Contents
KLAKLIK
Drama
Sekaligus (Sinopsis)
Agustina Rahmawati (34/P) adalah seorang janda dari tiga kali pernikahan siri, sering berhati-hati serta ramah, mewarisi sebuah penginapan tua dari suami terakhirnya. Dari suami terakhirnya pula, Agustina mendapat wasiat untuk menjadi wali yang adil buat anak tirinya, Mimi (16/P). Setidaknya sampai saat dimana Mimi bisa membuat keputusan sendiri pada usia dewasa. Karena terbiasa mengasuh Mimi dari kecil, Agustina sama sekali tidak keberatan. Sebaliknya, malah Mimi yang malu dan sering tidak terima dengan Agustina, seorang mantan asisten rumah tangga yang ujug-ujug menjadi ibu tirinya.
Sementara itu Agustina memiliki pacar bernama Perdana (30/L), seorang guru cemerlang yang berencana menikahinya. Walau demikian seringkali Perdana berusaha keras melepaskan diri dari ibunya yang single parent posesif bernama Elisa (58/P). Elisa hanya ingin yang terbaik buat Perdana yang merupakan anak bungsunya. Apalagi anak pertamanya cukup membuatnya kecewa karena hamil duluan sebelum menikah. Dan sekarang sang menantu menjadi bapak rumah tangga yang mengasuh anak dan juga sering membantunya di usaha laundry milik keluarga.
Perdana menjadi guru karena wasiat serta kerja sang ayah sebelum meninggal yang ingin anaknya menjadi PNS. Berkat kekuatan relasi serta kecerdasan Perdana, dia bisa lolos tes CPNS. Namun terlambat karena sang ayah meninggal di tengah-tengah proses Perdana mengurus status PNS-nya. Enggan mewarisi usaha keluarga, Perdana lebih memilih berdiri di atas kaki sendiri. Walaupun bukan keinginannya, setidaknya Perdana bisa lepas sesaat dari bayang-bayang ibunya dan bertemu dengan lebih banyak orang.
Buat ibu, Perdana adalah anak yang utama buat ibunya. Meski bungsu, yang penting laki-laki, calon penerus keluarga. Pratami (36/P), kakak Perdana sempat menawarkan sang ibu untuk memformulasikan kemitraan franchise untuk rencana ekspansi laundry. Sistemasi juga supaya ibu tidak kelelahan. Namun penawaran tersebut ditolak dengan tidak mengenakkan sehingga Pratami memilih bekerja di pabrik mesin cuci. Sang Ibu berakhir dengan abang ipar Perdana yang terlihat pengangguran padahal sebenarnya adalah intel yang sedang menyamar.
Agustina bertemu Perdana saat mengambil rapor Mimi. Berawal dari Mimi sebagai topik pembicaraan, mulai terbesit rasa, juga kecocokan. Terlebih Mimi berprestasi dan juga nakal. Membuat Agustina sering dipanggil ke sekolah untuk dipertemukan dengan kepala sekolah. Kadang Agustina sengaja mengeluarkan buku PR dari tas Mimi hanya demi bisa menyusul dan membawakan PR ke sekolah Mimi. Dengan demikian Agustina punya kesempatan untuk bertemu lebih sering dengan Perdana.
Pada Agustina, Perdana merasa dia memiliki ruang untuk membuat keputusan dan mendapat kepercayaan penuh sebagaimana lelaki seutuhnya. Pada Perdana, Agustina merasa aman dan diterima sepenuhnya atas status janda yang seringkali dianggap sebagai suatu kekurangan. Namun begitu, status pacaran mereka tidak boleh sampai terendus orang lain terutama pihak sekolah demi menghindari kesan kolusif.
Untuk membuktikan keseriusannya, Perdana mengajak Agustina untuk makan malam bersama. Di luar dugaan ternyata di sana ada ibu Perdana, juga kakak serta abang iparnya. Agustina mendapati ibu Perdana menunjukkan bahasa tubuh yang cukup intimidatif kepadanya. Namun begitu Agustina berusaha untuk merespon dengan baik. Demi menjaga perasaan Perdana, Agustina berbohong di depan ibu Perdana tentang status jandanya. Agustina mengaku single dan belum pernah menikah.
