TUMBAL TERAKHIR

Sukendar muda tak menyangka jika hidup miskin yang di jalani, akan membawa Sukendar pada titik terendah dalam hidupnya, Sukendar dengan tekadnya memutuskan untuk melakukan perjanjian pesugihan. Memuja dan melakukan ritual-ritual sesat serta mengharap kekayaan instan membuat Sukendar tak segan-segan mekakukan perjanjian terkutuk, menyepakati yang di minta, Sukendar tak segan dan bertekad memberikan tumbal pada pesugihan yang di jalaninya. Tumbal yang harus Sukendar serahkan dua tahun sekali, membuat Sukendar bingung saat sang Kakek meminta tumbal dari darah daging Sukendar dan itu harus dua anak yang begitu Sukendar sayangi untuk di tumbalkan. Dilema, ini yang Sukendar rasakan saat Dipa remaja yang banyak bertanya dan menyadari jika semua harta yang sang Ayah miliki adalah sesuatu yang tak benar. Hingga suatu peristiwa yang menyebabkan kematian Sekar, kakak yang begitu Dipa sayangi meninggal secara tiba-tiba. Dipa semakin sadar dan mengerti bahwa kejadian yang kakaknya alami bukan semata-mata kecelakaan, hingga Dipa sadar bahwa dirinya juga menjadi target utama sebagai tumbal penutup dari segala ritual yang Sukendar jalani. Dipa yang merasa terancam akhirnya memilih pergi menjauh dan tak pernah kembali ke kampung halaman, Dipa memilih menutup jati diri dan menjauh dari kehidupan normal dan terus bersembunyi. Hingga dua puluh lima tahun kemudian kedatangan Jenar Radipa, gadis berusia dua puluh lima tahun tak menyangka, jika kedatangannya ke kampung halaman orang tuanya, membawa cerita tersendiri bagi hidupnya. Memasuki lingkaran setan dan menjadi target perjanjian leluhur membuat Jenar Radipa harus berusaha keras untuk menyelamatkan diri, dari sumpah kakeknya Sukendar yang menjadikan Jenar sebagai tumbal terakhirnya. Akankah Jenar bisa lepas dari perjanjian yang Kakek buat untuknya atau bahkan Jenar akan jadi pengikut Kakeknya?