Contents
KLAKLIK
Romance
Juita di Sangkar Emas (Sinopsis)
Maira Sudrajat (27 tahun) adalah gadis yang terkenal sangat cantik dan berhati lembut. Sejak lahir, ia memiliki tanda lahir yang tidak biasa. Kulit bagian belakang tubuh Maira. Tepatnya di bagian punggung, lengan, hingga kaki Maira memiliki warna merah muda. Para dokter memvonis Maira memiliki tanda lahir port-wine stain. Walaupun tidak berbahaya, tanda lahir ini membuat Maira selalu mendapatkan perundungan dari teman-teman sekolahnya dahulu. Namun, Maira bersyukur sebab memiliki adik perempuan yang selalu melindungi dirinya bernama Meisya Sudrajat (24 tahun). Walaupun terlampau manja, Meisya selalu membuat para perundung sang kakak mendapatkan balasan dua kali lipat lebih menderita dari yang di dapatkan oleh sang kakak. Hidup keduanya rukun dan tidak kekurangan. Bahkan bisa dikatakan sangat cukup. Ayah keduanya bernama Deki Sudrajat (53 tahun) memiliki sebuah perusahaan real estate yang cukup sukses. Sedangkan ibu keduanya bernama Elbanita Sudrajat (50 tahun), merupakan seorang model sekaligus selebriti dengan bayaran paling mahal di Indonesia. Namun, di tengah kesuksesan orang tuanya dan kemewahan yang di miliki. Maira adalah satu-satunya anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang ibu karena tanda lahirnya itu. Maira bahkan kerap di cap anak monster oleh sang ibu. Bagi ibunya, Maira hanyalah aib yang harus di sembunyikan dari khalayak umum. Apalagi, statusnya yang merupakan seorang selebriti harus selalu tampil dan terlihat sempurna di mata masyarakat. Maira memaklumi semua itu, ia hanya bisa pasrah setiap kali ibunya tidak mengakui dirinya sebagai anak. Apalagi, di saat teman-teman sang ibu bertanya tentang keberadaan dirinya yang tinggal di rumah yang sama dengan dirinya. Namun, walaupun perlakuan sang ibu kepadanya seperti itu. Maira merasa tidak kekurangan kasih sayang orang tua. Sebab, sang ayah begitu menyayangi dirinya. Bahkan, bagi sang ayah kondisi Maira merupakan mukjizat yang diberikan oleh Tuhan kepada hambanya yang spesial. Suatu hari, sahabatnya sejak kecil Dery Andriano (27 tahun) menyatakan cintanya yang diam-diam ia pendam selama tujuh belas tahun kepada Maira. Maira tentunya terkejut, ia tidak pernah menyangka sahabatnya tersebut mempunyai rasa lebih dari sekadar sahabat kepada Maira. Saat Maira akan membalas pernyataan cinta dari Dery. Meisya datang dengan rasa cemburu dan amarah yang terpancar di wajahnya. Rupanya, Meisya selama ini menyukai Dery. Meisya bahkan mengakui bahwa dirinya pernah ditiduri oleh Dery, saat pria itu tengah dalam pengaruh minuman beralkohol. Dery mengiyakan semua tuduhan Meisya. Namun, ia menjelaskan cerita yang sebenarnya bahwa malam itu keduanya hanya tidur bersama bersebelahan tidak lebih. Bahkan Dery memberikan bukti bahwa dirinya dan Meisya memang tidak melakukan apa-apa malam itu. Dery kembali menegaskan, bahwa dari dulu ia hanya menyukai Maira. Meisya tentunya kecewa, ia yang tidak terima atas penolakan Dery memutuskan untuk menangisi nasib cintanya dengan mendatangi sebuah klub malam. Maira sebagai kakak tentunya khawatir. Ia meminta Dery untuk menemaninya menyusul Meisya di klub malam tersebut. Sesampainya di sana, keduanya berpencar untuk mencari keberadaan Meisya. Saat Maira tengah mencari Meisya di dalam kerumunan orang-orang yang tengah menikmati suara musik kencang. Hadir beberapa orang yang merupakan teman satu sekolahnya dahulu yang sering merundung Maira. Saat mereka tahu Maira tengah mencari sang adik, Meisya. Mereka memiliki ide untuk menjahili Maira dengan mengatakan bahwa, Meisya tengah bersama seorang pria di lantai tiga klub malam tersebut. Maira tentunya panik sekaligus khawatir. Ia dengan secepat kilat kemudian berlari menuju