Try new experience
with our app

INSTALL

KLAKLIK 

Horror

Elise

Oleh : Agi Agasie

Horeee…. Senang sekali rasanya bisa pindah dari rumah lama ke rumah baru… di perjalanan ini aku selalu tersenyum, tidak… bukannya aku tidak suka rumah ku yang lama, tapi… aku merasa disana tidak baik… terlalu banyak kekacauan, tidak… aku tidak akan menceritakan hal-hal itu… bagitu cukup aku pendam saja sendiri, toh aku tidak mau terlalu banyak berfikir keras…

 

Oh iya, aku Patricia… Aku masih kelas 3 SD. Iya aku anak tunggal, dan aku tidak mau punya adik, nanti kasih sayang orang tuaku akan lebih condong ke adikku daripada aku. Oh iya aku kenalkan ya, Papaku namanya Banyu, dan Mama ku Sonia. Aku sayang mereka, iya selama mereka tidak memberiku adik, aku sangat sayaang sekali… hihihi….

 

Tepat di jam ini aku sampai di rumah baruku, kawasan Jakarta Selatan, rumahnya besar,Papa membelinya dari seorang turis berkebangsaan Belanda yang sempat berkenalan dengan ku, namanya kalau tidak salah Rudolf Van-Ragcknic, aku pernah main kesana dengan ananaknya Lauren.  kebetulan memang dia sangat baik, jadi aku senang-senang saja..  eh lihatlah, aku sudah sampai, yey… aku langsung segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, Papa dan Mama ku juga terlihat senang, lihat ini, disini banyak lukisan zaman-zaman dahulu, ukiran-ukirannya pun bagus, entah kenapa aku suka dengan yang berbau seni, walaupun aku tidak paham-paham betul, karena aku kan masih SD…

“paa… lihat ada piano…”

 

Aku senang sekali ketika melihat piano classic itu, aku bisa main piano loh, nih dengar… aku sangat suka lagu fur eliseselain memang ini lagu pertama yang aku bisa, lagu ini juga lagu andalanku jika disuruh Papa bermain piano di acara keluarga..

 

Eh sudah-sudah… aku mau ke kamarku, aku mau menghirup udara catnya yang baru, dan tidur di kasurnya, pasti sangat menyenangkan.

 

Aku masuk ke kamar, namun aku akhirnya tidak senang-senang banget, karena menurutku mengapa kamarku ini agak mengerikan ya? tapi mungkin hanya perasaan ku saja, lagian kata Papa mungkin butuh penyesuaian, dan perubahan di beberapa hiasan…

 

Trak…! Eh apa itu? aku mendengar sebuah bunyi yang mencurigakan, aku penasaran dan langsung mencaritahu dimana sumber bunyi itu, ketika aku berjalan mencari tahu tiba-tiba..

 

Bruk… bruk… bruk…! Bruk… bruk… bruk…!

 

Aku kaget…! Berteriak dan melihat lemariku berbunyi, perlahan-lahan aku menuju lemariku. Tidakkk… apa yang terjadi dengan dada ini, bunyinya berdegup tidak teratur. Perut ini seakan sakit namun seperti tidak bisa buang air besar. Kuberanikan diri untuk memegang gagang lemari… ckiiiit….! aku buka perlahan-lahan ….

 

Meeeeooooowwwww!!

 

“aaaaaaaaaaaaa……..”

 

Aku berteriak keras sekali, aku begitu terkejut, teriakan ku sontak membuat Mama ku datang membuka pintu kamarku.

 

“ada apa Patty?”

 

Sambil melihat kucing hitam itu kabur dari lemariku dan pergi keluar menuju jendela, aku berbicara kepada mama ku.

 

“aku kaget ma, aku kira ada apa, gataunya kucing…”

 

Mama langsung tersenyum : “kamu tuh, bikin mama kaget aja, udah turun yuk… kita makan malam dulu”. Iya ma” – kataku dan aku pun langsung turun bersama mama.

 

Aku terkejut ketika makan malam sudah di mulai, Mama memesan makanan kesukaanku, sebuah spaghetti extra keju mozzarella. Nikmat sekali aku sangat lahap memakan makanan ini sampai habis dan aku sangat kenyang.

 

Aku sudah sangat kenyang, aku mau tiduran saja di kamar sembari membaca komik kesayanganku. Tapi ketika aku berjalan tiba-tiba…

 

Zrettt….!

 

Sekelebat bayangan melintas di depanku, agak jauh dari ku namun tetap terlihat. Aku tercengang penuh pertanyaan. Apa itu? tidak… aku tidak mau menghampirinya, “Jangan Patty… jangan…”begitu kataku dalam hati. Aku mencoba tidak merasa penasaran, cukup jalan saja menuju kamarku dan akupun masuk dengan sangat terburu-buru.

 

Di kamar aku buang pikiran ku itu, “sudah Patty, itu mungkin hanya pantulan cahaya, atau kucing lagi?” maklum aku kan baru pindah, beberapa ruangan belum di bersihkan dan belum ada mbak yang bekerja di rumah ku ini. Jadi kamu tidak perlu takut”.

Aku langsung mengambil komik ku dari raknya dan segera aku baca, untuk melupakan semua yang baru aku lihat itu. dan akupun tertidur.

 

Terdengar bunyi piano memainkan lagu fur Elise

 

Aku terbangun, “sudah jam berapa ini?” aku melihat ke jam dinding, jam 01:00. Dan aku mendengar ada suara piano? Siapa ya yang memainkan piano jam segini?”dalam ketidak sadaranku, aku mengira mungkin Papa sedang memainkan itu untuk Mama, biasanya memang Papa suka stel musik klassik di home theater di rumahku sambil minum wine sebelum mereka tidur, aku tidak peduli dan mencoba tertidur kembali. Aku memejamkan kembali mataku.

 

Jreng…! Aku terbangun kembali dan kaget, aku baru ingat Papa kan tidak bisa main Piano, siapa yang main piano? Sudah jam 1 pula, bukannya Papa biasanya tidur jam 11 malam? Hatiku bertanya-tanya. Pikiranku sudah macam-macam saja, namun aku tepis, kalau itu bukanlah siapa-siapa. Aku mencoba turun, perlahan ku buka pintu kamarku, suara itu masih terdengar jelas, perlahan aku pergi menuju ruang piano yang berada di sebelah ruang keluarga ku…

 

Perlahan-lahan aku turun, sembari memperhatikan ruangan di rumahku yang begitu gelap. Suara piano itu makin kentara, semakin dekat pun aku semakin melihat jelas siapa yang bermain piano itu. dia adalah sesosok anak-anak, sama sepertiku, ia mengenakan Baju mini dress yang sangat bagus, dandanannya seperti yang ada di lukisan di depan ruang keluargaku, aku mencoba menegurnya dengan gugup.

 

“Sssss…. si…siapa kamu?”

 

Dia terlihat pucat, sepasang bola matanya memandangku yang membuat aku membeku tak bisa bergerak….

 

******

 

 

Share