"

"Tidak lihat ya.."

"Ya sudah, makasih ya" ucapnya sembari meninggalkan Katherin


Ketika Aldebaran akan beranjak dari sana, Ketherin menahannya. 


"Sebentar kak, kita nonton sebentar yuk. Ada film baru lho, katanya sih seru.."

"Maaf Kath" ucap Aldebaran lembut

"Tapi kita sudah lama tidak ngobrol berdua gini kak.."

"Maaf ya Katherin, saya sudah punya istri. Kamu tahu kan, kamu sudah ketemu dia kan?" ucapnya pelan kemudian menghempaskan tangannya

"Tapi kak" ucap Katherin yang masih memegang tangannya


Saat tengah berdebat, Andin datang menegurnya..


"Kata Reza kamu mencari Elsa mas, kenapa di sini?" ucapnya kesal

"Ini kenapa di sini sih, si Andin.." batin Katherin kesal 

"Ini Ndin, saya tidak sengaja ketemu di sini. Iya kan Kath"

"Iya mbak, kita tidak sengaja ketemu kok"

"Oh. Tapi kalau tidak sengaja, kenapa kamu pegang tangan suami saya? Kamu juga mas, kenapa tidak melepas?"


Mendengar pernyataannya, Aldebaran melepas tangannya dan terlihat wajah Katherin yang kesal. 


"Masa lepasin saja harus disuruh.." ucap Andin

"Iya iya, saya minta maaf. Dan ini bukan waktunya kita berantem, saya lagi mencari Elsa."

"Jadi dia beneran hilang?"

"Iya."

"Astaga, mama papa sudah tahu belum ya?" ucapnya

"Sudah, tadi Roy sudah memberitahukannya"

"Roy?" ucap mama Rosa

"Iya ma. Jadi tadi Roy mengajak Elsa ke mall yang sama kaya mama. Tapi pas akan keluar parkiran, tiba-tiba Roy mendengar teriakan Elsa. Waktu dilihatnya ke belakang, dia sudah tidak ada ma, Ndin.."


Mendengar penjelasannya, Andin dan mama Rosa terdiam. 


"Tapi, tapi kamu tahu ciri-ciri orang yang bawa Elsa tidak mas?"

"Iya Ndin, tapi tidak begitu jelas. Karena dia pakai kacamata dan topi, untuk pakaiannya berwarna hitam."

"Ya sudah mas, ayo lanjut cari." ucap Andin 

"Ayo mas.." sambungnya

"Andin, kamu pulang saja ya. Elsa biar saya dan Roy yang mencari. Nanti kalau tidak kunjung ditemukan, saya akan meminta bantuan ke pihak berwajib"

"Tapi aku tidak tenang mas kalau adik aku kenapa-kenapa. Nanti kalau dia jahat ke Elsa gimana?" ucapnya panik

"Andin, Andin, kamu dengarkan saya. Sepertinya dia tidak ada niat jahat ke Elsa."

"Darimana kamu tahu mas. Kalau tidak ada niat jahat, kenapa bawa Elsa tanpa izin?"


Mendengar pertanyaannya, Aldebaran tidak dapat menjawabnya. 


"Aku mau cari Elsa mas" ucapnya memaksa

"Kalau kamu mencari Elsa, Reyna gimana Ndin? Kamu tidak kasihan ke dia?" 


Seakan tersadar jika sekarang ia mempunyai tanggung jawab selain kepada keluarga sedarahnya. Andin pun terdiam, fikirannya kacau perihal mendahulukan siapa? Saat tengah terdiam, Aldebaran kembali menenangkannya.


"Andin, percaya sama saya. Saya dan Roy akan membawa Elsa kembali ke rumah dalam keadaan selamat." ucapnya sembari menatap Andin

"Janji mas?"

"Iya, saya janji. Sekarang kamu pulang sama mama, Reyna."

"Iya" ucap Andin pelan


Merekapun meninggalkan Aldebaran di tempat tersebut. Saat akan melangkah, ia mengingat jika Katherin masih berada di sana. 


"Katherin, kamu tidak ada acara?"

"Oh, ada sih mbak. Tapi nanti sorean"

" Oh sorean, tapi ini sudah sore Kath. Mending berangkat sekarang, daripada nanti telat atau macet. Iya kan?"

"Baik mbak, saya permisi"


Dengan wajah geram, Ketherin meninggalkan mereka.

Tidak berselang lama, kemudian diikuti Andin yang meninggalkan Aldebaran. 


Selama di perjalanan, Andin mengikuti perkembangannya melalui keluarga ataupun suaminya, Aldebaran. Hingga ia tiba di rumah, namun kabar baik belum ia dapatkan. Sama halnya dengan Andin, papa Surya dan mama Sara pun merasakan hal yang serupa. Di tempat kejadian, mereka menyudutkan Roy. 


"Roy, kenapa kamu lalai? Kamu menyanggupi untuk menjaga Elsa, tapi kenyataannya apa? Elsa tidak tahu sekarang di mana, baik-baik saja atu tidak, tante tidak tahu Roy!" ucapnya keras

"Tenang ma, sabar. Kita serahkan semuanya pada Allah, semoga Elsa baik-baik saja di sana."

"Papa tidak merasakan khawatirnya aku sebagai seorang ibu pa.." ucapnya sembari menangis

"Papa juga tahu ma, papa juga khawatir. Tapi mau bagaimana lagi, kita tidak bisa berbuat lebih."

"Mama mau ke kantor polisi, mau buat laporan kehilangan." 

"Ma, ma, jangan dulu. Belum 2×24 jam, lebih baik kita pulang. Siapa tahu Elsa sudah di rumah.."

"Kalau belum gimana pa?"

"Kita tunggu sampai beberapa jam, kalau belum pulang atau tidak ada kabar tentang Elsa, kita ke kantor polisi."

"Ya sudah, mau bagaimana lagi. Sekarang mama mau pulang, malas di sini." ucap mama Sara sembari menatap tajam Roy

"Tante, Roy minta maaf tan. Kalau Roy tahu semuanya kaya gini, Roy akan menjaganya lebih baik lagi tan, Roy minta maaf."

"Sudah Roy, sudah" ucap papa Surya melerai


Melihat adiknya tak kunjung diterima permintaan maafnya, Aldebaran pun menariknya pelan. Memegang pundak, seakan memberikan kode bahwa semuanya akan baik-baik saja.


"Ya sudah Al, papa pulang ya"

"Kalau begitu saya antar ya om, tante" ucap Roy

"Tidak usah, lebih baik kamu cari anak kesayangan tante. Kalau sudah dapat, silakan bawa ke rumah. Tapi kalau belum, jangan harap rumah kami menerima kamu." ucap mama Sara geram

"Kalau begitu, saya permisi" imbuh papa Surya

"Pa, saya meminta maaf atas kejadian ini. Saya janji pa, saya dan Roy akan menemukan Elsa secepatnya."

"Papa pegang janji kamu ya Al"

"Iya pa"


Saat tengah mengobrol, mama Sara membunyikan klakson mobil. Mereka yang faham, segera mengakhiri pembicaraan.


"Kalau begitu, papa pulang ya"

"Iya pa, hati-hati"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"


Setelah papa Surya pulang, Aldebaran meminta Roy agar melanjutkan pencarian pada esok hari dan ia memutuskan untuk pulang terlebih dulu.