ke arah lantai tiga. Diam-diam teman-teman satu sekolah Maira itu menertawakan tingkah Maira tersebut. Baru saja Maira menapakkan kakinya di lantai tiga klub malam. Ia langsung di seret paksa oleh beberapa pria yang menggunakan setelan jas hitam, ke arah sebuah ruangan yang ternyata merupakan sebuah kamar dengan ukuran begitu luas. Maira berusaha membuka pintu yang baru saja di kunci dari luar oleh para pria yang menyeretnya tadi. Maira berteriak meminta tolong, tetapi hanya keheningan yang Maira dapatkan. Maira benar-benar tidak paham dengan situasi yang tengah ia hadapi kini. Namun, yang pasti kini Maira tidak sedang dalam keadaan aman. Sebab, beberapa saat kemudian ada seorang pria yang kini berjalan ke arahnya dengan tatapan lapar. Bagaikan singa yang akan memangsa buruannya. Sedangkan Dery, kini ia sudah menemukan keberadaan Meisya. Gadis itu tengah menari liar di tengah lantai dansa di temani segelas minuman beralkohol yang ada di tangannya. Dery kemudian menarik paksa Meisya yang tentunya berontak dengan melontarkan makian ke arah Dery. Dery yang kemudian merasa muak dengan sikap kekanak-kanakan Meisya, menggendong gadis itu bagaikan tengah membawa karung beras. Ia kemudian memasukkan Meisya ke dalam mobilnya dengan paksa. Dery lalu menyalakan mesin mobilnya, kemudian secepat mungkin meninggalkan klub malam tersebut bersama Maira yang terlupakan di dalamnya. Tangisan lara Maira, tidak membuat seorang pria yang kini tengah tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya merasa terganggu. Beberapa jam lalu, Maira yang tengah mencari sang adik harus mengalami nasib yang begitu tragis. Ia mengalami pelecehan seksual oleh pria yang kini tengah tertidur pulas di hadapannya. Maira kemudian bergegas meninggalkan ruangan tersebut, sebelum hal yang lebih buruk terjadi padanya. Dengan langkah tertatih, wanita itu meninggalkan klub malam tersebut dengan linangan air mata yang tidak kunjung mengering. Beberapa bulan telah berlalu setelah insiden yang di alami oleh Maira. Maira memutuskan untuk tidak menceritakan kepada siapa pun tentang malam naas itu. Maira memutuskan untuk membuka lembaran baru, dengan melakukan kencan buta yang sudah di atur oleh sang ayah dan kakek dari pria tersebut. Nama pria itu adalah Helmi Riawan (30 tahun). Pria tinggi, beralis tebal itu langsung melamar Maira di kencan ke tiga mereka. Maira tentunya menerima lamaran tersebut, hingga tiga bulan kemudian resepsi pernikahan di antara keduanya berlangsung. Namun, baru dua jam lalu Helmi sah menjadi suaminya. Maira harus rela di tinggalkan oleh suaminya itu untuk urusan bisnis yang mendadak harus di selesaikan. Maira tentunya mengizinkan, apalagi ini menyangkut masa depan perusahaan sang suami. Namun, baru saja Maira menata masa depan barunya. Pria yang dulu merenggut mahkota Maira kembali hadir, membuat Maira ketakutan. Apalagi pria tersebut merupakan kakak sepupu dari suaminya. Maira tidak ingin kenangan buruk masa lalunya itu, merusak rumah tangganya. Maira kemudian memohon kepada pria tersebut untuk merahasiakan kejadian masa kelam itu dari suami dan seluruh keluarganya. Pria itu setuju dengan permintaan Maira, dengan syarat bahwa Maira harus mau menuruti keinginannya. Mau tidak mau, Maira menuruti permintaan pria itu yang diam-diam membawa Maira menuju kesengsaraan yang sesungguhnya. Namanya Rafli Riawan (30 Tahun), pria yang dengan teganya merenggut mahkota Maira. Ia cucu pertama dari keluarga Riawan sekaligus kakak sepupu dari Helmi Riawan yang merupakan suami dari Maira. Rafli begitu membenci adik sepupunya itu. Sebab, karena Helmi dirinya di asingkan ke Amerika selama lima tahun oleh sang kakek. Helmi menjebak dirinya dengan bantuan kekasihnya. Sebab, Helmi ingin merebut posisi