Contents
15 TAHUN cinta dalam diam
• AAN
Di sebuah kampung, hiduplah seorang gadis bernama Ay. Ia hidup bersama ayah, ibu, dan adik laki – laki nya. Di tahun 2006, Ay mulai duduk di bangku sekolah taman kanak – kanak. Di umur ke 6 tahun ini, ia juga mulai banyak teman, salah satu nya Aan. Seorang laki – laki yang mempunyai tahi lalat di bibir atas, dan sifatnya yang cuek malah membuatnya kagum di usia yang terbilang belia ini. Ay masih terlalu muda untuk merasakan itu. Namun karna dia masih polos dan belum tau apa yang dirasa, ia pun menepis perasaannya dan berteman sebagaimana umurnya.
Waktu tetap berjalan dan 2007 Ay duduk di bangku sekolah dasar. Teman – temannya masih sama, tidak berkurang ataupun bertambah. Waktu dilalui bersama mereka, termasuk Aan. Di umur dan pola fikir yang bertambah, Ay pun mulai paham dengan apa yang dirasakan selama ini. Namun ia tetap memedam dan enggan untuk memberitahu ke siapa pun. Sampai akhirnya, komunikasi Ay dan Aan mulai renggang di tahun 2010. Bertepatan dengan ulang tahun Ay yang ke 10 tahun, Ay pun berniat mengundang teman – temannya untuk menghadiri pesta kecil yang diselenggarakan keluarganya. Tapi beberapa jam sebelum acara, Ay bermain sepeda terlebih dahulu bersama mereka. Dan di jalan pulang tepatnya di perempatan, tersisa 3 orang, yakni Ay, Aan, dan Ayu.
Ayu : “Ayo pulang, nanti telat.” Seru Ayu ke Aan
Aan : ( dengan nada songong ) “Ngapain datang ke ulang tahun, malas.”
Ay yang mendengar itu hanya bisa diam dan mengajak Ayu pergi.
Jam menunjukan 16.00 pertanda pesta kecil akan dimulai. Ditengah semuanya menyerukan lagu selamat ulang tahun, Ay melihat ke teman-temannya dan berharap ada Aan di sana. Tapi, iya benar. Aan tidak hadir. Jujur, Ay kecewa. Ketidakhadiraan Aan, membuat banyak pertanyaan. Kenapa Aan berubah? Apa salahku? Apa dia membenciku sekarang? Apa aku tadi meyinggung perasaannya? Karna Ay tidak mau merusak mood dan juga acaranya, ia pun menepis apa yang difikirnya dengan, ya udahlah. Tidak usah difikir. Ay ini tipe gadis pemikir. Sekecil apapun hal yang dirasa beda, ia akan menanyakan sebab ke dirinya sendiri.
• KENYATAAN YANG PAHIT
Masih di sekolah dasar, tepatnya kelas 6. Waktu yang menurut Ay merasa semua berubah, termasuk Aan. Ia semakin dingin dan bahkan mengobrol dengan Ay saja sudah tidak pernah. Sampai ketika, Ay punya sahabat bernama Riska dan Santi. Persahabatan yang menurut Ay masih polos, ternyata tidak. Suatu hari, di bulan Desember 2012, mereka yang sedang asik main, tiba – tiba Ay berniat untuk meminjam telepon genggam milik Riska. Karna di sepanjang obrolannya Riska selalu senyum sendiri dengan teleponnya.
Ay : “Ris, pinjam handphone bentar ya?”
Riska : “Buat?”
Ay : “Liat foto kok.”
Riska : ( memberikan handphone nya ke Ay )
Telephone sudah di tangan Ay, dan ia pun jalan menuju pintu, dan berdiri di sana. Selang berapa menit, telepon berdering menandakan pesan masuk. Kebetulan, handphone Riska tipe yang kalo ada pesan, bakal muncul di layar atas lengkap dengan isinya. Tanpa disengaja Ay pun melihat. Karna penasaran, Ia pun scroll ke bawah dan terlihat jelas isi pesannya. Ternyata itu dari Aan, ia mengirimkan beberapa kalimat yang menjelaskan bagaimana perasaanya ke Riska.
Aan : ( orang yang kamu sayang mengungkapkan perasaannya ke
sahabatmu )
Ay pun kaget, tanpa disadar air mata seketika jatuh. Dengan cepat Ay membasuh itu dengan tangannya. Dan ia langsung kembali kumpul serta mengembalikan handphone Riska.
Ay : ( mengembalikan handphone ) “Makasih ya..”
Riska : “Iya.”