Ibu Perdana berharap Agustina dapat menjamu anaknya untuk makan bersama orangtua Agustina. Agustina hampir tersedak mendengarnya. Ditambah lagi, abang ipar Perdana menunjukkan berita hotel tua tempat Agustina bekerja digrebek polisi karena kedapatan pasangan tidak resmi berzinah di sana. Meski Ibu, kakak serta ipar Perdana tidak mengetahui kalau itu adalah hotel yang Agustina kelola, Agustina tetap saja malu. Satu malam dengan beberapa kebohongan sekaligus.
Agustina mulai berpikir untuk berbicara pada bapak yang sudah lama dia tinggalkan serta menyusupkan anak tirinya demi menjadi mata-mata di laundry milik calon mertua. Pilihan tersebut Agustina ambil untuk memuluskan rencana pernikahan. Walaupun itu berarti harus membujuk anak tiri yang belum sepenuhnya menerimanya sebagai ibu.
Saat umur belasan, rumah Agustina hampir disita karena bapaknya kalah judi, Agustina menawarkan ginjalnya dengan murah dan secara cepat pada pasar gelap. Dibantu oleh seorang teman satu sekolah, dia berhasil mendapatkan uang cepat dari penjualan ginjalnya tersebut. Agustina ingin hidup lebih bahagia karena menurut vonis dokter umurnya sudah tidak lama lagi.
Bapak dari Agustina pernah menjemputnya secara paksa setelah ketahuan kawin lari dengan cinta pertamanya dan menghajar suami (siri) pertamanya pada saat itu. Walau baru saja keguguran janinnya sebab memberikan perlawanan, bapak dari Agustina mengawinkan Agustina secara paksa dengan seorang rentenir tua sebagai ganti bayar utang sang bapak yang kecanduan judi. Namun karena kebanyakan minum obat kuat dan didorong oleh Agustina, sang rentenir tua terjatuh hingga stroke. Agustina berhasil kabur berkat dibantu oleh seorang akuntan sang rentenir yang juga teman satu sekolahnya dulu.
Sampai akhirnya Agustina ditawari oleh sepupu jauhnya untuk menggantikannya bekerja sebagai asisten rumah tangga di bapak dari Mimi. Pada saat itu kondisi kesehatan bapak dari Mimi terus menurun. Melihat Agustina yang empati dalam mengurus anaknya, bapak dari Mimi menikahi Agustina secara siri demi menyiapkan seseorang yang mengurus anaknya jika dia sudah tiada. Agustina cukup sadar diri dan seolah paham apa yang menjadi alasan sang majikan menikahinya. Sejak itu pula cara Mimi melihat Agustina berubah.
Keahlian menjadi asisten rumah tangga milik Agustina sangat terpakai saat mengurus dan meremajakan kembali brand hotelnya. Apalagi sejak bekerja sama dengan jasa pemesanan hotel secara daring meningkatkan tingkat okupansi kamar pada hotel warisan dari suami siri ketiga. Karenanya dia memanfaatkan moment untuk membawa cucian sprei kotor agar bisa dicuci di laundry milik sang calon mertua. Selain itu Agustina berusaha memberdayakan bapaknya sebagai teknisi tetap di hotel agar fokus pada pekerjaan dan terhindar dari kemungkinan berjudi lagi.
Mimi sebenarnya tidak ingin membantu. Agustina juga mengetahui hal itu dan menawarkan untuk mewujudkan yang Mimi mau, yaitu berkuliah di Australia. Agustina siap menjadi sponsor sekaligus penjamin buat Mimi bahkan jika harus menjual hotel sekalipun sebagai amanah wasiat mendiang suami siri ketiga. Status Perdana yang juga merupakan guru dan wakil kepala sekolah bisa Agustina lobi untuk mendongkrak nilai Mimi yang tahun lalu selamat naik kelas karena sogokan.