Rafli yang merupakan calon pengganti sang kakek menjadi direktur di perusahaan. Rafli di tuduh telah melecehkan kekasih Helmi dengan bukti-bukti palsu. Menurut sang kakek yang memegang teguh norma-norma, hal buruk tersebut sudah mencoreng nama baik keluarga Riawan hingga tercetuslah keputusan untuk mengasingkan Rafli. Hingga saat dirinya pulang kembali ke tanah air. Rafli memutuskan untuk membalas dendam kepada adik sepupunya yang terkenal alim dan baik itu, bagaimana pun caranya. Hingga, pada saat ia bertemu kembali dengan Helmi yang sudah memiliki istri Maira yang merupakan perempuan yang pernah ia gagahi. Rafli memutuskan untuk menjadikan Maira alat balas dendamnya. Hal tersebut semakin di permudah, dengan kenyataan bahwa Helmi menikahi Maira hanya untuk mendapatkan simpati dari sang kakek. Bahkan, dari awal pernikahan Helmi tidak pernah menyentuh Maira barang sehelai rambut pun. Pria itu, diam-diam masih menjalin kasih dengan wanita yang pernah menjebak Rafli. Rafli bisa saja membongkar kedok Helmi dengan mudah. Namun, ia enggan bila Helmi hanya akan mendapatkan hukuman berupa di asingkan ke luar negeri seperti dirinya dulu. Baginya, hukuman tersebut terlalu mudah untuk Helmi. Rafli membuat seolah-olah Maira mengejar-ngejar cintanya di depan keluarga besarnya. Rafli pun menjadikan Maira sebagai asisten pribadinya, untuk mencari rahasia perusahaan yang tengah di pegang oleh Helmi. Bahkan, Rafli tidak segan untuk menyentuh Maira dan menjadikan dirinya sebagai pengganti Helmi bagi Maira. Maira tentunya menolak semua perlakuan Rafli. Namun, ia takut rahasianya terbongkar dan orang tuanya menjadi malu hingga berimbas semakin membenci dirinya. Setelah enam bulan menjadikan Maira alat balas dendamnya. Rafli merasakan perasaan yang aneh di dalam hatinya kepada Maira. Ia kini selalu ingin berdekatan dan bersama dengan wanita itu. Tanpa Rafli sadari ia telah jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada Maira. Rafli ingin memiliki Maira, bagaimana pun caranya. Hingga tidak lama kemudian, Maira dinyatakan hamil setelah mengalami pingsan. Maira dan seluruh keluarga besarnya tentunya terkejut bukan main atas kondisi Maira. Maira ketakutan, sedangkan keluarga besarnya bahagia. Namun, kebahagiaan itu sirna saat keluarga besarnya mengetahui bahwa anak yang tengah Maira kandung bukanlah anak Helmi melainkan anak Rafli. Maira mendapatkan cap sebagai perempuan binal. Ia di usir dari rumah dan di ceraikan oleh Helmi. Maira bahkan harus rela di benci oleh sang ayah yang begitu Maira sayangi. Maira kemudian memutuskan untuk menerima tawaran Rafli yang memintanya untuk tinggal di rumahnya dan menikah dengannya. Saat Rafli sibuk dengan persiapan pernikahannya dengan Maira, Dery datang ingin mendengar cerita Maira yang sesungguhnya. Setelah Dery mengetahui fakta yang sesungguhnya, Dery memutuskan untuk membantu Maira lari dari kehidupan yang membuat Maira begitu menderita. Di hari pernikahan Maira dan Rafli akan terlaksana, Maira memutuskan untuk kabur di bantu oleh Dery dan teman sekolah Maira yang dulu menjebak dirinya saat di klub malam. Maira dan teman sekolahnya itu lari menggunakan mobil yang sudah Dery siapkan, sedangkan Dery mengalihkan perhatian semua orang dengan memberikan kabar kehamilan Meisya yang telah menjadi istrinya beberapa bulan yang lalu. Awalnya pelarian Maira berjalan mulus, hingga saat ia berada di jalan tol yang kedua sisi jalannya di penuhi pepohonan tinggi Maira dan teman sekolahnya itu mengalami kecelakaan. Maira terlempar jauh hingga masuk ke dalam sungai yang aliran airnya cukup deras, sedangkan teman sekolahnya itu terjebak di dalam mobil dalam keadaan pingsan. Saat Maira mengalami kecelakaan, Rafli baru menyadari bahwa sang pujaan hatinya telah