Dan Ay bersikap seperti tidak terjadi apa – apa, padahal saat itu ia ingin marah dan nangis. Tak lama kemudian, ia pun pamit pulang.
• PENGAKUAN
Beberapa minggu berlalu, dan beredar kabar kalo Ay dan Aan sudah memutuskan hubungan. Jujur, Ay bingung. Dia senang tapi .....
Ay merasa perasaannya masih menggajal dan menanggap kalo Riska berkhianat , Ay pun berniat menceritakan perasaanya terhadap Aan ke Riska. Sembari berjalan di bawah teriknya sang raja siang, dan bayangan yang setia mengikuti, Ay pun berfikir, “aku harus mulai dari mana? Ceritanya dengan kalimat apa? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Dan Riska marah tidak?”
Karena sibuk memikirkan itu, ia pun sampai di depan rumah Riska. Pintu terbuka lebar dengan tanpa seorang pun di ruang tamu. Ay pun menyeru,
Ay : ( mengetuk pintu ) “Riska..”
Riska : “Iya.” ( sembari mempersilahkan masuk )
Ay pun basa basi, sebelum masuk ke pembicaraan yang sudah ia tekadkan. Dan sampai akhirnya,,,,
Ay : “Ris, aku mau jujur.”
Riska : “Apa?”
Ay : ( dengan nada tenang ) “Sebenarnya, kemarin pas kamu
menjalin hubungan dengan Aan, aku menaruh rasa
kepadanya. Sebenarnya sudah lama dan tidak ada yang tau.
Tapi aku diam, karna bicara pun percuma. Jujur, aku kaget
pas kamu sama Aan .... ”
Riska : ( ekspresi // nada kaget ) “Seriusan, maaf aku ga tau. Tapi
sekarang udah engga kok.”
Ay : “Iya gapapa. Ya udah, aku pulang ya. Ke sini cuma mau
ngomongin ini.” ( Ay pun meninggalkan Riska ).
Ay mengira kalo masalah kecilnya itu sudah selesai, tapi tidak. Suatu hari, Ay, Riska, dan Santi bermain di kebun kakeknya Santi. Tiba – tiba Santi memberi pernyataan yang lagi dan lagi membuat Ay tidak berkutik. Oh ya, saat itu Riska sedang pulang.
Santi : “Ay..”
Ay : “Iya..”
Santi : ( menanyakan perihal hubungan Riska dengan Aan )
Ay : “Iya mungkin, kenapa emang?”
Santi : “Boleh jujur ngga?”
Ay : “Boleh dong. Jujur apa ?”
Santi : “Sebenarnya aku menaruh rasa sama Aan.”
Ay : ( kaget )
Santi : “Iya. Tapi diem ya, jangan bilang siapa – siapa.”
Ay : “Iya..”
Ay diem dan berfikir, “kenapa semua ( aku, Riska, dan Santi ) menyukai orang yang sama? Kenapa mereka menceritakan semua kepadaku? Lantas aku harus cerita ke siapa?” Pertanyaan itu yang membuat Ay murung. Ay beranggapan kalo itu tidak adil. Riska yang sudah lebih dulu mendapatkan Aan, walaupun sekarang sudah berakhir. Dan Santi yang dengan leluasa menceritakan perasaannya ke Ay. Sedangkan Ay? Menanggung perasaan yang hanya bisa diungkapkan dalam diam. Di usia yang menginjak remaja ini, Ay sudah lebih dulu merasakan patah hati yang sakitnya melebihi putus cinta.
`Terkadang, ada hal yang harus disertai pengorbanan. Tapi percayalah, sekecil apapun pengorbanan itu kamu hebat dan mampu melawan ego sendiri. You are the best.´
• TATAPAN TAJAM
Karena hubungannya dengan Riska berakhir, Aan pun mendekati Santi. Ada beberapa momen yang Ay ingat sampai sekarang. Sepulang sekolah, tepatnya di hari Rabu, Ay mendegar kabar kalo Aan akan menunggu Santi di jembatan sebelum tanjakan. Dan benar, dari kejauhan sudah terlihat Aan yang sedang duduk dengan kaki di luruskan. Dan di posisi yang sama dengan Santi, jilbab yang dipakai Ay tanpa disengaja terkena lemparan es yang dilemparkan temennya. Saat itu juga, yang lain menggoda Santi dengan “cie udah ditunggu, dan lainnya..” Karna Ay merasa cemburu, ia pun mengajak Santi lewat jalan tikus. Kebetulan, jalannya tepat di depan Aan duduk.
Tiba – tiba, Aan yang masih di posisi duduknya manggil ...
Aan : “Oy, kemana?”