Sementara itu, hotel tua yang dikelola Agustina juga sedang diincar oleh seorang manajer aset yang diam-diam melakukan pencucian uang. Sang manajer aset terkenal sering membeli usaha-usaha yang dianggap memiliki potensi dan memaksimalkan dalam satu sampai dua tahun sebagaimana kebanyakan siklus ramai franchise. Hotel tua adalah aset yang menarik untuk membersihkan uang kotor. Jika tidak berhasil memiliki seutuhnya, maka sang manajer aset akan memberikan penawaran untuk kepemilikan sebagian hingga akhirnya dapat memiliki seluruhnya. Agustina yang tidak menyadari hal ini, setuju untuk bekerjasama.
Status pacaran Agustina - Perdana juga terancam bakal dibeberkan oleh seorang teman sekolah Mimi yang tidak suka pada Mimi. Dengan menunjukkan bukti lamaran Agustina - Perdana pad apihak sekolah membuat Perdana melanggar kode etik di sekolah tersenit sehingga terancam diberhentikan. Ridho berusaha mencari alibi terbaik untuk menceritakan hal ini pada ibunya tanpa harus membawa-bawa Agustina.
Mendekati acara lamaran, bapak Agustina kembali keranjingan judi sehingga secara diam-diam meminjam uang Perdana. Tidak cukup sampai di situ, bapak Agustina juga mengambil kesempatan saat memeriksa laundry milik ibu Perdana. Dia mengakali ibu Perdana dengan mengatakan kalau mesin yang ngadat perlu diperbaiki di tempatnya. Yang tidak diketahui oleh ibu Perdana, bapak Agustina menjual mesin cucinya secara cepat. Ini tentu saja berdampak pada lama pengerjaan cucian di laundry milik ibu Perdana.
Adam, suami siri pertama kembali muncul sebagai status artis terkenal dengan lagu dulu sering dinyanyikan buat Agustina. Tidak berhenti sampai di sana, Mimi juga ternyata suka sekali dengan lagu yang dibawakan oleh Adam. Liburan ke Bandung yang awal direncanakan untuk bonding Agustina dan Mimi terpaksa harus menambah satu agenda lagi: menonton private concert-nya Adam. Agustina yang tidak sempat mengucapkan perpisahan pada Adam di masa lalu, terenyuh dan mulai mempertanyakan kembali keputusan yang dia ambil.
Ditambah lagi orang suruhan sang calon mertua yang mengulik masa lalu Agustina tidak kalah merepotkan. Temuan soal Agustina pernah menikah tiga kali, histori buruk bapaknya serta bekerja sama dengan seorang akuntan pencuci uang membuat geram sang ibu mertua. Terlebih si informan sempat ditahan oleh sang manajer aset yang kemudian memintanya untuk melebih-lebihkan aib soal Agustina. Sang manajer aset ingin Agustina dan juga ibu Perdana hancur agar kemudian bisa mengambil alih bisnis yang mereka miliki.
Tidak hanya sampai di situ, lewat mantan karyawan hotel yang dipecat setelah membuat hotel digrebek karena kedapatan menerima tamu dibawah umur berduaan, sang manajer aset mencoba menculik Mimi. Tapi karena salah pengaturan stun gun membuat Mimi berteriak serta kejang-kejang. Agustina yang secara rutin mengantar laundry sprei dan bed cover hotel, spontan memeluk dan meminta Mimi segera dibawa ke Rumah Sakit. Tanpa sadar, Agustina mengakui kalau Mimi adalah anaknya. Ibu Perdana yang melihat respons Agustina malah jadi terenyuh.
