Contents
Cinta Anak Pabrik
On The Way
*08.45
(tut tut tut) Suara klakson motor dari halaman rumah.
"Iya".. Teriak Ayanda dari dalam rumah.
"Ay, Ayanda"... Panggil Heni dari halaman rumah
"Iya Hen, sebentar"..
Bergegas Ayanda keluar sembari menenteng tas.
"Ayo"..
"Yuk"...
Mereka pun menuju stasiun dengan beriringan. Sesampainya di sana, Ayanda langsung menuju loket dan membeli 2 tiket pemberhentian stasiun Yogjakarta. Lalu ia kembali ke halaman stasiun untuk mengambil barang dan masuk ke area dalam stasiun.
"Assalamualaikum".. Ucapnya kepada mama
Begitupun Heni yang berpamitan dengan ayahnya.
5 menit kemudian, mereka sudah berada di gerbong paling belakang. Duduk berhadapan, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing. Sampai akhirnya, jam 08.35 kereta berangkat.
Pelan, pelan, dan wush.. Kereta menjauhi stasiun tersebut. Ini adalah kali pertamanya mereka pergi jauh naik kereta bersama. Biasanya hanya dengan sepeda motor ataupun bus. Selama perjalanan, Ayanda diam menikmati pemandangan. Sedangkan Heni, masih sibuk dengan ponselnya. Tujuan mereka adalah daerah Sekarwangi. Di sana ada beberapa pabrik textil dan garmen yang sedang membuka lowongan kerja.
*09.45
Kereta tiba di stasiun Yogja. Ayanda dan Heni segera keluar gerbong dan langsung menuju halte.
"Sekarwangi mbak"..
Ucap Ayanda kepada petugas. Kemudian, ia memberikan 2 tiket busway bertulisan 3B.
Heni yang masih awam dengan daerah Yogja, mempercayakan semuanya kepada Ayanda. Karena ia yang lebih sering dan pernah singgah di sana beberapa tahun yang lalu.
Hanya perlu waktu kurang lebih 20 menit, mereka sampai tujuan. Walaupun pernah di Yogja, namun Ayanda juga asing dengan daerah tersebut. Mencoba bertanya dengan warga sekitar, sampai akhirnya mereka menemukan kosan yang dekat dengan area pabrik.
Malam pertama di Yogja dan kosan sederhana, kamar mandi luar. Lebih tepatnya kamar di lantai satu, dan kamar mandi di lantai 2. Iya, jadi setiap ada kepentingan ke kamar mandi, harus naik turun tangga. Dan itu melelahkan.
*22.30
"Ay, Ay"..
Ayanda membuka mata pelan.
"Iya"..
"Anterin ke kamar mandi." Ucap Heni
Tanpa berkomentar, Ayanda meniyakan ajakannya. Sebenarnya untuk jumlah kamar sendiri, banyak. Dan masing-masing kamar terisi. Namun entah kenapa, kosan terasa sunyi dan menakutkan jika tengah malam.
Tanpa obrolan, Ayanda dan Heni menuju kamar mandi di lantai 2. Setelah itu, mereka kembali ke kamar dengan melewati jalan yang berbeda.
"Astagfirullah"..
Ucap Ayanda kaget. Pasalnya, tepat di atas tangga, berjemur mukenah putih polos.
"Siapa sih yang jemur di sini. Bahaya ini, kalo kaget terus jatuh gimana? Mana gelap ni tangga." Ucap Ayanda
"Udah, ayo." Jawab Heni dengan sedikit noel.
Dengan berjalan di depan, dan dengan hati-hati, Ayanda menuruni beberapa anak tangga. Sesampainya di kamar, ia malah segar. Tidak terasa ngantuk sama sekali. Baru beberapa menit berbaring, terdengar keras dan rame, anak lain yang mungkin baru pulang kerja sift siang.
"Ay, rame."
"Iya Hen"..
Ayanda yang faham dengan maksud obrolan Heni, hanya mengisyaratkan diam dengan jari tangan.
Setelah itu, Heni melanjutkan tidur sedangkan Ayanda bermain ponsel. Baru beberapa menit, mata terasa berat dan rasa kantuk kembali menghampiri. Ayanda pun melanjutkan tidur dan meletakkan ponselnya di meja samping kasur.
Keesokan harinya, Ayanda tidak langsung mencari lowongan kerja. Melainkan, hari pertamanya ia habiskan untuk istirahat dan melengkapi berkas lamaran. Dan berniat ngebolang di hari esok. Di hari pertamanya ini juga, teman sekaligus tetangga di kampung berkunjung ke kosan. Karena kebetulan, ia juga di Yogja. Sebut saja namanya Anya.
Seharian penuh Anya, Ayanda, dan Heni bersenda gurau dan sesekali mengajukan pertanyaan seputar lowongan kerja. Karena memang, Anya sudah setahun di Yogja dan juga sudah berpengalaman di beberapa pabrik. Jadi, siapa tau ini bisa meringankan Ayanda dan Heni untuk mencari kerja.
Sebenarnya kerja tidak harus di pabrik, namun karena kebanyakan informasi yang di dapat tidak jauh dari lingkungan pabrik, ditambah pengalaman sebelum-sebelumnya juga di pabrik, jadi mau tidak mau dan siap tidak siap, Ayanda dan Heni mengerahkan tenaga dan menyalurkannya ke pabrik.
*16.00
Waktunya Anya pulang. Ia berpamitan dengan wajah yang tidak berubah, tetap cantik. Wajah bersih dengan polesan make up tipis menambah kecantikannya.
"Aku pulang dulu ya. Kapan-kapan ke sini lagi".. Pamit Anya
"Iya"..
Heni menghantarkannya sampai ke teras kosan. Sedangkan Ayanda, stay di kamar.
Setelah membersihkan kamar, Ayanda berniat mandi. Iya, ia harus ke lantai 2 melewati anak tangga. Sesampainya di atas, Ayanda tidak langsung ke kamar mandi. Melainkan menikmati pemandangan indah di sebelah kiri dari kosan nya itu. Hijau, tinggi. Iya, itu yang sekarang Ayanda pandang.
Lokasi kosan memang di kaki pegunungan. Selain udara dingin, pemandangan alam nya juga memanjakan mata. Belum lagi jika malam. Bukit tinggi tertutup langit gelap dan diganti gemerlap lampu rumah penduduk, sangat indah...
Hanya beberapa menit Ayanda menikmatinya, dan segera ke kamar mandi.