Spontan Ay langung ke arah Aan. Teman – temen tau ngga ekspresi Aan seperti apa? Iya. Dia tampak marah. Terlihat jelas dari tatapan mata yang tidak berkedip. Tapi Ay menghiraukan itu dan tetap berjalan. Semakin jauh dari Aan tapi masih terdengar samar kalo Aan menggeretu. Di tengah perjalanan, Ay dan Santi tidak mengobrol dan fokus sampai atas dengan harapan tidak ketemu yang lainnya.
Sesampainya di atas, ternyata Aan dan yang lain sudah sampai di tikungan dekat dengan posisi Santi dan juga Ay. Mereka pun lari. Terjadilah kejar – kajaran, dan terdengar samar lagi teriakan mereka yang minta untuk berhenti. Tapi Santi dan Ay tidak mempedulikan dan tetap berusaha menjauh dari mereka.
´Memperjuangkan orang yang disayang boleh, tapi dengan cara yang sepantasnya.´
• JEJAK
Beberapa tahun berlalu, dan sekarang mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Di awal mulai kurangnya komunikasi dengan teman seperjuangan di sekolah dasar. Ay diterima di sekolah yang tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan Aan, diterima di sekolah yang lumayan jauh dari rumah dan harus menggunakan sepeda motor untuk menjangkaunya. Ay berharap, di usia dan sekolah yang semakin tinggi, ia bisa melupakan Aan. Karna dia berfikir, SMP adalah awal dari perkenalan dengan teman baru yang mencakup wilayah lebih luas. Dan mungkin memudahkannya untuk mengenal yang baru.
Tapi, ternyata tidak. Perasaannya malah semakin tumbuh dan semakin besar. Ia semakin mengagumi Aan. Tapi tetep sama, dalam diam. Sampai ia mempunyai handphone dan bermain sosial media. Ia men stalk Aan dan mengikutinya. Betapa bahagianya Ay, saat permintaan pertemanannya di konfirmasi. Setiap hari, ia pandang lewat virtual, dengan harapan Aan akan mempunyai perasaan yang sama denganya. Dan berharap lebih sama takdir. Ia pun selalu senyum sendiri, ketika melihat gambar orang yang dikaguminya itu.
Entah apa yang difikiran Ay. Setiap berangkat sekolah dan jika melihat bunga sepatu mekar di tepi jalan, ia selalu memetik dan menaruhnya di tengah jalan setapak. Sebagai pertanda, kalo Ay sudah berangkat sekolah. Dan tentunya ditujukan untuk Aan. Walaupun Ay sendiri tau, Aan tidak akan pernah berfikir “oh, Ay sudah berangkat.” Tapi setidaknya, sudah membuat Ay merasa lega.
Begitupun dengan pulang sekolah. Ay selalu beli minuman marimas dengan balok es banyak di dalamnya. Dan ia selalu menyisakan balok es itu untuk di taro di tengah jalan setapak. Dan tentunya sebagai tanda kalo dia sudah pulang. Walaupun Ay sendiri tau, Aan tidak akan pernah berfikir, “oh, Ay sudah pulang.” Tapi setidaknya sudah membuatnya lega. Walaupun dengan hal konyol.
Ay berangkat dan pulang sekolah melewati jalan yang sama. Dan dia selalu mengecek, apakah bunga yang tadi pagi ia petik masih ada? Jika tidak, ia akan senang sekali. Karena ia berfikir, ya udah gapapa. Yang penting Aan sudah melihat. Walaupun, ia tau kalo Aan belum tentu melihatnya.
Berpapasan dengan Aan saat berangkat/pulang sekolah adalah momen yang paling dinanti Ay. Ia selalu mempersiapkan senyum yang dinilai sendiri manis, hehe...
Dan beberapa detik sebelum senyum, ia selalu bernafas dengan satu tarikan. Agar menutupi rasa lelahnya sepulang sekolah. Namun, seringkali harapan tidak sesuai kenyataan.
`Masing – masing orang punya cara romance yang berbeda. Ada yang secara terang – terangan ataupun diam – diam. Dan kamu tipe yang mana?´
• SEMAKIN BERHARAP
3 tahun berlalu. Sekarang mereka di bangku SMK ( sekolah menengah kejuruan ). Semua masih sama. Ay dan Aan tidak satu sekolah, dan masing - masing sekolah jauh dan harus ditempuh dengan sepeda motor. Di masa SMK ini, Ay berfikir yang sama, kalo ia berharap untuk melupakan Aan. Tapi ia belum bisa. Fikiran dan harapan yang masih besar kalo Aan adalah takdir untuknya.