Agustina tidak takut hotelnya dijelek-jelekan sampai minim pengunjung. Juga tidak terlalu khawatir dengan Perdana yang kehilangan pekerjaan yang memang bukan passion-nya. Lobi untuk mendapatkan rekomendasi beasiswa sekolah di Australia bukanlah jalan satu-satunya. Tapi bapak yang meminjam uang secara diam-diam pada calon suami atau serta menghilangkan aset laundry calon mertua itu lain soal. Selain bikin malu juga bisa bikin bangkrut usaha orang lain.
Tekanan demi tekanan datang bertubi-tubi membuat Agustina butuh tempat buat bersandar. Namun Perdana dicekal setelah ibu Perdana memperingatkannya kalau masalah hidup Agustina sudah banyak. Menikahi orang yang punya banyak masalah hanya akan menambah masalah baru dalam hidup. Perdana yang tetap ngotot pergi menjenguk Mimi namun ibu Perdana memaksa ikut.
Sesampainya di rumah sakit, Perdana melihat Adam memeluk, menenangkan Agustina. Perdana pergi dan berpapasan dengan bapak Agustina. Sedangkan ibu Perdana ditemani bapak Agustina menuju ruang perawatan. Bapak Agustina menceritakan kalau dia bertemu dengan Perdana. Mendengarnya, Adam seperti tahu kalau dia harus mengejar Perdana. Sedangkan Agustina mengajak bapaknya untuk menemaninya makan malam. Sementara ibu Perdana berada di sana untuk menunggui Mimi, karyawan sekaligus calon anak tiri dari anaknya.
Ibu Perdana bicara hati ke hati tentang apa yang sebenarnya Mimi lakukan. Menurut Mimi cara yang paling masuk akal untuk bisa kuliah di Australia adalah dengan setuju dengan penawaran Agustina. Namun makin ke sini Mimi makin sadar kalau dia tidak perlu tiket untuk bisa keluar rumah. Atau Australia untuk bisa menemukan orang yang bisa menerima kekurangannya. Agustina percaya dan selalu mendukung Mimi, tidak peduli barang ide sekecil apapun. Ibu Perdana merasa tertampar karena apa yang Agustina lakukan cukup bertolak belakang dengan yang dia lakukan.
Ayunan kepalan Perdana hampir mengenai Adam namun meleset. Keluwesan tubuh Adam membuat serangan yang diluncurkan Perdana padanya tampak seperti tarian latar pertunjukan musikal. Adam menghentikan gerakan Perdana dengan memeluk dan menguncinya. Tidak ada yang istimewa dari pertemuan Adam dan Agustina. Setidaknya itu yang Adam coba ceritakan pada Perdana.
Alih-alih menyangkal, Agustina malah mengakui memanfaatkan Adam menjadi tiket keluar dari rumah. Sama seperti yang sedang Perdana lakukan secara diam-diam, agar bisa kabur dari cengkraman single mother yang posesif. Pertemuan Adam dan Agustina hanya menegaskan hubungan yang tidak sempat diucapkan belasan tahun yang lalu.
Meski cemburu, Perdana mengejek dan menggodanya. Tapi Adam malah meyakinkan Perdana tidak ada lagi sedikitpun celah di hati Agustina yang terbuka untuknya. Semua hanya untuk Perdana dan Mimi. Perdana tersenyum menangis pada saat yang bersamaan. Dia merasakan lega sekaligus bersalah.
Di tengah makan siang, sang bapak ragu-ragu tapi tetap merayu Agustina untuk meminjam sertifikat hotel untuk digadaikan. Hasil gadai bakal dikelola untuk modal awal usaha. Agustina menyudahi santap siang dan memilih untuk merokok, hal yang jarang dia lakukan. Sambil menghembuskan asap rokok ke bapak, Agustina mengajak si bapak untuk menemaninya berjalan kaki.
Mereka berjalan kaki menyeberangi jembatan. Melihat gejala stress Agustina, si bapak khawatir jika anaknya sampai terjun ke sungai yang terbentang dibawahnya. Apalagi saat sampai titik tengah jembatan, Agustina berhenti melangkah. Dagdidug, makin kencang detak jantung bapak Agustina. Dia mencoba memeluk menenangkan Agustina.