melarikan diri. Rafli kalang kabut mencari keberadaan Maira. Hingga saat malam pun tiba, barulah ia mengetahui bahwa Maira mengalami kecelakaan dan dinyatakan tidak selamat dalam kecelakaan tersebut. Sebab, mobil yang Maira kendarai bersama temannya itu hangus terbakar. Rafli dan seluruh keluarga besar Maira tentunya terpukul dengan kabar duka tersebut. Rafli bahkan menyalahkan dirinya sendiri, hingga dengan perasaan yang kalut ia mengungkapkan fakta yang sebenarnya tentang Maira, dirinya, dan Helmi selama ini. Namun, semua percuma sebab nasi sudah menjadi bubur. Beberapa tahun telah berlalu dari kecelakaan yang Maira alami. Rupanya wanita itu masih selamat. Ia di temukan di pinggir sungai dengan keadaan yang begitu mengenaskan oleh warga sekitar. Sepuluh bulan ia menjalani pengobatan, bahkan dirinya harus melahirkan bayinya secara prematur. Kini Maira hidup dengan identitas baru bersama dengan sang putra yang ia beri nama Satria Irawan (3tahun). Sedangkan Maira kini berganti nama menjadi Dewi. Bukan tanpa alasan Maira melakukan semua itu, Maira ingin melupakan kehidupan lamanya dan menjalani kehidupan baru bersama dengan sang putra. Hidup Maira dan sang putra begitu terasa bahagia, walaupun tempat tinggalnya kini merupakan desa yang masih sangat terpencil. Kamar mandi yang tersedia berupa kamar mandi umum yang airnya langsung mengalir dari sumbernya, bahkan satu-satunya jalan yang bisa di akses hanyalah jalan setapak yang masih berupa tanah. Selama tinggal di desa tersebut, Maira tinggal di sebuah rumah gubuk yang di bangun berkat gotong royong dari warga setempat. Untuk bertahan hidup, Maira bekerja serabutan bahkan terkadang ia mendapatkan bantuan dari para tetangga yang iba akan statusnya sebagai orang tua tunggal. Terkadang Maira bekerja memetik teh, terkadang ia juga bekerja sebagai buruh pengumpul rempah-rempah. Hingga, pada akhirnya ia bertemu dengan seorang nenek paruh baya yang menjadikan dirinya sebagai pembantu di rumahnya. Maira bersyukur, sebab nenek tersebut begitu baik kepada dirinya dan sang putra. Bahkan, Maira kini tinggal di tempat yang layak huni sebab sang majikan meminta Maira untuk tinggal di kamar yang kosong di rumahnya tersebut. Maira menyetujui permintaan majikannya tersebut, mengingat majikannya itu hanya tinggal sendiri di rumahnya yang cukup besar itu. Namun, kebahagiaan Maira harus kembali terancam saat cucu dari nenek tersebut tiba-tiba saja mengunjungi dirinya. Bagaimana tidak? Rupanya, cucu dari sang nenek adalah Rafli. Pria yang telah menghancurkan hidupnya dahulu. Maira menyangkal saat Rafli mengenali dirinya di rumah neneknya tersebut. Namun, mau bagaimana pun Maira tidak bisa berbohong. Sebab, tanda lahirnya merupakan identitas mutlak dirinya yang tidak bisa di ungkiri. Rafli sangat bahagia, sebab ia bisa kembali bertemu dengan pujaan hatinya. Apalagi, dengan kenyataan bahwa buah hatinya telah lahir ke dunia ini dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan tampan. Rafli membujuk Maira untuk ikut dan menikah dengannya di kota. Namun, Maira menolak dengan tegas. Rasa sakit hatinya masih tertanam di dalam relung hatinya. Bahkan, Maira selalu menatap Rafli dengan tatapan penuh kebencian. Namun, Rafli tidak menyerah untuk mendapatkan Maira. Dengan di bekali nasihat dari sang nenek, Rafli mencoba mendapatkan Maira dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Rafli menjelma menjadi pria yang baik dan begitu lembut. Bahkan, ia menjadi sosok ayah yang begitu Satria impikan selama ini. Melihat perubahan Rafli yang begitu positif, hati Maira mulai goyah. Namun, egonya melarang Maira untuk luluh terhadap sikap baik Rafli tersebut. Hingga, saat Satria terjatuh dari ayunan dan membutuhkan transfusi darah. Rafli segera