Contents
KLAKLIK
Romance
Azam Untuk Arzu (Sinopsis)
Judul : Azam Untuk Arzu Genre : Comedy Romance Sinopsis Arzu Nabilla(19) adalah gadis yang bar-bar, suka iseng, dan menjalani kehidupan yang bebas. Bahkan, Arzu sering ikutan balapan liar untuk bersenang-senang bersama sahabatnya yang bernama Intan. Arzu juga lebih sering tidur di rumah Intan dari pada di rumahnya sendiri. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk pemberontakan pada keadaan keluarganya. Saat Arzu masih remaja, orang tuanya bercerai karena ibunya (Mama Irene) ketahuan selingkuh. Namun, Arzu bisa menerima perceraian itu dengan harapan sang ibu tetap menyayanginya seperti dulu. Akan tetapi, Mama Irene justru menikahi selingkuhannya dan tidak menemui Arzu sama sekali, apalagi ia memiliki anak lagi yang bernama Syaira (4), hingga suatu hari ia kehilangan suami barunya dalam sebuah kecelakaan. Arzu memiliki kakak laki-laki, David Hermawan (29). Dan kakaknya itu justru tinggal di luar negeri saat perceraian orang tuanya terjadi karena ia juga kecewa dengan perceraian itu. Setelah Mama Irene kehilangan suaminya, ia pun kembali menemui Arzu dan David untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun, David mengabaikannya, sedangkan Arzu menikah permintaan maaf itu mentah-mentah. Arzu menganggap Mama Irene meminta maaf bukan karena merasa bersalah, tapi karena suami barunya sudah meninggal, sehingga dia tidak punya siapa-siapa lagi selain Syaira yang masih kecil. Arzu merasa kesepian dan menahan rasa sakitnya sendirian, sementara sang Ayah (Papa Aji Hermawan) sibuk menyembuhkan rasa sakitnya sendiri, ia melampiaskannya dengan terus bekerja tanpa mengenal waktu. Hingga ia juga lupa bahwa Arzu juga butuh tempat bersandar. Suatu hari, David mengundang temannya yang bernama Azam Miftah (30) untuk menginap di rumahnya. Azam adalah seorang Ustadz yang berasal dari desa, ia lelaki yang tampan, lemah lembut, dan bijak. Saat Azam berada di Jakarta, ia bertemu Arzu di kompleks perumahan saat Azam mencari alamat David. Arzu mengerjai Azam dengan mengarahkan pria itu ke ujung kompleks padahal hari sedang sangat panas. Azam kesal, tapi dia memaafkan Arzu, menganggap kenakalan seperti itu biasa dilakukan oleh gadis remaja. Selama tinggal di rumah David, Azam melihat sikap Arzu yang tidak biasa. Gadis itu bisa pergi tengah malam. Ia juga selalu berpakaian sangat pendek, sehingga Azam harus selalu memalingkan wajahnya. Terkadang juga ia membohongi Arzu dengan mengatakan musim nyamuk malaria, agar Arzu memakai pakaian yang sedikit lebih tertutup. Tak hanya itu, Arzu selalu berbicara apa adanya, tanpa disaring. Bahkan, Arzu tidak peduli jika itu membuat orang tersinggung dan kesal. Seperti Arzu yang memanggil Azam dengan sebutan Om Ustadz karena bagi Arzu, Azam memang seperti Om-Om. Melihat semua tingkah Arzu, Azam justru bersimpati dan terus memikirkan wanita itu. Bahkan dia mulai mengkhawatirkan Arzu jika dia pergi larut malam, dan Azam mengikuti ke mana Arzu pergi, untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Suatu hari, saat mereka makan bersama, ayah Arzu bertanya Arzu akan melakukan apa untuk hidupnya karena ia tidak mau sekolah dan tidak mau bekerja. Dengan iseng Arzu menjawab akan menikah dengan salah satu teman David yang tampan dan kaya raya, agar hidupnya terjamin dan dia hanya perlu menjadi istri dan ibu yang baik. Jawaban Arzu memberikan ide pada sang ayah untuk menjodohkan Arzu dengan Azam. Karena bagi Papa Aji, teman David yang paling baik dalam segala hal adalah Azam. Papa Aji pun langsung melamar Azam