Contents
Cinta Anak Pabrik
Ngebolang Hari Kedua
Hari ke tiga, kembali ngebolang. Kemarin gagal, hari ini ngga boleh gagal. Rencana hari ke dua ngebolang adalah mereka menuju perusahaan yang jaraknya hanya beberapa meter dari perusahaan yang kemarin.
"Permisi pak".. Ucap Ayanda di pos security depan
"Iya bu"..
"Maaf pak, apa ada lowongan?"
"Ada bu, langsung ke dalam aja"..
"Iya pak, makasih"...
Taraaa, di lobby sudah berdiri puluhan kandidat berseragam hitam putih lengkap dengan amplop coklat di tangan. Karena banyaknya kandidat, security lobby sampai membagi per kelompok sesuai dengan posisi yang dilamar. Di sinilah, Ayanda dan Henii terpisah.
Dari jauh terlihat beberapa orang dengan warna seragam selaras. Iya, mereka adalah supervisor dari masing-masing posisi. Satu per satu anak dipanggil, terutama Ayanda. Dan satu per satu kelompok dibawa ke masing-masing gedung. Ayanda menempati posisi Quality Control untuk gedung 4.
"Fighting. Alhamdulillah, akhirnya sesuai keinginan." Batin Ayanda
Sesampainya di gedung 4, ia dan beberapa anak memasuki ruang SPV. Di sanalah, mereka mengerjakan tes tertulis dan dijelaskan sedikit, "mengenai qualitas dari produk yang dicek. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh."
Ayanda semangat, sangat bersemangat. Ia memperhatikan apa yang dijelaskan supervisor, sebut sama namanya bu Riska. Kurang lebih 30 menit mereka briefing, dan sampai akhirnya dilepaskan di area produksi. Namun masih tetap dalam pengawasan pastinya..
Ayanda bertempat di line 50, sedangkan Yogi di line 51. Sama-sama Quality Control, tugasnya pun sama. Bedanya hanya di jenis produk. Hari ini, sudah dihitung hari pertama bekerja. Teman baru, dan tempat baru, semangat juga baru pastinya. Di line 50, Ayanda berpartner dengan karyawan senior. Namanya Icha.
(senyum)
Ayanda membalas senyuman Icha.
Seperti pada umumnya, di tempat baru pasti banyak perkenalan. Dari alamat, sampai tempat kerja sebelumnya. Untuk usia sendiri, Ayanda lebih dewasa dibanding Icha. Namun di tempat kerja, bukan memandang usia, melainkan memandang masa kerja.
Setelah dicek Quality Control, garmen lari ke salah satu proses bagian lubang kancing. Sebut saja dengan nama LK. Di sana, hanya ada seorang operator sewing. Karena masih baru, jadi proses pengiriman garmen ke LK hanya dilakukan oleh senior, dan itu Icha. Iya, dia yang bolak balik dari meja Quality ke tempat LK.
Jam 12.00, pertanda istirahat tiba. Ayanda bergegas keluar dan menuju kantin. Ia sendiri bukan karena ngga ada teman. Melainkan, ia malas jika harus berseteru menentukan di kantin sebelah mana ia akan jajan.
Karena kerja nya berdiri dan jam kerja yang panjang, ia memutuskan untuk makan siang dengan nasi telur dan segelas es teh. Kemudian ia menuju ke kursi kantin untuk makan.
"Bodo amat." Batin Ayanda ketika semua karyawan berseragam memandangnya.
Setelah selesai, ia diam sejenak sembari bermain ponsel. Dan tepat 12.30, ia kembali ke area produksi. Di sana, sudah berdiri Icha dengan teman QC lainnya.
Di sisa waktu istirahat yang tinggal 15 menit, Ayanda meminta Icha agar mengajari hal lain yang belum ia paham.
Sekilas Ayanda menilai, jika Icha masih labil. Jadi, ia berusaha tidak mengambil hati apa yang Icha ucap atau responnya ketika ia menanyakan sesuatu.
Jam menunjukkan 12.45, pertanda jam masuk tiba. Untuk 5 jam kemudian, Ayanda harus bertanggung jawab dengan pekerjaan barunya. Seperti biasa, Icha bolak balik ke LK sampai jam pulang. Namun sampai jam pulang tiba, Icha belum kunjung balik ke meja Quality. Usut punya usut, ternyata bagian LK neter. Iya, karena satu operator megang 2 line, jadi wajar kalo tidak bisa ngehandle sendiri.
Jam menunjukkan 17.30, line sudah kosong operator. Hanya tersisa beberapa anak di proses selanjutnya, termasuk QC.
"Icha"...
"Mbak Ay, kenapa belum pulang? Aku nanti pulangnya. Aku 10 jam mbak, mbak Ay pulang aja."
"Serius nih pulang"..
"Iya"..
Dengan ragu Ayanda pulang dan meninggalkan area produksi.