mendonorkan darahnya kepada sang anak. Bahkan, ia rela menunggu sang putra hingga tersadar tanpa beristirahat barang sebentar pun. Hati Maira akhirnya mencair, ia memutuskan untuk memaafkan Rafli dan bersedia menikah dengan pria itu. Sebelum kembali ke kota, Maira tentunya berpamitan dengan seluruh warga desa yang telah membantu dirinya selama berada di desa tersebut. Kedatangan Maira kembali dalam kehidupan keluarga besarnya di sambut dengan penuh haru. Bahkan, sang ibu yang dulunya membenci Maira kini memeluk putri pertamanya itu dengan begitu erat diiringi tangisan yang berlinang begitu deras. Hidup Maira terasa begitu sempurna dan bahagia kini. Ia di kelilingi orang-orang yang begitu menyayangi dirinya dan sang putra. Bahkan, Maira memiliki suami tampan yang begitu mencintai dirinya. Namun, semesta seakan ingin kembali menguji kehidupan Maira. Helmi yang merupakan mantan suaminya kembali hadir di hidup Maira. Memorak-porandakan kehidupan Maira. Pria itu, menculik sang putra dan akan melepaskan Satria, bila Maira mau kembali bersama dengan dirinya dan Rafli memberikan jabatannya sebagai direktur kepada Helmi. Rafli dan Maira, kemudian menemui Helmi di tempat yang sudah pria itu beritahukan sebelumnya. Dalam suasana yang begitu mencekam, kedua pria itu bernegosiasi. Rafli setuju akan memberikan jabatannya untuk Helmi tetapi, tidak untuk melepaskan Maira. Helmi yang sudah tidak ingin bernegosiasi lagi dengan Rafli, melepaskan tembakan ke arah perut Rafli dan mulai menyiksa pria itu dengan menendang dan menginjak tubuh Rafli. Maira tentunya mencoba menyelamatkan sang suami, tetapi gagal sebab dirinya di tahan oleh anak buah Helmi. Saat Rafli sudah tidak berdaya, Maira di seret menuju ke sebuah kamar di gedung tersebut oleh Helmi. Mantan suaminya itu hendak melecehkan Maira. Namun, belum sempat tragedi itu terjadi. Dery yang sebelumnya sudah di berikan titik lokasi oleh Maira, datang bersama beberapa orang anggota kepolisian lalu menangkap Helmi dan para anak buahnya. Satria kemudian di lepaskan dari sekapan anak buah Helmi, sedangkan Rafli segera di larikan ke rumah sakit dan langsung menjalani operasi. Operasi Rafli berjalan lancar. Namun, pria itu mengalami koma akibat pendarahan yang di alami. Sementara Helmi, ia di jerat hukuman yang berat bersama dengan anak buahnya. Sudah dua puluh tahun telah berlalu sejak insiden penculikan sang putra, Maira selalu setia berada di samping sang suami yang masih saja terbaring di ranjang pesakitannya. Maira selalu menceritakan kesehariannya yang ia lalui kepada sang suami, bahkan Maira tidak bosan merawat sang suami yang bahkan tidak bisa memberikan seulas senyuman penenang untuk dirinya. Maira percaya, bahwa Rafli sebenarnya tengah menyemangati dirinya di alam bawah sadar pria itu. Maka dari itu, saat orang-orang sudah menyerah akan kesembuhan Rafli. Maira tetap mempertahankan kabel dan mesin yang menopang kehidupan sang suami. Hingga, di tahun ke dua puluh satu pria itu masih terbaring. Maira mengembuskan napas terakhirnya di samping sang suami, akibat penyakit kanker rahim yang diam-diam menggerogoti kesehatannya. Beberapa saat setelah Maira mengembuskan napas terakhirnya, monitor ICU yang memberitahukan detak jantung Rafli tiba-tiba saja berbunyi begitu nyaring. Seakan-akan mengetahui bahwa sang pujaan hati tengah menunggu dirinya di haribaan yang sesungguhnya, Rafli pun meninggal menyusul Maira. Setelah itu, Satria yang kini sudah dewasa dan menggantikan posisi sang ayah di perusahaan. Memutuskan untuk memakamkan kedua orang tuanya itu bersebelahan. Diiringi tangis kesedihan seluruh keluarga, Rafli dan Maira akhirnya dapat di persatukan di dunia yang lebih baik dari dunia fana bernama nirwana.
Share
.
Show Reply (0) Add Reply