Try new experience
with our app

INSTALL

KLAKLIK 

Romance

Terima Kasih Cinta

  Shakina Aulia Faza, seorang gadis asal Jawa Timur yang datang ke Jogjakarta untuk berlibur ke tempat saudara. Namun, di tengah asyiknya berlibur, ia malah ditawari menjaga sebuah toko ATK dan foto kopi milik sepupunya. Dari sanalah awal mula jodoh menyapa Faza.   Perlahan, hati Faza mulai terpikat kepada sesosok lelaki santun nan sederhana. Lelaki dengan senyum khas yang mulai mengganggu mimpi-mimpinya. Dialah Muhammad Danial Fikri, akrab dipanggil Fikri, pribumi Ngayogjokarto Hadiningrat.   Perkenalan di antara mereka akhirnya terjalin  dan komunikasi terus berlanjut hingga getar-getar indah yang menyiksa dada mulai berbuah indah. Faza dan Fikri tengah terserang virus merah jambu hingga kedekatan mereka seperti mendapat dukungan semesta. Bak gayung bersambut, kata berjawab. Keduanya memiliki rasa yang sama.   Dukungan keluarga dekat, Mas Faisal–sepupunya–dan Kirana–sang sahabat–membawa hubungan Fikri dan Faza  pada jalan yang mereka inginkan. Tak perlu backstreet seperti yang pernah dilakukan Fikri saat masih bersekolah SMA.   Fikri mempunyai masa lalu yang cukup kelam. Lahir tanpa disaksikan ayah biologisnya, dan sang ibu membesarkan serta mendidiknya seorang diri. Kerasnya hidup tak membuat Fikri lemah dan menyerah pada garis takdir. Dia tumbuh menjadi sosok lelaki sederhana yang penuh akan janji. Janji untuk selalu membuat wanita di dekatnya bahagia.    Sebab itulah, Faza menjadi salah satu wanita yang sangat beruntung. Dari mulai mengenal  hingga mereka resmi menjadi kekasih, Fikri benar-benar ingin menjadikan Faza yang terakhir dalam hidupnya.   Hubungan mereka terus berjalan mulus hingga menuju sebuah pelabuhan indah bernama pernikahan. Faza dan Fikri hidup bahagia sebagai pasangan halal. Tinggal hanya berdua dalam satu atap menjadikan pasangan pengantin baru ini benar-benar berada di puncak kebahagiaan.   Lima bulan berlalu, istri Fikri dinyatakan positif hamil. Mereka bahagia tak terkira. Terlebih saat Fikri menyanyikan sebuah lagu romantis untuk sang istri sebagai bentuk ucapan terima kasih. Wanita hamil itu tak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang mengepung hidupnya berkali-kali. Matanya mengembun. Tentu saja. Mencintai dan dicintai oleh lelaki sebaik Fikri adalah salah satu anugerah terindah dalam hidupnya.   Jogjakarta yang indah nan romantis menjadi saksi akan perjalanan sebuah rumah tangga baru. Fikri yang begitu menghargai dan mencintai wanitanya, selalu memberikan apa pun yang bisa dia lakukan. Tak berlebihan jika Faza berkata bahwa Jogjakarta memanglah istimewa.   Peluh akan perjuangannya dalam mencari nafkah untuk istri dan calon buah hatinya menjadi cambuk untuk diri Fikri sendiri. Itulah jihadnya. Itulah harga dirinya sebagai seorang lelaki.   Secuil rasa benci pada sosok lelaki bernama ayah semakin membuat Fikri ingin membuktikan pada dunia, bahwa tidak semua lelaki brengsek. Tidak semua lelaki hanya ingin mencari keuntungan pada wanita. Karena sejatinya, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tak terkecuali suami dan istri yang harus selalu bersama dalam suka maupun duka.        Bulan demi bulan berlalu dengan sangat indah. Ujian-ujian kecil dalam rumah tangga menjadikan orang tua muda seperti Faza dan Fikri untuk terus belajar. Belajar menjadi teman dan figur panutan untuk anak pertama mereka. Kehadiran gadis kecil sebagai buah cinta pertama mereka benar-benar melengkapi kebahagiaan dua insan usia muda itu.           