Suatu hari, Ay dan tantenya duduk di atas pohon tumbang. Selang berapa menit, dari arah kanan dateng Aan yang baru pulang latihan olahraga. Walaupun perasaannya ingin teriak, tapi Ay masih bisa mengontrolnya dan bersikap biasa saja. Sampai akhirnya, Aan melewati depan mereka. Lumayan jauh Aan dari mereka, tante Ay memulai obrolan lagi dengan,
Tante : “Muka kamu sama kaya Aan. Kalo jodoh gimana? Mau tidak?”
Ay : ( kaget ) “Masa sih.” Sembari aammiinn dalam hati, hehe...
Pernyataan itu yang menumbuhkan rasa percaya diri semakin tinggi, dan meminta Aan di sepertiga malam. Dan semenjak itulah, Ay selalu berfikir positif tentang kedepannya dengan Aan. Yah walaupun tidak ada yang tau akan seperti apa di masa mendatang.
`Berharap itu boleh, banget malah. Tapi ingat, semua ada batas dan konsekuensinya masing – masing. Dan jika harapanmu tidak sesuai realnya, tolong jangan sakitin diri sendiri ya. Cukup dengan nangis dan mengadu ke Tuhan. Helf healing lah dengan cara yang membuatmu nyaman, bukan konyol. Sayangi diri sendiri adalah yang utama.´
• PANTAI
Di hari libur, Ay dan 4 teman perempuan nya berkunjung ke pantai. Karna Ay gadis lugu, ia berpenampilan seadanya, dan mengenakan pakaian yang dirasa pantas waktu itu. Sesampainya di pantai, mereka bersuka ria, mengambil foto, bahkan bermain ombak. Ay yang suka dengan suasana pantai, memilih menyendiri. Dan berdoa dalam hati, “andai ada Aan, pasti senang sekali.” Sembari membayangakn hal bahagia dengannya.
Di tengah lamunan dan harapannya, salah satu teman memanggil ....
Teman : “Ay, ayo foto.”
Ay : “Iya..”
Ay pun beranjak dari tempat duduknya, kemudian bergabung dengan yang lain. Selesai bersua foto, Ay kembali ke tempat di mana ia melamun. Ay yang suka dengan suasana pantai, masih nyaman menyendiri dan sesekali melihat sekitar. Ia merasa ombak memanjakannya dan dahi yang sedikit mengerut karena panasnya sang raja siang. Dari kejauhan, tampak segerombolan laki – laki dengan seragam biru muda di mana warnya selaras dengan sekolah Aan.
Karena keterbatasan Ay dalam melihat jarak jauh, ia pun mencari Aan dengan patokan badan. Dan berharap menemukannya. Di tengah ia mencari hal yang dirasa mustahil, Ay pun melihat salah satu di antara mereka menghampiri teman – teman Ay dan ya, itu Aan. Ay kaget dan bilang dalam hati,
Ay : “Ya Allah, terimakasih telah mengabulkan doa Ay.” ( senyum tipis )
Di tengah lamunannya, terdengar suara “Ay, ayo foto.”
Sebenarnya ia malas dan belum berkeinginan untuk mengambil gambar, tapi karena fotografernya Aan, ia pun mengiyakan ajakan itu. Mereka bersua foto pas di tepi pantai. Karna Ay gadis pemalu, ia pun mengumpat di belakang temennya. 2/3 jepretan foto yang diambil Aan. Setelah itu, ia pun pamit. Sedangkan teman – teman Ay masih melihat hasil foto. Dan Ay, malah sibuk sendiri dengan melihat kepergian Aan dengan temannya.
Selesai melihat hasil foto, teman – teman Ay mengajaknya ke taman yang ada di atas. Ay pun mengiyakan. Dan mereka menuju taman, melewati Aan dan temannya. Dari atas, Ay leluasa melihat pergerakan Aan. Dan ia tidak henti – henti mengucap syukur, alhamdulillah...
Walaupun konsep yang diinginkan tidak sesuai lamunannya, tapi Ay merasa berterima kasih kepada Allah, karena DIA telah mendegar dan mengabulkan doanya. Ini adalah ketidaksengajaan yang meninggalkan kenangan, dan akan mengigatnya setiap berkunjung ke pantai.
• MASA BARU
SD, SMK sudah mereka lewati bersama, walaupun di tempat sekolah yang berbeda. Sekarang adalah masa di mana nasib mereka berada di genggaman masing – masing. 2018, Ay yang diterima kerja di salah satu perusahaan di Yogyakarta, akhirnya harus melepas dan jauh dari keluarga ataupun teman seperjuangan, termasuk Aan.