untuk Arzu, membuat Azam terkejut bahkan sampai beristighfar. Namun, Azam meminta waktu untuk berpikir dan berbicara pada ibunya lebih dulu. Azam yang memang tertarik pada Arzu akhirnya melakukan sholat istikharah, dan ia meminta izin pada ibunya untuk menikahi gadis itu, beruntung sang ibu mengizinkannya. Sementara Arzu justru menolak dijodohkan dengan alasan dia tidak mau tinggal di desa, selain itu, baginya Azam terlalu tua. Namun, sang Ayah pura-pura terkena serangan jantung agar Arzu mau dijodohkan Dengan Azam. Akhirnya, Arzu pasrah dan menerima perjodohan itu dengan 3 syarat. Yang pertama, dia tidak mau hamil sampai usianya 23 tahun, tentu syarat itu membuat semua orang terkejut, apalagi usia Azam sudah 30 tahun. Namu, Arzu memberikan alasan masuk akal kenapa ia tidak mau hamil di usia muda. Arzu tahu, hamil di bawah usia 20 tahun tidak lah baik, selain itu ia ingin menjadi ibu ketika siap secara fisik dan batin. Arzu takut tidak bisa menjadi ibu yang baik seperti ibunya. Syarat kedua, Arzu tidak mau tinggal dengan mertuanya. Menurut Arzu, tinggal dengan mertua itu tidak akan membuatnya nyaman. Syarat itu membuat semua orang lebih terkejut lagi, apalagi Arzu mengatakannya tepat di depan calon ibu mertuanya (Ummi Umaroh). Tapi pada akhirnya syarat itu justru diterima oleh calon ibu mertuanya, Ummi Umaroh menyukai sikap Arzu yang terus terang, dan apa adanya. Syarat ketiga, Arzu tidak mau melakukan pekerjaan rumah, apalagi memasak. Syarat yang membuat Azam melongo, dan membuat ayah dan kakak Arzu menghela napas berat. Wajar Arzu tidak ingin melakukan pekerjaan rumah tangga, sejak kecil dia sudah hidup seperti tuan putri karena kekayaan orang tuanya. Namun, Azam menerima syarat itu karena ia ingin menjadikan Arzu ratunya, bukan pelayan di rumahnya. Sebelum hari pernikahan, Mama Irene dan Syaira kembali menemui Arzu. Mama Irene mengucapkan selamat atas pernikahan Arzu, dan dia bertanya Arzu ingin hadiah apa. Arzu meminta Ibunya tidak hadir di hari pernikahannya, atau pun di hari kematiannya. Itu adalah hadiah yang dia mau. Membuat hati Mama Irene hancur, tapi berusaha tegar. Azam dan keluarganya yang mendengar itu sangat terkejut, bahkan Ummi Umaroh mulai ragu untuk menerima Arzu sebagai menantu.Tapi Azam berhasil meyakinkannya bahwa Arzu gadis yang baik, dia hanya kecewa pada keadaan keluarganya. Saat akad nikah, terjadi sedikit kendala karena keusilan Arzu. Ia menatap Azam tanpa berkedip. Hal itu membuat Azam sangat gugup, hingga dia tidak bisa mengucapkan ijab qobulnya. Bahkan, Azam dan Arzu masih sempat berdebat karena Azam melarang Arzu memandangi wajahnya sebelum akad selesai. Mama Irene menyaksikan akad itu lewat ponsel, dan ia sedang dirawat di rumah sakit karena ia mengidap kanker darah stidum akhir, tapi ia tidak memberi tahu siapapun tentang penyakitnya itu. Setelah menikah, Arzu ikut Azam ke desa. Dia menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan di kota. Dia juga selalu berpakaian tertutup karena rumahnya berhadapan dengan sekolah Madrasah yang dikelola keluarga Azam. Awalnya Arzu tidak suka lingkungan barunya, tapi adik-adik Azam bisa menghibur Arzu hingga dia nyaman di sana. Namun, Arzu kesal karena cara berpakaiannya diatur Azam. Ia memberontak, tetapi dengan perlahan Azam memberikan pengertian bagaimana seorang muslimah yang baik berpakaian dan bersikap. Azam juga berusaha menyentuh hati Arzu agar mau memaafkan ibunya. Karena bagaimana pun ibu tetap lah ibu yang telah memberikan nyawa dan darahnya untuk Arzu. Azam meyakinkan Arzu bahwa ibunya benar-benar