Contents
KAMI INGIN DI HARGAI
ceritanya
Akhirnya dengan bujukan mereka Sinta pun menceritakan apa yang Sinta alami. sebelumnya Sinta tidak mengeluh sakit saat berangkat kerja. Entah kenapa pas waktu pergantian sift pengelihatan sinta menjadi gelap dan tubuh lemas nan panas, setelah itu sinta tak sadarkan diri. Namun keadaannya setengah sadar
setelah bebrapa waktu Sinta seperti bertemu dengan seseorang dengan wajah pucat pasi dengan ekspresi marah namun tidak jelas seperti apa, disaat ia menatapnya orang itu marah kemudian menarik rambut Sinta hal tersebut membuatnya menjerit kesakitan kemudian mendengar orang tersebut berkata kami juga ingin dihargai, maka kami tidak akan mengusik ketenanagan anda semua. Setelah sadar Sinta bertanya kepada orang orang disekitarnya namun mereka hanya meihat Sinta menjerit histeris.
“kok, gitu. Lo pernah punya masalah sama orang lain, atau menyakitin secara tidak sengaja dan membuat orang itu dendam” tambah Febi
“ho’oh bisa jadi, mungkin kamu kena teror halus, kata orang dulu semacam guna-guna” timpal Risti
“hust, nga boleh berprasangka buruk, mungkin kecapekan atau factor lain, kita dengar kelanjutan dari Sinta” nasehat Arlinda
“kata petugas klinik, gw pingsan karena kecapean dan sedang menstruasi, tapi gw nga yakin pingsan sampai histeris, mungkin hari ini gw terakhir kerja dan berada disini”jelas Sinta
“why” selah mereka bertiga
Sinta memilih memutuskan untuk keluar dari perusahaan sesuai permintaan orang tuanya yang ada di bandung, dan sinta akan pulang ke kampung halamannya untuk melanjutkan bisnis orang tuannya. Orang tua sinta tidak ingin hal yang lain terjadi lagi, karena sinta adalah anak paling terakhir dan cewe, maka ia menjadi primadona dikeluarganya. keluarga sinta yakin pingsan yang ia alami bukan hal medis namun ada penyebab yang lain maka dari itu sinta putuskan untuk pulang ke bandung.