Dari awal ia tau hubungan Aan dengan Riska 2012 lalu, ia bertekad untuk melupakan Aan. Tapi, semakin dipaksa semakin sulit. Bahkan, sekalipun Ay mengagumi yang lain, sosok Aan tetap ada. Jika diibaratkan dari 100%, mungkin perasaannya ke Aan Cuma 15% tapi setidaknya bukan 0%. Iya, bisa dibilang 2 nama dalam 1 hati, bahkan 2 nama dalam satu waktu.
Dan yang bikin Ay heran adalah, jika rasa kagum ke orang baru ilang, perasaannya bakal sepenuhnya kembali ke Aan. Aneh memang. Seperti ditahan oleh harapan sendiri. Bertahan salah, pergi pun salah. Sampai akhirnya Ay pindah kerja ke Tangerang.
DI Kota ini Ay berharap lebih. Dia meyakinkan ke diri sendiri kalo dia bisa, harus bisa. Sebenarnya jika dilihat dari fisik, banyak yang lebih daripada Aan. Tapi perasaan yang tumbuh bukan karena fisik, membuat Ay tetap bertahan. Sampai akhirnya, yang ditakutkan Ay terjadi. Bahkan Ay membayangkannya pun tidak pernah. Sekalinya membayangkan pasti dengan dirinya, bukan orang lain.
`Jangan berharap lebih dalam penantian. Ingat! Bahagia boleh bersama, tapi tidak dengan sakit.´
• 5 JUNI
Hari itu, kisaran jam 09.30 – 10.00, Ay yang sedang santai di kamar tiba-tiba mendapat pesan dari salah satu teman yang memang tau perasaannya ke Aan.
Ay : ( bermain posel, tiba – tiba ada notif // kring kring kring )
Dengan cepat ia membacanya.
Teman : ( mengirimkan sebuah foto dan ternyata, Aan dengan seorang perempuan. Keduanya berpakaian batik, dan juga ada dekor di belakang ) “Aan tunangan Ay?”
Ay : ( kaget dan segera membalasnya ) “Tidak tahu, kamu dapat
info darimana?”
Teman : “Dari adek sepupu.”
Ay : “Coba kamu tanya, itu benar atau tidak.” ( dengan nada
memaksa )
Selang berapa menit, teman membalas ...
Teman : “Iya benar. Hari ini Aan lamaran.”
Pecah di sini. Ay tidak pernah berfikir, ending dalam sebuah penantiannya adalah kecewa. Seseorang yang selalu ia minta di sepertiga malam, seseorang yang selalu ia lamunkan kedepannya, ternyata milik orang lain. Cinta beda agama, cinta tidak direstui orang tua, dan cinta yang tidak direstui takdir, adalah sakit hati yang benar-benar membuat patah.
Beberapa hari yang lalu, sebelum tanggal 5 Juni, ia sempat mengirim pesan ke Aan. Dengan tujuan ingin mengungkapan apa yang ia rasakan. Namun ia merenungkannya, dan tetap memilih diam. Karna ia takut akan penolakan dan masih berfikir kalo Allah akan memberikan yang terbaik. Tapi dengan cepat Allah memberikan jawaban. Surprise yang sangat istimewa bukan? Bahkan terbesit difikiran pun tidak pernah.
Jalan Allah memang tidak bisa ditebak, membuat mental terguncang, dan bahkan mengundang banyak perubahan. Ay yang sebelumnya dikenal sekitar asik, sekarang lebih tertutup. Sesekali ia berfikir untuk menyakiti diri sendiri, tapi dosa lah yang menyadarkannya. Dan sesekali pula ia menyendiri, melihat rimbunnya pohon serta merasakan sejuknya angin sembari berkata, "dunia terlalu indah untuk ditinggalkan di usia muda. Terima kasih untuk diri sendiri yang masih bertahan."
Kehilangan bukan akhir dari segalanya. Justru kehilanganlah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya, dan dari kehilanganlah kita belajar arti keiklasan.
DARI KISAH AY, KITA BISA TAU JIKA CINTA DALAM DIAM BUKAN BERARTI HARUS BERAKHIR INDAH. APA YANG AKAN TERJADI KEDEPANNYA BELUM TENTU SESUAI DENGAN HARAPAN. TETAP BERFIKIR POSITIF, TUHAN MAHA BAIK. WALAUPUN DIRASA BERAT, TAPI KAMU BISA. PERCAYA SAMA DIRI SENDIRI ITU WAJIB!
INGAT! KAMU AKAN DISAYANG, KALO KAMU MENYAYANGI DIRI MU SENDIRI TERLEBIH DULU.
TAMAT
Note : Nama tokoh sudah disamarkan