menyesal dan ingin memperbaiki hubungan mereka lagi. Awalnya Arzu tidak peduli, tapi hati kecilnya mulai tersentuh. Apalagi selama ini ibunya selalu berusaha meminta maaf. Arzu juga mengaku pada Azam, sebenarnya ia merindukan ibunya. Saat pembantu di rumah Azam tidak bisa bekerja karena sakit, Azam melakukan semua pekerjaan rumah sendiri, dan Arzu masih enggan membantu. Hingga suatu malam, dia melihat Azam mencuci di malam hari karena siang harinya terlalu sibuk. Arzu mulai merasa kasihan, sekaligus tersentuh dengan kebaikan Azam yang benar-benar menjadikannya ratu. Arzu mulai belajar menjadi istri yang baik sesuai keinginannya dulu, ia juga belajar memasak, membersihkan rumah, dan mencuci. Masakan Arzu sangat tidak enak, tapi Azam justru memuji bahwa masakan Arzu adalah makanan terenak di dunia, membuat Arzu senang dan menjadi semangat untuk belajar memasak. Hingga suatu hari, Mama Irene menghubungi Arzu dan mengungkapkan kerinduannya. Ia juga kembali meminta maaf dan mengaku sangat menyesali perbuatannya yang meninggalkan Arzu. Ia memohon agar Arzu mau menemuinya sekali saja. Arzu teringat nasihat Azam, dan ia pun ingin mencoba memperbaiki hubungannya dan Mama Irene lagi. Akhirnya Arzu meminta Mama Irene datang ke desa saat itu juga, Arzu sendiri yang akan menjemputnya ke Bandara jika Mama Irene mengikuti permintaan Arzu. Tanpa Arzu tahu, ibunya sedang sakit dan dua hari lagi dia harus ke Singapore untuk melakukan kemoterapi. Tapi karena Arzu meminta datang saat itu juga, ia benar-benar terbang ke desa saat itu juga. Arzu senang ibunya datang, tapi dia menolak menjemput ibunya sesuai apa yang dia katakan, Arzu masih memegang egonya dan itu membuat Azam marah, tetapi ia juga tidak bisa memaksa Arzu ikut menjemput Mama Irene. Akhirnya, Azam yang menjemput ibu mertuanya sendirian. Azam meminta maaf karena Arzu tidak ikut, tetapi Mama Irene tidak mempermasalahkan itu. Karena yang ia inginkan hanya bertemu Arzu. Namun, saat dalam perjalanan, Mama Irene justru drop. Azam langsung membawa ibu mertuanya ke rumah sakit. Arzu dan yang lainnya pun langsung ke rumah sakit, dan Arzu meminta maaf pada Mama Irene karena dia tidak tahu jika ibunya sakit. Arzu juga berjanji tidak akan marah lagi pada ibunya, dia juga akan menyayangi dan menjaga Syaira sebagai kakak. Bahkan, Arzu meminta sang ibu tinggal dengannya. Namun, semuanya sudah terlambat. Mama Irene meninggal dalam pelukan Arzu. Arzu dan David sangat terpukul dengan kematian sang Ibu, begitu juga dengan Syaira dan Papa Aji. Arzu dan David sangat menyesali sikap mereka yang menutup pintu maaf untuk sang Ibu padahal ibunya sudah berulang kali meminta maaf. Sekarang yang tersisa hanya kesedihan penyesalan yang mendalam bagi Arzu dan David. Setelah kematian sang Ibu, Arzu tenggelam dalam kesedihan, dia tidak berbicara dengan siapapun, bahkan sampai jatuh sakit. Tapi Azam selalu ada di sisinya, dan meyakinkan bahwa Mama Irene bahagia karena dia meninggal dalam pelukan Arzu. Selain itu, Azam mengingatkan bahwa Arzu sudah berjanji pada sang Ibu untuk merawat dan menyayangi Syaira. Mengingat Syaira, Arzu seperti punya kekuatan untuk melupakan kesedihannya. Arzu mencoba memulai hidup yang baru, dan dia juga menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Selain itu, dia mengajak Syaira tinggal di desa untuk merawatnya sesuai janji Arzu. Bahkan, kini dia juga bersedia hamil dan siap menjadi ibu yang baik. Membuat Azam merasa sangat bahagia, istrinya yang dulu bar-bar, kini berubah menjadi wanita yang hampir sempurna.
Share
.
Show Reply (0) Add Reply