Dalam dekapan sang bapak, Agustina berbisik meminta si bapak untuk terjun ke sungai. Menurut Agustina, hidup bapaknya hanya bikin repot saja. Tidak becus jadi orang tua, jadi manusia juga hanya bikin masalah saja. Mati dengan sukarela adalah solusi terbaik yang Agustina coba tawarkan ke bapak. Bapak Agustina terdiam termenung.
Agustina meninggalkan si bapak namun sebelum lebih jauh, Agustina menawarkan alternatif solusi berikutnya. Jikalau takut dengan sungai pada siang hari, maka cobalah pada malam hari. Semua gelap, takkan ada banyak mata yang melihat. Beberapa menit yang layak buat dicoba. Agustina berlalu meninggalkan bapak yang bergetar tapi sebenarnya dalam hati memohon pengampunan.
Di tengah kondisi yang semakin hari semakin lemah, Agustina harus bisa mengambil balik kepemilikan hotel yang makin hari makin dirongrong oleh sang manajer aset. Terutama saat dia mendengar kalau target berikutnya adalah laundry milik ibu Perdana, Agustina tidak tinggal diam dan berencana untuk melawan balik si manajer aset sambil membatalkan para vendor yang terlibat dalam rencana resepsi pernikahannya nanti. Agustina meminta bantuan Perdana untuk terakhir kalinya.
Di luar dugaan, Perdana membawa segerombol bantuan untuk mengalahkan sang manajer aset. Termasuk Hellen, anak sang manajer aset yang suka merundung Mimi di sekolah. Hellen yang tidak punya tempat bercerita akhirnya mencoba jujur pada Mimi kalau sebenarnya dia mendapati rundungan serta kekerasan dari ayahnya setiap hari. Mimi mengambil keuntungan dari kondisi itu dan menginisiasi koalisi. Dengan bantuan Perdana dan dari banyak pihak, Agustina bakal melawan dan mempertahankan apa yang menjadi hak miliknya.
Mendapat dukungan dari Perdana, Agustina merasa dia tidak sendiri. Agustina merasa ada sosok yang dengan sadar bersedia melindunginya, melindungi apa yang penting menurutnya. Agustina tidak takut mati. Yang Agustina takutkan adalah mati dalam penyesalan. Merasa hidupnya sia-sia karena waktunya habis mengurusi orang-orang yang awalnya dia tidak sukai.
Bersama Perdana, Agustina merasa hidup dan menyala. Ditambah lagi ibu Perdana yang akhirnya menerima dan menitipkan anaknya pada Agustina. Hellen yang membantu menciptakan entry point. Ipar Perdana yang akhirnya menunjukan kalau dia bisa berguna. Serta bapak Agustina yang rela mengorbankan diri menyeret sang manajer aset untuk ikut terjun ke sungai.
Bapak Agustina tidak tertolong. Sang manajer aset ditangkap karena terbukti melakukan pencucian uang. Adam menjadi sponsor buat Mimi berkuliah di Australia. Ibu Perdana menjadi sosok yang tidak menomorduakan anak perempuan serta bisa menerima ipar yang terlihat menganggur padahal intel dalam penyamaran. Agustina menikahi Perdana dengan sederhana.
Mimi sebagai ahli waris memutuskan menjual hotel untuk biaya pengobatan Agustina. Perdana yang tidak lagi menjadi guru sejarah, sudah mulai terlibat dalam penelitian yang memang merupakan passion-nya. Ibu Perdana menghabiskan masa pensiunnya dengan menimang cucu yang baru lahir.
Kakak Perdana menjalin kerjasama dengan beberapa franchisee yang ingin menjadi mitra laundry mereka termasuk salah satunya seseorang yang membeli hotel tua milik Agustina. Orang itu adalah anak dari suami (siri) kedua Agustina. Pria yang masih mencari keadilan buat bapaknya yang koma.
TAMAT?
.
Show Reply (0) Add Reply