Tahun pun berganti. Enam tahun sudah terlewati dengan segala asam dan manis. Tak ada yang abadi, termasuk bahagia yang akan berganti duka. Badai besar tengah menanti dan akan menguji kekuatan cinta Fikri dan Faza.   Fikri sakit di tengah wabah pandemi covid-19 tahun 2020. Lambung akut yang dideritanya membuat tubuh segar itu terkikis secara perlahan. Hampir dua bulan berjalan, tetapi Fikri belum menemukan kata sembuh.   Ia menyembunyikan sakitnya karena tidak ingin istrinya kepikiran. Mengingat Faza sedang hamil anak kedua dan sebentar lagi bayi yang diprediksi berjenis kelamin laki-laki itu akan segera melihat dunia.   Fikri kekeh tak mau dibawa ke RS. Berita mengerikan soal ribuan pasien tumbang hingga berakhir di peti jenazah membuatnya enggan bernasib yang sama. Namun, takdir tetap berkuasa di atas segalanya, bukan?   Fikri pasrah saat istrinya bersikeras agar sang suami mau dirawat di rumah sakit. Dengan alasan, dia harus sembuh sebelum HPL anak kedua mereka menjelang. Akan tetapi, garis takdir tetaplah ketetapan Sang Pencipta. Seminggu dirawat, Fikri menyerah dengan sakitnya. Faza histeris saat kabar kepulangan suami tercintanya sampai di telinga. Semua terjadi begitu cepat bahkan sebelum number two lahir. Dunia seolah-olah runtuh menimbun semua mimpi-mimpi indah mereka.   Sanak keluarga, tetangga, dan sahabat menangis mendapati kabar kepulangan Fikri. Lelaki santun yang tak banyak ulah, tetapi Tuhan sudah sangat merindukannya. Tatapan iba dan tangis pilu mengepung kediaman Fikri dan Faza di bumi Sembada. Si sulung yang akan menginjak usia enam tahun dan si bungsu yang masih bersembunyi di balik rahim Faza menjadi perhatian orang-orang terdekat. Kedua anak Faza telah yatim. Fikri pergi terlalu pagi, bahkan sebelum menemani Faza berjuang melahirkan buah hati yang kedua.   Tepat di malam keempat usai tahlilan digelar di kediaman Fikri, perut Faza mengalami kontraksi. HPL yang dijadwalkan akan terjadi di pertengahan tanggal, maju seminggu lebih cepat. Lagi-lagi, Faza harus berjuang tanpa ditemani suami.   Jeritan Faza yang berjuang ditemani sang ibu sungguh menyayat hati. Untuk kedua kalinya ia harus berjuang melahirkan tanpa suami. Saat melahirkan anak pertama, mereka LDR. Faza di Jatim dan Fikri di Jogja, dan kini ... saat kembali melahirkan zuriah kedua, mereka kembali LDR. Faza di dunia, sementara Fikri sudah berada dalam dimensi yang berbeda.   Tangis bayi laki-laki menjeda kesedihan Faza. Dia datang di saat sang ayah telah tiada. Faza ditakdirkan menjadi janda di usia yang sangat muda, 27 tahun. Dia merasa dunia benar-benar tak adil, tetapi apa mau dikata jika semua sudah menjadi jalan takdir?         Janji Fikri menjadikan Faza yang terakhir dalam hidupnya benar-benar telah ia tunaikan. Walaupun kini Faza harus tertatih mengembalikan semangatnya demi kedua buah hatinya bersama lelaki indah itu. Faza benar-benar terkapar dalam perih yang menyayat hati.   Melihat kesedihan pada putrinya, keluarga Faza memutuskan membawa anak dan cucunya untuk kembali ke Jawa Timur dan meninggalkan Jogjakarta yang istimewa. Bukan tanpa pertimbangan. Tiap sudut kota Gudeg itu seolah-olah menampilkan tayangan nostalgia akan awal pertemuan Fikri dan Faza hingga takdir memisahkan keduanya. Faza terlihat murung dengan air mata yang selalu menemani hari-harinya. Usai 40 hari kembalinya Fikri ke haribaan Tuhan, Faza dan kedua anaknya diboyong kembali ke kampung halaman.   Tangis dan peluk cium dari keluarga Fikri mengantarkan Faza melepas semua mimpi indahnya bersama Fikri. Faza sadar, bahwa bertemu dan berpisah semua atas izin-Nya. Namun, manusia tetap merasa tersiksa, terpaksa, hingga lama-lama terbiasa dengan takdir yang telah Tuhan gariskan.  

Share