Contents
Syair Kematian Nina
Teror Nina
“Tidaaaaaakkkkkkkk!!!” aku berteriak keras sekali, tiba-tiba aku sudah berada di kamarku kembali, dan aku masih ketakutan. Papa dan Mama juga seakan segera masuk untuk memastikan diriku yang tadi teriak sangat keras.
“Ada apa sayang?” kata mama ku, ya kulihat wajahnya sangat resah.
“Ada yang gangguin kamu?” kata papa yang agak tenang tapi tetap masih terlihat khawatir.
“Huaaaa….!!!.....” aku langsung menangis memeluk papa, Mama juga langsung memelukku dan duduk di pinggir kasurku..aku langsung mengadu sambil menangis ke mereka.
“Patty takut maa, paa… Patty gamau pergi ke dunia lain…”aku berbicara sembari sesegukan.
“Apa maksud kamu patty? Gak ada apa apa kok…” kata papa meyakinkan. Aku tau mereka pasti saling pandang bingung. Aku tau mereka pasti akan menemaniku jadi aku tidak akan di ganggu lagi oleh Nina…
Ih iya aku ingat. Bukannya papa mengajakku ke toko buku? Aku harus secepatnya kesana…
“Paa… ayo kita ke toko buku saja pa… aku lagi gak mau disini…” kataku…
Papa mengangguk “Ya sudah kamu siap-siap, papa siap-siap dulu juga…” terus kita berangkat ya sayang…
Aku mengangguk dan segera turun dari kasurku, Mama dan Papa masih saling pandang merasa ada yang tidak beres. Tapi aku cuek saja, sesegera mungkin aku bersiap siap… dan segera meninggalkan rumah ku, setidaknya untuk hari ini saja, aku yakin Nina tidak akan menghampiriku ke toko buku… hantu mana yang suka baca buku…
Aku tersenyum senang dan segera keluar dari kamarku…
Dan tepat sekali papa berbicara “Ayo Patty kita berangkat…”
Aku senang sekali aku sudah sampai di toko buku… aku melihat-lihat buku komik yang aku suka, papa juga. Aku lihat dia lagi memegang buku-buku bisnis nya… ya sudah ku biarkan saja.
Aku terus melihat buku-buku itu, bingung sekali ya mau beli yang mana? Aku terus menyusuri rak demi rak… sampai akhirnya aku tersadar, aku sudah berada di sisi ujung rak paling kanan…
Aku heran kenapa bisa segelap ini? Aku melihat cahaya di sebelah kiri ku… aku pikir sepertinya aku harus kesana. Aku berjalan, tapi dimensiku lagi-lagi seperti berbeda. Terasa lama sekali untuk sampai ke ujung sana.
Tiba-tiba ruangan disekitar ku terasa kosong..tidak ada rak-rak lagi disitu. Semuanya menghilang… aku bingung harus bagaimana…
“Tidak… tidak…! Papa … papa…” aku berteriak namun seperti tidak ada yang mendengar.
Tibatiba… teng…teng…!! Aku melihat Nina dengan senyum yang dingin memandang ke arahku… ia berbicara kepadaku “Kau harus segera menemaniku Patty…”
Jreng…!!Aku seperti ditarik olehnya, aku seperti terombang-ambing di dalam sebuah ruangan sempit dan kecil. Nina mencekik ku kembali sambil bernyanyi…
“Nina Bobo, Ooo.. Nina Bobo… Kalau tidak Bobo… digigit nyamuk…
Nina Bobo, Ooo.. Nina Boboo… Kalau tidak Boboo, digigit nyamuk…”
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain berteriak… Nina berkata kepadaku… “satu kali lagi… Patty… sebentar lagi kau akan ikut denganku…”
Aku shock mendengar hal itu, aku berteriak sambil tersungkur. Tiba-tiba aku tersadar sedang tersungkur di sebuah rak buku sambil berteriak.. Papa di sampingku, sedang mencoba menenangkanku..
“Patty… kamu kenapa?” kata papa khawatir.
Beberapa orang melihat kami berdua… aku malu sekali…Papa terlihat khawatir,,
“Paa, aku mau pulang paa… aku gamau disini…” aku menangis tersedu-sedu..
Papa ku mengerti, ia langsung menggendongku untuk segera pergi dari situ… aku hanya memandang kosong semua perjalanan pulangku… aku tidak tahu harus berbuat apa kecuali mencoba membaca buku merah itu dan menidurkan Nina.
Aku sudah agak tenang ketika sudah sampai di rumah.aku turun dari mobil dan segera berlari ke kamar, Papa dan Mama bertemu di pintu depan rumah, Papa bicara ada yang aneh dengan ku, mama terlihat khawatir dan langsung menemuiku…
“kamu kenapa Patty? Apa yang terjadi sama kamu?” kata mama khawatir.
“Ga papa ma, aku cuma pusing aja, kayaknya aku kurang istirahat karena kemarin aku baca buku sampai tengah malam…” aku beralasan saja, supaya mama tidak khawatir sekali…
Mama bilang“Ya sudah kamu istirahat… oke?”
Aku mengangguk, mama memberikan kecupan di keningku… aku tersenyum dan memang tenang sekali… Mama keluar dari kamarku..
Tapi diam-diam aku membaca buku merah itu kembali.
***